Ketika 60 Beruang Kutub Kepung Sebuah Desa di Rusia
Merdeka.com - Sejumlah beruang kutub "menyerang" sebuah desa di Rusia yang jaraknya jauh di sebelah utara untuk mencari makanan. Para pejabat menyerukan "patroli beruang' di sekitar desa dan meminta warga mengurangi aktivitas di luar. Menurut pecinta lingkungan, perubahan iklim adalah salah satu penyebab beruang-beruang itu "mengepung" desa Rusia tersebut.
Tatyana Minenko, kepala "Patroli Beruang" desa Ryrkaypiy, Rusia, mengatakan kepada Kantor Berita Rusia RIA Novosti, jumlah beruang kutub yang telah turun di Ryrkaypiy, wilayah Chukotka Rusia, kian bertambah dalam beberapa hari terakhir dan hari ini ada sekitar 60 beruang.
Dilansir dari CNN, Jumat (6/12), kemarin World Wide Fund for Nature (WWF) Rusia menyatakan beruang itu memakan bangkai anjing laut yang berada di pantai desa sejak musim gugur.
-
Siapa yang mengancam populasi beruang madu? Banyak orang masih percaya jika beberapa organ Beruang Madu punya khasiat untuk kesehatan. Perburuan pun makin meluas.
-
Siapa yang mengancam burung kuau raja? Aktivitas manusia yang merusak hutan tidak hanya menyebabkan hilangnya tempat berkembang biak burung ini, tetapi juga mengurangi ketersediaan makanan dan sumber daya yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya.
-
Dimana burung teror hidup? Phorusrhacids mendapat julukan sebagai 'burung teror' karena mereka tidak hanya pemakan daging, bukan memakan buah-buahan atau biji-bijian seperti kebanyakan burung raksasa, namun mereka juga merupakan predator puncak selama setidaknya 43 juta tahun di Amerika Selatan dimana terdapat banyak mamalia besar, seperti dikutip dari IFL Science, Jumat (8/11).
-
Siapa yang berusaha mencegah kera ekor panjang masuk ke pemukiman? Sementara itu Kepala Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Wonogiri, Sukatno, mengatakan bahwa pihaknya sudah berupaya mencegah hewan liar dari luar masuk ke pemukiman.
-
Bagaimana penduduk desa berburu? Temuan ini menunjukkan bahwa penduduk desa kuno memiliki keterampilan pelaut yang luar biasa dan berkelana ke perairan berbahaya untuk berburu mamalia laut dalam untuk mendapatkan makanan.
-
Mengapa populasi beruang madu terancam? Populasi Beruang madu makin terancam karena semakin berkurangnya hutan untuk perkebunan dan pemukiman manusia. Perburuan liar pun makin mengancam populasi Beruang Madu.
"Hampir semua beruang kurus," ucap Minenko, dikutip dari WWF. "Di antara mereka ada yang dewasa, muda, ada juga yang betina dengan anak-anaknya," tambahnya.
Menurut WWF, beruang kutub sering terlihat di daerah sekitar desa, namun jumlah yang "banyak" seperti itu terjadi dalam beberapa hari saja.
WWF mengatakan Relawan dan warga telah mulai berpatroli di sekitar desa, seperti sekolah dan taman kanak-kanak untuk menghindari serangan dari beruang. Seluruh kegiatan yang diadakan di luar telah dibatalkan dan anak-anak diantar ke sekolah dengan bus.
"Kondisi psikologis di desa sangat sulit, para wanita khawatir karena anak-anak mereka berjalan ke sekolah," ucap Anatoly Kochnev, ilmuwan di Institut Studi Biologi Utara Rusia kepada kantor berita TASS.
Kochnev menambahkan, lima tahun sebelumnya tidak lebih dari tiga hingga lima beruang yang mendekati desa. Menurut TASS, jumlah populasi di Ryrkaypiy sekitar 500 penduduk.
"Kami mencoba mengendalikan situasi, namun tidak ada yang tahu apa yang terjadi di sana dalam 3-5 tahun," ucap Kochnev. "Jika populasi walrus berkurang, beruang kutub tidak akan pergi dari sana, tapi mereka akan terus lapar."
Dia mengatakan biasanya beruang tetap tenang saat mereka mendekati manusia. Menurut TASS, terakhir kali seekor beruang membunuh manusia di Ryrkaypiy pada 2011.
Suhu Lebih Hangat jadi Penyebabnya
Para Ilmuwan mengatakan cuaca yang luar biasa hangat di daerah tersebut menyebabkan es mencair dan memengaruhi kebiasaan berburu beruang.
"Jika esnya cukup kuat, maka beruang akan ke laut untuk berburu anjing laut atau hewan laut lainnya," ucap Mikhail Stishov, koordinator proyek WWF-Rusia untuk konservasi Keanekaragaman Hayati Arktik.
"Situasi itu merupakan kondisi yang wajar," katanya. "Kita perlu beradaptasi dengan kondisi ini sehingga tidak ada manusia dan beruang yang menderita."
Desa Ryrkaypiy terletak di dekat pantai Samudera Arktik dan menghadap Pulau Wrangel, atau bisa dikenal sebagai "rumah bersalin" untuk beruang kutub.
Reporter Magang: Denny Adhietya
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaVideo ini viral di media sosial dan telah ditonton jutaan kali di TikTok.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca SelengkapnyaKawasan konservasi itu memiliki wilayah geografis perbukitan. Di dalamnya terdapat banyak keragaman flora dan fauna.
Baca SelengkapnyaSerangan kawanan monyet itu membuat warga resah. Mereka juga menjarah makanan di warung-warung warga.
Baca SelengkapnyaAnjing dan kucing itu terlantar setelah orang-orang meninggalkan desa untuk mengungsi akibat erupsi Gunung Ruang.
Baca SelengkapnyaKawanan monyet ini diduga kekurangan makan karena hutan di lereng Gunung Lawu kondisinya memprihatinkan
Baca SelengkapnyaSejak tahun lalu, sudah ada 12 rumah burung hantu yang disebar di empat kecamatan.
Baca SelengkapnyaApa motif di balik pemusnahan massal burung hantu itu?
Baca SelengkapnyaSeorang warga bernama Rusli (62) meninggal dalam upaya penangkapan kera liar di Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, Kamis (21/3) pagi.
Baca SelengkapnyaBKSDA Jawa Tengah melepasliarkan 25 ekor burung langka ke Papua dan Maluku. Satwa endemik itu umumnya diserahkan warga yang memeliharanya secara ilegal.
Baca Selengkapnya