Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta-fakta Amerika Serikat Jadikan Perang Sebagai Lahan Basah Mencari Uang

Fakta-fakta Amerika Serikat Jadikan Perang Sebagai Lahan Basah Mencari Uang tentara as di irak. ©Ali Haider/EPA

Merdeka.com - Perang dan konflik kerap terjadi di wilayah Timur Tengah. Kondisi ini justru dimanfaatkan Amerika Serikat untuk mendulang keuntungan. Saat perang terjadi, peralatan perang hingga bantuan pasukan militer dibutuhkan. Hal ini yang dimanfaatkan AS.

Amerika Serikat memang dikenal sebagai negara adikuasa dengan militer terkuat di dunia. Bukan hanya personel militer yang terlatih, AS juga memiliki sejumlah peralatan militer canggih yang ditakuti dunia.

Berikut fakta-fakta Amerika Serikat menjadikan konflik dan perang sebagai lahan basah meraup untung:

Jualan Peralatan Militer

Amerika Serikat memiliki sejumlah perusahaan pembuatan peralatan militer hingga kendaraan tempur. Perusahaan-perusahaan itu, seperti Lockheed Martin Corp, General Dynamics dan United Technologies Corp. Masing-masing perusahaan itu memiliki hasil produksi yang berbeda. Lockheed Martin Corp dikenal sebagai perusahaan pembuatan pesawat tempur, seperti jet tempur F-16, F-22, dan F-35.

Kemudian General Dynamics dikenal sebagai perusahaan pembuatan senjata, rudal, kapal perang, kapal selam, dan roket. Selanjutnya United Technologies Corp merancang dan menjual sistem yang canggih untuk helikopter militer, sistem autopilot, dan sistem peringatan senjata berpemandu laser.

Sejumlah negara membeli senjata buatan AS, seperti Indonesia, Arab Saudi, dan sejumlah negara yang sedang berperang. Kemudian pada 2017, negara-negara seperti Israel, Inggris, Mesir, Irak, dan Australia juga ikut membeli senjata AS.

Untuk Arab Saudi, senjata AS diperlukan untuk melawan pemberontak Houthi, Yaman. Pada Maret 2018, Gedung Putih mengumumkan kepada Kongres telah menyepakati penjualan senjata senilai USD 1 miliar atau Rp 13,7 triliun kepada Arab Saudi. Adapun paket penjualan itu mencakup 6.700 tank anti-rudal buatan Amerika Serikat.

Kemudian pada Mei 2018, AS juga menjual senjata kepada Arab Saudi, Yordania dan Uni Emirat Arab senilai lebih dari USD 8 miliar. Penjualan senjata ini tentu tidak disetujui oleh Kongres AS, karena banyaknya korban sipil dari serangan ke Yaman, serta pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di sebuah konsulat Saudi di Turki.

Jualan Pasukan Militer

Presiden Amerika Serikat dalam wawancara dengan stasiun televisi Fox News mengatakan dia membuat Arab Saudi membayar AS atas penambahan pasukan di kawasan Timur Tengah menyusul situasi yang kian menegangkan belakangan ini.

"Arab Saudi membayar untuk tentara kita. Kita punya hubungan sangat baik dengan Arab Saudi," kata Trump dalam wawancara dengan Fox News, seperti dilansir laman Middle East Monitor, Senin (13/1).

"Saya bilang, begini, Anda adalah negara kaya. Anda mau tambahan tentara? Saya akan kirimkan mereka untuk Anda, tapi Anda harus membayar. Mereka membayar. Mereka sudah menaruh deposit USD 1 miliar di bank," kata Trump.

Oktober lalu Pentagon mengatakan menyetujui pengerahan 3.000 tentara tambahan dan peralatan militer ke Arab Saudi setelah perusahaan minyak mereka, Aramco, mengalami serangan rudal September lalu. Kelompok pemberontak Huthi di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Peralatan militer yang dikerahkan ke Saudi termasuk rudal Patriot, sistem pertahanan THAAD dan jet tempur.

Anggota parlemen AS Justin Amash menyebut tindakan Trump itu sama saja dengan menjual tentara.

"Dia menjual tentara," kata Amash dalam kicauannya di Twitter menanggapi pernyataan Trump dalam wawancara Fox News itu.

Jual Bahan Bakar untuk Pesawat Tempur

Tak hanya penjualan senjata dan pengiriman pasukan militer, Amerika Serikat juga menjual bahan bakar untuk kendaraan tempur. Dua negara yang membeli bahan bakar tersebut yakni Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Namun Arab Saudi belum membayar ongkos operasi pengisian bahan bakar di udara yang dilakukan militer AS kepada jet-jet tempur Saudi.

