Ilmuwan Temukan Virus Baru Mirip Covid Pada Kelelawar, Bisa Menular ke Manusia
Merdeka.com - Virus Corona baru yang berasal dari kelelawar dan mirip virus Covid-19 berhasil ditemukan tim ilmuwan China dan Australia. Virus Corona baru itu diketahui lebih berbahaya karena virus itu dapat menginfeksi manusia hingga hewan ternak.
Awalnya tim ilmuwan mengambil sampel dari 149 kelelawar yang berada di Provinsi Yunan. Berdasarkan penelitian, tim ilmuwan menemukan dari sampel-sampel yang diambil terdapat beberapa sampel yang terkait erat dengan Sars-Cov-2 dan Sars.
“Ini berarti virus mirip Sars-Cov-2 masih beredar di kelelawar China dan terus menimbulkan risiko kemunculan (wabah),” jelas Profesor Eddie Holmes, ahli biologi evolusi dan ahli virologi di University of Sydney, dikutip dari The Telegraph, Rabu (30/11).
-
Mengapa kelelawar jadi sumber penularan? Kelelawar buah, disebut juga rubah terbang, merupakan hewan reservoir NiV di alam.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Dimana tim khusus Kemenkes mengambil sampel? Dikutip dari ANTARA, tim peneliti itu mengambil sampel darah penderita DBD, kemudian mengambil sampel nyamuk dan jentik nyamuk di lima lokasi penelitian.
-
Kenapa kelelawar jadi penyebar virus? Ada beberapa alasan ilmiah yang menjelaskan mengapa kelelawar bisa menjadi reservoir alami bagi berbagai virus yang berpotensi mematikan bagi manusia.
-
Apa itu sampel dalam penelitian? Sementara sampel adalah bagian dari populasi yang hendak diteliti.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
Bahayanya lagi, penelitian menemukan, kelelawar dapat terinfeksi secara berulang-ulang virus itu secara bersamaan. Jika virus dapat menginfeksi secara berulang-ulang, maka menunjukkan kemampuan virus menukar kode genetik untuk membentuk patogen baru yang lebih berbahaya.
“Pesan utama adalah setiap kelelawar dapat menampung banyak spesies virus yang berbeda, kadang-kadang menjadi inang bagi mereka pada saat yang sama,” ujar Profesor Jonathan Ball, ahli virologi di University of Nottingham.
Ball kembali menjelaskan virus itu menunjukkan kemampuan untuk menukar kode genetika yang penting bagi ketahanan virus sehingga dapat menimbulkan varian baru.
Profesor Stuart Neil dari King’s College London menjelaskan penelitian ini dapat memberikan pemahaman baru terkait evolusi dan ekologi virus Corona. Baginya penelitian ini menunjukkan ancaman penularan virus dari hewan ke manusia masih ada.
Analisis sebelumnya mengungkap setidaknya setiap tahun sekitar 400.000 orang di China dan Asia Tenggara
terpapar virus yang disebarkan kelelawar. Dari lima virus berlabel “virus yang menjadi perhatian”, satu virus bernama BtSY2 yang memiliki karakteristik Sars adalah virus yang membunuh 774 orang dan menginfeksi 8.000 orang dalam wabah pada tahun 2003. Sedangkan Sars-Cov-2 menyebabkan pandemi Covid-19 di dunia.
Sebelumnya virus BtSY2 memiliki domain pengikat reseptor yang sangat mirip dengan Sars-Cov-2. Karena sangat mirip, maka virus itu dapat menginfeksi manusia.
“Ini sedekat virus BANAL kelelawar dari Laos, dan virus hewan terdekat yang pernah kami lihat dari China,” jelas Profesor Holmes merujuk pada temuan virus itu pada kelelawar di Laos tahun lalu.
Temuan virus Corona baru yang berbahaya itu ditemukan setelah dilakukannya Kongres One Health di Singapura awal bulan November. Dalam kongres itu, para ahli menjelaskan beberapa virus Corona memiliki asal yang sama dengan Sars-Cov-2.
“Kita perlu mengurutkan seluruh genom virus dari virus kelelawar yang bersirkulasi ini, bukan hanya potongan kecil karena mereka bermutasi dan bergabung kembali secara konstan,” jelas Profesor Joel Wertheim, ahli biologi evolusi di University of California San Diego.
“Jika kita tidak mengurutkan potongan kecil genom virus kelelawar ini, kita mungkin kehilangan bagian penting yang mengungkapkan asal Sars-CoV-2,” lanjutnya.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelelawar merupakan hewan yang menjadi penyebab dari peredaran sejumlah virus yang berbahaya.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca Selengkapnyavirus monkeypox atau cacar monyet di Indonesia, yang sudah masuk sejak tahun 2022 silam
Baca SelengkapnyaVirus Nipah yang menyebar di India disebut berasal dari kelelawar atau babi. Penyakit ini memiliki angka kematian sekitar 70 persen bagi yang terinfeksi.
Baca SelengkapnyaMakhluk bersayap ini tertangkap jaring dan kemudian diteliti.
Baca SelengkapnyaKemenkes mulai melakukan surveilans untuk mewaspadai masuknya virus Nipah.
Baca SelengkapnyaLebih dari 100 orang meninggal hanya dalam dua pekan.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah adalah jenis virus yang ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis).
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKemenkes menemukan kasus suspek cacar monyet atau mpox di Tangerang,
Baca SelengkapnyaTim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaVarian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Baca Selengkapnya