Ilmuwan Temukan Terowongan yang Mengarah Pada Kehidupan Purba, Makhluk Pembuatnya Masih Menjadi Misteri
Ahli geologi meneliti batu kapur di gurun Namibia, Oman, dan Arab Saudi untuk mengetahui misteri ini.

Bagi sebagian besar organisme di Bumi, batu hanyalah objek, bukan makanan. Namun, bagi satu mikroba unik, batu kapur gurun tampaknya bisa menjadi santapan. Tetapi, bentuk makhluk misterius ini masih belum diketahui.
Baru-baru ini, Cees Passchier, ahli geologi dari Universitas Johannes Gutenberg Mainz mengungkap sesuatu yang tampak seperti terowongan kecil pada marmer batu kapur di gurun Namibia, Oman, dan Arab Saudi.
Meskipun tidak ada lagi yang merangkak di sana, terowongan fosil tersebut mengalami erosi. Passchier dan tim peneliti menyelidiki lebih lanjut dan menemukan materi biologi di dalamnya.
Gersang tapi sesekali hujan
“Asal usul biotik dari struktur yang diamati mengasumsikan adanya cairan air. Tanpanya, pertumbuhan biologis tidak mungkin terjadi,” kata tim tersebut dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Geomicrobiology Journal.
“Wilayah yang diteliti saat ini gersang, tetapi sesekali mengalami hujan dan kabut pantai yang tebal. Sementara itu, di masa lalu terjadi periode lembab,” ucapnya.
Seperti dilansir Popular Mechanics, Rabu (26/3), jenis mikroorganisme yang membuat terowongan tersebut kemungkinan adalah bakteri, jamur, dan lumut kerak. Mereka menunjukkan dapat bertahan hidup dalam kondisi ekstrem. Beberapa di antaranya bersifat endolitik, artinya mereka hidup didalam batu.
Passchier ingin melihat apakah organisme yang membuat terowongan itu mungkin termasuk dalam kelompok tersebut. Menurutnya, jamur dapat mengebor melalui batu dan meninggalkan saluran atau tabung, dan beberapa jenis sianobakteri juga tumbuh subur di batu kapur atau marmer.
Tidak mungkin organisme misterius itu adalah sianobakteri karena mereka membutuhkan sinar matahari untuk fotosintesis. Jadi, Mereka tidak bisa mengebor batu sedalam itu.
Jamur mengeluarkan zat pencernaan yang dikenal sebagai miselium yang cenderung memiliki jaringan teratur. Liang-liang tersebut sejajar dan berjarak sama, hal tersebut tidak biasa bagi jamur, dan tidak ada pola lain yang diamati. Jadi, kemungkinan besar mereka bukan biang keladinya.
Karena terowongan tersebut ternyata terlalu lebar jika hanya dibuat oleh satu organisme pada satu waktu, hal ini menunjukkan adanya lingkaran pertumbuhan. Kemungkinan besar, terowongan-terowongan tersebut dibentuk oleh koloni mikroba.
Debu kalsium karbonat yang ditemukan di terowongan tersebut juga merupakan ekskresi umum dari mikroba yang hidup di jenis batuan ini. Namun, belum ada fosil organisme yang ditemukan, melainkan hanya bukti keberadaan mereka.
Reporter magang: Devina Faliza Rey