Mumi Tertua di Dunia Bukan Berasal dari Mesir, Bangsa Ini Pertama Kali Mengawetkan Mayat 9.000 Tahun Lalu
Peradaban Mesir kuno terkenal dengan mumi-mumi mereka. Namun ternyata, mumi tertua bukan berasal dari Mesir.
Mumi Tertua di Dunia Bukan Berasal dari Mesir, Bangsa Ini Pertama Kali Mengawetkan Mayat 9.000 Tahun Lalu
Mumi Mesir kuno sangat termasyhur. Namun ternyata, mumifikasi mayat bukan pertama kali dilakukan orang-orang Mesir.
Masyarakat Chinchorro di Gurun Atacama, Chili adalah orang pertama yang mengawetkan mayat. Ini terbukti dengan penemuan mumi Chinchorro berusia lebih dari 7.000 tahun. Mumi ini berasal dari sekitar 5050 SM.
Sumber: IFL Science
Namun, ada individu yang lebih tua yang menjadi mumi secara alami di wilayah tersebut yang berasal dari tahun 7020 SM, ketika orang-orang Chinchorro memanfaatkan gurun yang sangat gersang untuk mengawetkan orang mati.
Foto: Shutterstock
-
Bagaimana mumi tertua di dunia diawetkan? Sejumlah besar mumi tertua yang telah ditemukan terawetkan secara alami melalui berbagai faktor, ditelusuri kembali hingga sekitar 5000 SM, ribuan tahun sebelum praktik pengawetan jasad dimulai di Mesir.
-
Dimana mumi tertua di Afrika ditemukan? Mumi Tashwinat yang ditemukan di situs arkeologi Uan Muhuggiag di Libya. Kematian Tashwinat terjadi sekitar 5.400–5.600 tahun yang lalu, menjadikannya mumi tertua yang diketahui dari benua Afrika.
-
Siapa yang menemukan mumi Chinchorro pertama? Max Uhle, seorang arkeolog Jerman, pertama kali mencatat Mumi Chinchorro pada tahun 1917, menemukan beberapa mayat di pantai.
-
Kapan mumi Mesir Kuno dibuat? Semua artefak berasal dari dinasti ke-26 Mesir yang berkuasa antara tahun 664 SM dan 525 SM.
-
Kapan orang Mesir kuno mulai membuat mumi? 'Asal-usul mumifikasi Mesir, yang memiliki bukti ilmiah yang jelas, berada pada masa [sekitar] 4.300 SM,' kata Stephen Buckley, seorang peneliti di Universitas York, Inggris, yang turut menulis dua makalah tentang topik ini.
-
Dimana ditemukannya bukti awal mumifikasi Mesir kuno? Bukti-bukti ini termasuk pembungkus mumi berusia 6.300 tahun yang ditemukan di pemakaman Mesir kuno di situs Mostagedda, sekitar 320 kilometer di sebelah selatan Kairo.
Masyarakat Chinchorro, sekelompok pemburu dan pengumpul di sekitar pantai utara Gurun Atacama, hidup sebagai nelayan yang rajin dan bergantung pada sumber makanan laut. Nama mereka berasal dari cara mereka menangkap ikan dengan jaring insang.
Mereka tinggal di daerah yang sangat kering, Gurun Atacama, yang merupakan salah satu gurun terkering di dunia. Meskipun lingkungan ini sulit bagi kehidupan, masyarakat Chinchorro memanfaatkannya dengan baik.
Salah satu praktik unik mereka adalah membawa jenazah orang yang meninggal ke daerah gurun yang sangat kering. Kondisi ini mencegah pembusukan secara alami dan menyebabkan mumi yang terjaga dengan baik. Manusia Acha, salah satu jenazah tertua, diperkirakan berusia sekitar 9.000 tahun dan ditemukan di daerah kering yang disebut Acha.
Sumber: IFL Science
Terinspirasi oleh proses alami ini, masyarakat Chinchorro kemudian mulai membuat mumi secara sengaja. UNESCO mengaitkan situs Chinchorro dari tahun 5450 SM dengan pembuatan mumi manusia secara artifisial. Banyak mumi yang masih dalam kondisi bagus, memakai pakaian dan hiasan yang mencerminkan budaya mereka.
Namun, perubahan iklim telah menyebabkan degradasi mumi-mumi ini, bahkan beberapa terurai menjadi "lumpur hitam yang menjijikkan."
Meskipun keberadaan situs ini diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 2021, masa depan mumi-mumi Chinchorro menjadi tidak pasti karena dampak perubahan iklim.
Sebelum kemajuan proses mumifikasi oleh Mesir kuno, masyarakat Chinchorro telah lama mengembangkan praktik mumifikasi mereka. Meskipun mumi-mumi Chinchorro telah bertahan selama ribuan tahun, tantangan saat ini adalah memastikan kelangsungan dan pelestariannya di masa mendatang.