Ilmuwan China: Virus Corona Ditemukan Bermutasi di Satu Keluarga
Merdeka.com - Ilmuwan China menyampaikan mereka telah mendeteksi 'serangan' mutasi virus corona yang kemungkinan terjadi selama penularan di antara satu anggota keluarga. Sementara dampak mutasi virus itu belum diketahui, mereka memiliki potensi untuk mengubah cara virus bereaksi.
Para peneliti yang mempelajari sekelompok infeksi dalam sebuah keluarga di provinsi selatan Guangdong mengatakan gen virus mengalami beberapa perubahan signifikan ketika menyebar di dalam satu anggota keluarga.
Virus bermutasi setiap saat, tetapi sebagian besar perubahannya identik atau "diam", memiliki sedikit efek pada cara virus bereaksi. Lainnya, yang dikenal sebagai substitusi tak identik (nonsynonim), dapat mengubah sifat biologis, memungkinkan virus beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan China? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
-
Bagaimana cara virus Corona varian Omicron bermutasi? Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Siapa yang bisa diserang virus? Virus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu. Cacing tersebut mati saat belum terbentuk secara sempurna atau masih dalam bentuk larva.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan China dalam eksperimen terbaru? Dalam sebuah eksperimen terbaru, tim ilmuwan China berhasil mendeteksi pesawat siluman menggunakan sinyal dari satelit Starlink milik Elon Musk.
-
Virus kerja nya gimana? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus. Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang.
Dua perubahan nonsynonim terjadi pada jenis virus yang diisolasi dari keluarga, menurut sebuah studi baru oleh Profesor Cui Jie dan rekan di Institut Pasteur Shanghai.
Kasus ini mengindikasikan "evolusi virus mungkin telah terjadi selama penularan dari orang ke orang", tulis mereka dalam makalah yang diterbitkan dalam jurnal National Science Review pada 29 Januari.
"Diperlukan pemantauan ketat terhadap mutasi virus, evolusi, dan adaptasi," tambah mereka.
Tim Cui juga mendeteksi total 17 mutasi tidak bernama dari kasus-kasus di seluruh China antara 30 Desember dan akhir Januari, tulis mereka, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post, Selasa (4/2).
Tetapi "kami belum memiliki jawaban" tentang apakah virus corona baru berubah lebih cepat daripada SARS atau virus lain, menurut Shi Zhengli, seorang peneliti di Institut Virologi Wuhan, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
SARS, atau sindrom pernafasan akut yang parah, bermutasi dengan kecepatan 1 hingga 3 perubahan per seribu "situs" setiap tahun, menurut penelitian sebelumnya.
Shi mengatakan bahwa para ilmuwan masih belum mengetahui kecepatan mutasi virus corona baru karena sebagian besar urutan (gen virus) yang tersedia tidak lengkap.
Mengurutkan seluruh genom memakan waktu dan berbiaya mahal. Gen virus corona baru juga memiliki panjang total hampir 30.000 pasangan basa, lebih lama dari banyak virus lain, termasuk SARS yang merupakan satu keluarga.
Tetapi pada hari Sabtu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Zhejiang (CDC Zhejiang) mengatakan pihaknya bekerja sama dengan raksasa teknologi Alibaba untuk mengembangkan metode baru analisis genom menggunakan kecerdasan buatan untuk mempelajari virus dari sampel pasien.
CDC Zhejiang mengatakan teknologi baru itu diharapkan dapat memangkas waktu pengurutan dari beberapa jam menjadi sekitar 30 menit, memungkinkan para ilmuwan untuk melacak mutasi lebih cepat dan lebih tepat.
Qiu Haibo, anggota panel pakar nasional yang memberi nasihat kepada pemerintah tentang perang melawan virus, mengatakan pada hari Minggu bahwa sejauh ini tidak ada bukti bahwa mutasi dapat menyebabkan "infeksi berulang".
Namun secara teori, mutasi dapat membuat pasien yang telah sembuh kembali sakit dan menipu metode deteksi yang ada karena mereka hanya menargetkan segmen kecil dari genom virus.
Sebuah studi yang dipimpin oleh peneliti Universitas Minnesota, Li Fang memperkirakan bahwa satu mutasi pada titik tertentu dalam genom dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan virus untuk mengikat sel pada permukaan sistem pernapasan manusia, menurut makalah mereka yang diterbitkan dalam Journal of Virologi pada 29 Januari.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Munculnya wabah misterius ini mirip dengan awal kemunculan Covid-19 tiga tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaTim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaVirus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil, yang hanya sampai 200 mikron.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaGejala Mycoplasma pneumonia yang ditimbulkan sebenarnya terbilang ringan.
Baca Selengkapnya