AS sempat menghentikan bantuan pengisian bahan bakar jet Saudi di udara ketika mereka menggempur pemberontak Huthi di Yaman pada November 2018.

Pada Desember 2018, militer AS mengatakan mereka menagih biaya sebesar USD 331 juta kepada Saudi dan Uni Emirat Arab setelah memberi bantuan pengisian bahan bakar jet tempur di udara dalam perang di Yaman. Lebih dari setahun kemudian Saudi masih belum membayar biaya itu.

"Proses pembayarannya masih berlangsung dan kami mengharapkan biaya itu diganti sepenuhnya. Saya tidak bisa menguraikan secara spesifik proses penggantian biaya itu," ujar Rebarich kepada CNN.

(mdk/dan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perusahaan Ini Makin Cuan selama Perang Israel dan Palestina
Perusahaan Ini Makin Cuan selama Perang Israel dan Palestina

Feinstein tidak menampik kondisi peperangan memang menjadi benefit bagi industri pertahanan.

Baca Selengkapnya
Siasat Muka Dua Amerika Suplai Senjata Canggih ke Israel
Siasat Muka Dua Amerika Suplai Senjata Canggih ke Israel

Amerika Serikat membantu negara-negara Arab dengan senjata. Tapi diam-diam membantu Israel dengan kucuran uang.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Senjata Makin Cuan Selama Perang di Timur Tengah dan Ukraina, Ini Datanya
Perusahaan Senjata Makin Cuan Selama Perang di Timur Tengah dan Ukraina, Ini Datanya

Peneliti menilai tren meraup laba bagi perusahaan produsen senjata itu akan berlanjut di tahun depan.

Baca Selengkapnya
Bukan Cuma Amerika, ini Daftar Negara-negara Penyuplai Senjata Israel, Nilainya Fantastis
Bukan Cuma Amerika, ini Daftar Negara-negara Penyuplai Senjata Israel, Nilainya Fantastis

Negara yang membantu memberikan suplai peralatan militer ke Israel.

Baca Selengkapnya
Belanja Militer Global Pecah Rekor dan Tembus USD 2,4 Triliun, Amerika Serikat Keluarkan Uang Paling Banyak
Belanja Militer Global Pecah Rekor dan Tembus USD 2,4 Triliun, Amerika Serikat Keluarkan Uang Paling Banyak

Nilai belanja militer itu naik 6,8 persen dari 2022 dan mencatat lompatan paling tajam sejak 2009, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.

Baca Selengkapnya
Selain AS, ini Daftar Negara Pemasok Senjata Utama ke Israel
Selain AS, ini Daftar Negara Pemasok Senjata Utama ke Israel

Sejumlah negara Eropa menjadi pemasok senjata Israel. Mulai kapal selam hingga jet tempur ringan.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Senjata Inggris Raup Untung Hingga Rp53 Triliun karena Agresi Israel di Gaza
Perusahaan Senjata Inggris Raup Untung Hingga Rp53 Triliun karena Agresi Israel di Gaza

Keuntungan ini bersumber dari perang Ukraina-Rusia yang masih berlangsung hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu

Konflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.

Baca Selengkapnya
Israel Terima 50.000 Ton Senjata dari AS Sejak 7 Oktober, Dikirim 607 Kali dari Udara dan Laut
Israel Terima 50.000 Ton Senjata dari AS Sejak 7 Oktober, Dikirim 607 Kali dari Udara dan Laut

Israel telah membunuh lebih dari 40.000 warga Palestina di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya
Pecah Perang Iran-Israel Picu Kenaikan Harga BBM hingga Krisis Bahan Pangan, Begini Penjelasannya
Pecah Perang Iran-Israel Picu Kenaikan Harga BBM hingga Krisis Bahan Pangan, Begini Penjelasannya

Sederet potensi gangguan ekonomi akibat pecah peran Iran-Israel di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya
Selama 77 Tahun, Israel Terima Dana Bantuan Rp4.127 Triliun dari Amerika Serikat
Selama 77 Tahun, Israel Terima Dana Bantuan Rp4.127 Triliun dari Amerika Serikat

Bantuan Amerika untuk Israel tidak hanya berbentuk uang. Negara yang dijuluki polisi dunia itu juga mengirimkan alutsista ke Israel.

Baca Selengkapnya
Alutsista Buatan Indonesia Ini Laris Manis di Pasar Internasional
Alutsista Buatan Indonesia Ini Laris Manis di Pasar Internasional

Salah satu alutsista Indonesia paling laku yaitu Anoa 6x6 yang dibuat PT Pindad. Anoa 6x6 ini dipesan Malaysia, Pakistan, Timor Leste dan lainnya.

Baca Selengkapnya