Mana Lebih Dulu Ada di Mesir: Mumi atau Piramida? Ilmuwan Punya Jawabannya
Mana Lebih Dulu Ada di Mesir: Mumi atau Piramida? Ilmuwan Punya Jawabannya
Orang Mesir kuno paling dikenal karena cara mereka memperlakukan orang mati.
-
Kapan mumi Mesir Kuno dibuat? Semua artefak berasal dari dinasti ke-26 Mesir yang berkuasa antara tahun 664 SM dan 525 SM.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di makam Mesir Kuno? Mereka berhasil menemukan makam seorang pejabat Mesir kuno dari pertengahan milenium pertama SM, yang dihiasi dengan kemewahan yang sangat mengesankan.
-
Dimana piramida Mesir? Sebagai contoh, selama dinasti ke-25 (sekitar tahun 712 hingga 664 SM), Mesir diperintah oleh firaun-firaun dari Nubia (sekarang Sudan modern dan beberapa bagian Mesir selatan).
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.
-
Dimana artefak Mesir Kuno ditemukan? Para peneliti mengatakan temuan ini akan menjadi harta karun kuno pertama dari 18 barang antik Mesir yang digali pada lokasi terpisah selama 30 tahun di tempat yang paling tidak terduga di Melville House, sebuah bangunan bersejarah di dekat paroki kecil Monimail.
Mana Lebih Dulu Ada di Mesir: Mumi atau Piramida? Ilmuwan Punya Jawabannya
Mulai dari membangun piramida kolosal hingga mengisi makam bawah tanah dengan harta karun dan artefak mewah.
Orang Mesir juga terkenal dengan mumifikasi. Banyak orang mesir yang meninggal kemudian jasad mereka diawetkan dalam bentuk mumi.
Namun, kapan orang-orang di Mesir kuno mulai membuat mumi orang yang sudah meninggal?
"Asal-usul mumifikasi Mesir, yang memiliki bukti ilmiah yang jelas, berada pada masa [sekitar] 4.300 SM," kata Stephen Buckley, seorang peneliti di Universitas York, Inggris, yang turut menulis dua makalah tentang topik ini.
Ia mengatakan kepada Live Science melalui surat elektronik, "Kami mungkin menemukan itu berasal dari masa yang lebih awal lagi" kata Buckley.
Bukti-bukti ini termasuk pembungkus mumi berusia 6.300 tahun yang ditemukan di pemakaman Mesir kuno di situs Mostagedda, sekitar 320 kilometer di sebelah selatan Kairo.
Pemakaman tersebut digali pada awal abad ke-20, dan pembungkusnya dibawa ke Inggris dan sekarang berada di Museum Bolton seperti yang dicatat oleh Buckley dan rekan-rekannya dalam studi PLOS One pada 2014.
Dalam penelitian ini, ilmuwan menguji pembungkus mumi dan menemukan bahwa pembungkus tersebut mengandung resin yang biasanya digunakan dalam mumifikasi.
Pengujian menunjukkan resin ini dibuat dari berbagai bahan seperti minyak nabati, lemak hewani, lilin dan getah tanaman. Resin serupa juga digunakan pada periode waktu berikutnya oleh orang Mesir kuno untuk mumifikasi, kata para ilmuwan.
Untuk menempatkan tanggal 4.300 SM ke dalam konteksnya, ini adalah sekitar satu milenium sebelum orang Mesir mengembangkan hieroglif (tulisan dan abjad Mesir Kuno) sekitar 1.500 tahun sebelum mereka mulai membangun piramida. Ini juga sekitar satu milenium sebelum Mesir bersatu di bawah kekuasaan Firaun.
Meskipun bukti tertua penggunaan cara buatan untuk mumifikasi mayat berasal dari sekitar 4.300 SM, orang Mesir diperkirakan telah melakukan mumifikasi alami pada masa yang lebih awal dari itu.
Mumifikasi alami "adalah proses yang tidak disengaja yang disebabkan oleh kondisi penguburan yang menguntungkan," seperti dikubur di pasir yang panas dan kering, kata Buckley.
"Orang Mesir tidak mulai memumikan mayat mereka secara alamiah pada suatu waktu tertentu sebagai tindakan yang disengaja," kata Buckley.
Salima Ikram, seorang profesor Egyptology di Universitas Amerika di Kairo, mengatakan kepada Live Science, contoh-contoh awal mumi yang dimumikan secara alami berasal dari tahun 5000 SM atau bahkan lebih awal lagi, bahkan setelah mumifikasi buatan dikembangkan, banyak orang Mesir yang masih dimumikan secara alami karena mereka tidak mampu membeli mumifikasi buatan dan dikubur di padang pasir.
"Mayoritas orang Mesir kuno hanya dimasukkan ke dalam lubang di tanah, tanpa persiapan" dan secara tidak sengaja menjadi mumi secara alami," kata Buckley.
Ikram mengatakan, "kita tidak tahu apa yang ada dalam pikiran orang Mesir kuno. Tapi, siapa pun yang dimasukkan ke dalam kuburan berpasir, jauh dari air, dan tidak ditutup dengan tikar alang-alang/peti mati atau dengan kulit, secara alamiah akan menjadi mumi.”
Menurut Museum Royal Ontario, penggunaan mumifikasi buatan menurun ketika agama Kristen menyebar di Mesir antara abad kedua dan kelima Masehi.
Sementara agama Mesir kuno menekankan pentingnya mengawetkan tubuh untuk kehidupan setelah kematian, agama Kristen tidak menganggapnya demikian.