Israel Tutup Sekolah dan Pindahkan Rumah Sakit ke Bawah Tanah Usai Dibom Hizbullah
Hizbullah mengebom pangkalan udara Ramat David dan fasilitas militer Israel lainnya.
Setelah dibom Hizbullah dari Lebanon, Israel menutup sekolah dan memindahkan rumah sakit ke bawah tanah pada Minggu (22/9). Hizbullah menyerang pangkalan udara Ramat David, yang terletak lebih dari 50 kilometer dari perbatasan Israel-Lebanon.
Dilansir The Cradle pada Minggu (22/9), ada kemungkinan bahwa perang ini akan meluas karena kedua pihak saling menyerang. Serangan Hizbullah ini merupakan balasan atas teror pager yang dilakukan Israel pekan lalu di Lebanon.
Media Israel melaporkan, Kampus Perawatan Kesehatan Rambam di Haifa dan Rumah Sakit Afula menghentikan pengobatan dan membatalkan operasi yang tidak mendesak, sedangkan klinik rawat jalan telah dihentikan sampai waktu yang ditentukan.
Rumah sakit tersebut juga telah menutup tempat parkir bawah tanah untuk mempersiapkan operasi.
Selain itu, rumah sakit di wilayah utara telah menimbun persediaan dan obat-obatan untuk menghadapi skenario terburuk, di mana mereka harus beroperasi secara mandiri tanpa dukungan eksternal.
“Dalam perang, hal-hal yang tidak terduga akan terjadi. Rumah sakit mungkin akan terisolasi dan harus membuat keputusan sendiri. Kami akan mendukung mereka dengan tenaga kerja dan peralatan, tetapi kami memasuki wilayah yang belum dipetakan,” kata Dirjen Kementerian Kesehatan, Moshe Bar-Siman-Tov.
"Kami telah mengkonsolidasikan klinik-klinik kami dan memiliki peralatan lengkap dengan dokter keluarga, dokter anak, perawat, pekerja sosial, dan terapis emosional. Kami telah bersiap menghadapi eskalasi ini dan berkoordinasi erat dengan Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah, dan Komando Front Dalam Negeri," kata Direktur RS Maccabi, Tzipi Cohen, yang berada di daerah Galilee-Golan, kepada media Israel.
Sekolah-sekolah juga diperintahkan ditutup di daerah perbatasan Israel-Lebanon dan Israel-Suriah.
Teror Israel
Sebelum Hizbullah menyerang, pesawat tempur Israel menembakkan empat rudal ke bangunan tempat tinggal di Beirut pada Jumat, membunuh sedikitnya 50 orang, termasuk komandan tinggi Hizbullah, Ibrahim Aqil.
Pada Selasa dan Rabu pekan lalu, intelijen Israel meledakkan ribuan pager dan walkie-talkie milik anggota Hizbullah, yang menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai 3.000 lainnya, termasuk warga sipil.
Menanggapi serangan Hizbullah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan melakukan lebih banyak serangan teror.
"Selama beberapa hari terakhir, kami menyerang Hizbullah dengan serangkaian serangan yang tidak pernah mereka bayangkan," katanya dalam sebuah pernyataan video.
“Jika Hizbullah tidak menerima pesan tersebut, saya jamin, mereka akan menerima pesan tersebut,” pungkas Netanyahu.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti