Korban Pembantaian Penduduk Desa Mali Bertambah Jadi 160 Orang
Merdeka.com - Korban tewas dalam serangan pembantaian penduduk desa di Mali bertambah menjadi 160 orang. Lonjakan jumlah korban tersebut disebutkan oleh pejabat lokal dan petugas keamanan setempat, setelah sebelumnya tim penyelidik PBB menyebutkan ada 153 orang tewas dan 73 orang terluka dalam serangan mengerikan tersebut.
Serangan ini terjadi pada Sabtu (23/3) lalu di desa Ogossagou, kota Mopti, Mali Tengah. Saat itu, orang-orang bersenjata berpakaian tradisional seperti suku pemburu Donzo menyerang desa yang dihuni oleh sebagian besar penggembala Fulani.
Para penyerang ini menuding suku Fulani menyembunyikan para ekstremis Islam di desanya, di mana tuduhan ini dibantah keras oleh Fulani.
-
Bagaimana penduduk desa berburu? Temuan ini menunjukkan bahwa penduduk desa kuno memiliki keterampilan pelaut yang luar biasa dan berkelana ke perairan berbahaya untuk berburu mamalia laut dalam untuk mendapatkan makanan.
-
Siapa yang menjadi target serangan? Sebuah laporan baru yang diterbitkan menyatakan bahwa 1,46 miliar pengguna aktif iPhone di seluruh dunia menghadapi serangan siber yang ditujukan pada ID Apple mereka.
-
Siapa yang melakukan serangan? Pada Sabtu (19/10), wilayah Beit Lahiya yang terletak di utara Gaza menjadi sasaran serangan oleh Israel.
-
Kapan serangan ini terjadi? Perusahaan keamanan Symantec menemukan bulan ini bahwa tautan tersebut mengarah ke situs web palsu yang meminta penerimanya mengungkapkan nomor ID Apple mereka.
-
Di mana perampokan itu terjadi? Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar Komisaris Besar Mokhamad Ngajib mengatakan kejadian perampokan Jumat (19/1) dini hari, tepat di depan rumah korban di Jalan Rappocini Raya Makassar.
-
Siapa yang menjadi korban serangan? Menurut informasi, suara tersebut berasal dari bom yang diledakan oleh Israel dan menargetkan para pengungsi yang berada di bangunan tersebut.
"Serangan mengerikan ini menandai lonjakan yang signifikan dalam dalam serangkaian kasus kekerasan dilakukan oleh mereka yang menyebut dirinya sebagai 'kelompok pertahanan diri'. Mereka tampaknya berusaha membasmi kelompok-kelompok ekstremis brutal," kata juru bicara kantor HAM PBB, Ravina Shamdasani, dikutip dari Aljazeera, Rabu (27/3).
Shamdasani menambahkan, PBB telah mengirim tim terdiri dari 10 petugas kantor HAM PBB, satu petugas perlindungan anak, dan dua penyelidik ke lokasi untuk menyelidiki serangan yang terjadi pekan lalu. Pihaknya juga menegaskan bahwa PBB akan terus mendampingi kasus ini hingga tuntas.
"Kami melakukan kontak langsung dengan pihak berwenang (setempat). PBB juga telah menawarkan untuk membantu para pelaku pembantaian ke pengadilan untuk memutus kasus kekerasan yang berlarut-larut ini," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan kelompok bersenjata dari kelompok etnis Dogon yang sebagian besar hidup dengan berburu dan bertani menyerang kelompok Fulani, yang memang memiliki sejarah buruk dengannya. Sehari setelah serangan, pemerintah Mali pun mengumumkan pembubaran satu milisi dagon.
"Di beberapa kesempatan, serangan yang dilakukan dipicu oleh keinginan untuk membasmi individu-individu yang terkait dengan kelompok-kelompok ekstremis yang kejam," jelas Shamdasani.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Geng-geng bersenjata telah menguasai sebagian besar wilayah di Haiti.
Baca SelengkapnyaSekelompok TNI masuk ke perkampungan Desa Selamat pada Jumat (8/11) malam sekitar pukul 21.30 WIB.
Baca SelengkapnyaMoro Kogoya membenarkan bahwa perang itu terjadi di kawasan Mulia, Puncak Jaya, Papua.
Baca SelengkapnyaAnak-anak itu bahkan takut ke sekolah karena khawatir akan menjadi sasaran meski tak tahu apa-apa.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui pasti penyebab pecahnya kericuhan itu. Namun kuat dugaan, konflik itu dipicu perebutan batas lahan.
Baca SelengkapnyaBentrokan antarkampung di Sulurang, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto menyebabkan seorang warga atas nama Rustam Ubas meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPrajurit yang diduga terlibat penyerangan itu berasal dari Yon Armed (Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan).
Baca SelengkapnyaHingga kini belum diketahui secara pasti motif penyerangan tersebut.
Baca SelengkapnyaPeristiwa berdarah ini karena sengketa lahan antara Desa Ilepati dan Bugalima sejak 70an tahun lalu hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaBudi Gunawan memastikan proses hukum terhadap insiden ini terus berjalan.
Baca SelengkapnyaIa menyebut, dari puluhan prajurit yang diamankan itu nantinya akan dipilah. Hal ini untuk mengetahui siapa yang terlibat langsung dalam kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaMelihat korban terkapar dengan kondisi luka, pelaku RS kemudian melarikan diri.
Baca Selengkapnya