Makan Keripik Super Pedas, 14 Siswa Jepang Masuk Rumah Sakit, Elon Musk Sampai Berkomentar
Makan Keripik Super Pedas, 14 Siswa Jepang Masuk Rumah Sakit, Elon Musk Sampai Berkomentar
Keripik kentang itu terbuat dari cabai terpedas di dunia.
-
Apa yang dikritik Elon Musk dari Meta? Pertengkaran ini juga terjadi setelah serangkaian kritik dari Musk terhadap produk dan layanan Meta. WhatsApp, layanan perpesanan terenkripsi, menjadi target kritik Musk ketika dia menuduh aplikasi tersebut mengekspor data pengguna setiap malam.
-
Bagaimana siswi terdampak penyakit? Mereka melaporkan penyakit ini telah melumpuhkan kaki mereka, sehingga sebagian besar dari mereka tidak mampu berjalan.
-
Mengapa pekerjaan rumah Elon Musk viral? Menurut laporan Times of India, Rabu (6/11), postingan ini menjadi viral dengan hampir 60.000 tampilan dan juga menarik banyak sekali komentar.
-
Siapa yang terkesan dengan keripik pisang Agung Semeru? Ibu Negara RI, Iriana Jokowi kepincut dengan keripik pisang Agung Semeru dan olahan pisang lain yang dipamerkan di stan pameran produk unggulan Lumajang di Kota Surabaya.
-
Siapa yang khawatir dengan pengaruh Elon Musk? Beberapa anggota parlemen khawatir bahwa Musk dapat memengaruhi kebijakan AS demi kepentingan finansialnya.
-
Siapa yang membagikan tips keripik pisang? Andre, seorang pebisnis keripik pisang yang aktif di platform TikTok, membagikan tips untuk membuat keripik pisang rumahan yang berwarna kuning cerah.
Makan Keripik Super Pedas, 14 Siswa Jepang Masuk Rumah Sakit, Elon Musk Sampai Berkomentar
Empat belas siswa SMU di Tokyo, Jepang, dilarikan ke rumah sakit lantaran memakan keripik kentang super pedas kemarin.
Media setempat melaporkan, sekitar 30 siswa melahap keripik kentang itu setelah salah satu dari mereka membawanya ke sekolah.
Tak lama kemudian, beberapa dari mereka mulai merasa mual dan merasa sakit di bagian mulut. Kondisi ini membuat pihak sekolah memanggil pihak pemadam kebakaran dan polisi.
Seorang siswa laki-laki dan 13 siswi kemudian dibawa ke rumah sakit. Kondisi mereka dalam keadaan sadar dan hanya mengalami gejala ringan.
Dilansir BBC, Rabu (17/7), perusahaan yang memproduksi camilan itu, Isoyama Corp, kemudian mengeluarkan pernyataan berisi permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami konsumennya. Mereka mendoakan agar siswa-siswa itu segera pulih.
Situs resmi perusahaan itu berisi peringatan keras terhadap siapa pun yang hendak mengonsumsi keripik kentang buatan mereka itu.
Mereka melarang konsumen di bawah usia 18 tahun memakan
produk bernama "R 18+curry chips" karena rasa pedasnya luar biasa. Bahkan orang yang suka makan pedas pun diberi peringatan agar berhati-hati mengonsumsi keripik kentang ini.
"Keripik ini sangat pedas sampai bisa membuat Anda kesakitan," kata peringatan perusahaan.
Rasa pedas pada keripik itu berasal dari "cabai hantu" yang dibudidayakan di sebelah timur laut India. Di sana cabai itu dinamakan bhut jolokia. Meski sering dipakai di India, cabai itu terkenal sebagai salah satu cabai terpedas di dunia.
Perusahaan Jepang itu bahkan menyarankan konsumen tidak memakan keripik itu sendirian. Bahkan keripik itu bisa menyebabkan diare jika dikonsumsi berlebihan.
Mereka yang punya darah tinggi dan perut yang lemah dilarang mengonsumsi keripik ini, kata situs resmi perusahaan. Mereka yang di tangannya ada luka juga diminta berhati-hati dalam membuka kemasan keripik ini.
Mereka yang "segan atau terlalu takut" juga tidak dianjurkan untuk mencoba camilan ini.
Salah satu media mengatakan seorang siswa laki-laki membawa keripik tersebut ke sekolah "hanya untuk bersenang-senang".
Menanggapi berita tentang banyaknya siswa yang dirawat di rumah sakit, pengguna X mengunggah "meteran pedas" untuk menunjukkan betapa pedasnya keripik tersebut, sementara yang lain membagikan video pengalaman menyakitkan mereka saat memakannya.
Dalam satu video, seorang pengguna media sosial yang tampak meringis menggambarkannya sebagai "menyakitkan" dan mengatakan itu mengingatkannya pada saat sakit saluran kemih.
Pemilik X, Elon Musk, juga berkomentar, mengatakan "keripik itu pasti sangat pedas!"