Jaksa Libanon resmi dakwa Pangeran Saudi selundupkan 2 ton narkoba
Merdeka.com - Kejaksaan Libanon resmi menetapkan Pangeran Abdul al-Muhsin Bin Walid Bin Abdulaziz Al Saud, bersama empat warga negara Arab Saudi lainnya, sebagai tersangka pelaku penyelundupan narkoba kelas berat. Dalam aksi dilakukan pekan lalu itu, para tersangka berupaya meloloskan 2 ton narkoba jenis Captagon dan Kokain melewati pabean.
Pihak-pihak yang membantu aksi sang pangeran Saudi membawa narkoba memakai jet pribadinya ikut diseret ke meja hijau. Mereka ini terdiri dari tiga warga Libanon dan dua warga Arab Saudi, tapi diduga hanya memfasilitasi penyelundupan.
"Total ada 10 orang, termasuk lima yang telah ditahan sampai sekarang yakni Pangeran Saudi dan lima warga Saudi lainnya didakwa atas pasal pidana narkoba. Bukti awal menunjukkan para tersangka hendak menyelundupkan dan menjual captagon," kata juru bicara Kejaksaan seperti dilansir Stasiun Televisi Aljazeera, Selasa (3/11).
-
Siapa yang ditangkap di Arab Saudi? Aparat Keamanan Arab Saudi menangkap WNI yang menjanjikan haji tanpa antre di media sosial Beberapa waktu terakhir, Aparat Keamanan Arab Saudi menangkap Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjanjikan haji tanpa antre di media sosial.
-
Siapa dalang penyelundupan? Di balik kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh Barat pertengahan Maret 2024 lalu ternyata didalangi oleh warga lokal.
-
Apa yang diselundupkan? Pria Ini Ketahuan Selundupkan 100 Ular Hidup di Celananya, Begini Cara Dia Menyimpannya Ratusan ular itu hendak diselundupkan ke China dari Hong Kong.
-
Apa jenis narkoba yang diselundupkan? 'Awalnya kami menemukan adanya temuan narkotika jenis sabu sebanyak 2 paket sedang dengan berat kotor 202 gram yang dikirim lewat kargo bandara dengan modus ekspedisi helm,' ujar Kasat Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru Kompol Manapar Situmeang kepada merdeka.com Senin (20/5).
-
Bagaimana cara sabu diselundupkan? 'Awalnya kami menemukan adanya temuan narkotika jenis sabu sebanyak 2 paket sedang dengan berat kotor 202 gram yang dikirim lewat kargo bandara dengan modus ekspedisi helm,' ujar Kasat Reserse Narkoba Polresta Pekanbaru Kompol Manapar Situmeang kepada merdeka.com Senin (20/5).
Pangeran Abdul al-Muhsin dicokok aparat bea cukai Bandar Udara Internasional Rafik Hariri, Ibu Kota Beirut, Libanon, pada 26 Oktober lalu. Dia dan komplotannya mengemas barang haram itu dalam 40 koper memanfaatkan jalur hijau pengguna pesawat pribadi.
Belum diketahui berapa ancaman hukuman maksimal yang bisa diterima Pangeran Abdul al-Muhsin. Bea Cukai Libanon mengatakan dari sisi kuantitas, penyelundupan ini terbesar sepanjang sejarah Bandara Rafik Hariri.
Kemenakan penguasa Negeri Petro Dollar itu sampai sekarang masih ditahan di Beirut. Diduga kuat, Pangeran Muhsin memperoleh barang haram itu dari beberapa kota Libanon dan perbatasan Suriah. Narkoba tersebut akan dipasok ke kota-kota besar Timur Tengah. Tidak dijelaskan bagaimana petugas pabean bisa mengendus barang haram itu dalam kargo pesawat sang pangeran.
Badan Narkoba dan Kejahatan PBB mencatat pasokan narkotika dari kawasan konflik Timur Tengah meningkat saban tahun. Pada 2014 saja, peredaran 55 persen amphetamine dunia berasal dari Saudi, Suriah, dan Yordania.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Irjen Iqbal menyebutkan pihaknya akan terus konsisten dalam pemberantasan penyalahgunaan narkotika.
Baca SelengkapnyaPihaknya melakukan operasi kurang lebih 3 minggu untuk mengungkap kasus.
Baca SelengkapnyaMenjatuhkan vonis pidana penjara seumur hidup Suparman, terdakwa kurir 13 kilogram sabu-sabu
Baca SelengkapnyaTim mengejar hingga ke semak belukar yang tidak jauh dari kediamannya di pesisir sungai Kahayan, Kalimantan Tengah.
Baca SelengkapnyaPolisi berhasil membongkar kasus peredaran narkoba jenis sabu jaringan lapas di Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaBahkan, sebagian sabu lainnya diselipkan di celana dalam bagian bokong
Baca SelengkapnyaKasus terungkap berkat informasi masyarakat yang melaporkan adanya seorang bandar narkotika
Baca SelengkapnyaSH dan BA ditangkap pada Kamis 4 Mei 2023 sekitar pukul 19.05 WIB di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan di dua lokasi berbeda, dimana salah satu tersangka ada pegawai Lapas.
Baca SelengkapnyaKetiga pelaku mengedarkan narkoba berasal dari jaringan peredaran sabu-sabu dari Malaysia.
Baca Selengkapnya2.128 tersangka di antaranya sedang dalam proses penyidikan dan 303 tersangka lainnya dilakukan rehabilitasi.
Baca SelengkapnyaPetugas turut mengamankan dua orang inisial AB dan FA di dalam boat itu
Baca Selengkapnya