Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pangeran Philip, Antara Jasa, Amal, dan Selera Humornya yang Kontroversial

Pangeran Philip, Antara Jasa, Amal, dan Selera Humornya yang Kontroversial pangeran philip. ©Reuters/Hannah McKay

Merdeka.com - Keluarga paling tersohor sejagat raya kini tengah berduka.

Pangeran Philip, suami dari Ratu Inggris Elizabeth II meninggal pada usia 99 tahun dua hari lalu.

The Duke of Edinburgh, demikian gelar kebangsawanannya--menikahi Ratu Elizabeth pada 1947 dan menjadi sosok suami paling lama dalam sejarah Inggris.

Orang lain juga bertanya?

Dia akan dikenang karena jasa-jasa kegiatan amalnya, dedikasinya kepada layanan publik dan tentu saja, selera humornya yang kontroversial.

Pangeran Philip suatu kali pernah berseloroh tentang dirinya sendiri yang dia sebut sebagai "pencari kotoran paling berpengalaman di dunia". Namun sebagai anak generasi yang lahir ketika negara-negara Eropa saling berperang dan seorang laksamana angkatan laut yang berjasa ketika Perang Dunia Kedua, Pangeran Philip adalah sosok yang unik.

Masa kanak-kanak

Dilansir dari laman CNN, Jumat (9/4), kehidupan Pangeran Philip cukup penuh drama. Keponakan dari Raja Yunani Konstantin I ini adalah Pangeran Yunani dan sekaligus Denmark yang lahir pada 1921 di meja ruang makan di sebuah vila di Pulau Corfu, Yunani.

Delapan belas bulan kemudian dia harus tinggal di pengasingan ketika monarki Yunani digulingkan oleh pemberontak revolusi. Pengalaman itulah yang nantinya membuat Philip berkeinginan memodernisasi Kerajaan Inggris di bawah kepemimpinan sang Ratu.

Bayi kecil Philip kemudian naik kapal Inggris, HMS Calypso, yang memang dikerahkan dalam misi rahasia untuk menyelamatkan keluarganya. Di kapal itu dia tidur di dalam kotak buah.

Tak punya status warga negara--untuk ukuran bangsawan--keluarga Philip yang miskin kemudian berpindah-pindah dari rumah mereka ke kerabat-kerabat di saat Eropa menjelang Perang Dunia Kedua.

Ibunya, Alice, harus masuk klinik psikiater pada 1930. Dia kemudian diasuh oleh pamannya, Lord Louis Mountbatten, dan dia beberapa kali pindah sekolah dari Inggris, Jerman, dan Skotlandia.

Pada 1935 ayahnya, Andrew, memaksa dirinya masuk militer Yunani. Namun Philip lebih memilih tetap bersekolah di Skotlandia. Di sanalah dia bersiap untuk bergabung dengan Angkatan Laut Kerajaan Inggris.

Anak muda Viking

Philip masuk Angkatan Laut pada 1939 tahun yang sama dia bertemu Elizabeth ketika perempuan itu mengunjungi Kampus Angkatan Laut di Dartmouth bersama ayahnya, Raja George VI. Perjalanan Elizabeth dan ayahnya diurus oleh Mounbatten.

Salah satu sepupunya, Lady Kennard, menyebut Philip muda "mirip anak muda Viking, sangat pirang, kuat, dan tampan. Rasanya dia jadi idola siapa pun."

Sebagai warga negara Yunani, Philip awalnya ditugaskan dengan status "warga asing netral" di Angkatan Laut. Tapi ketika Italia menyerang Yunani pada 1940, dia ditugaskan ke Valiant, kapal perang yang beroperasi di Mediterania.

Philip kemudian berjasa dalam pertempuran malam hari pada 1941 di dekat Cape Matapan. Kapal-kapal Inggris menghancurkan banyak kapal Italia. Dia kemudian diberi penghargaan Greek War Cross of Valor. Setelah sejumlah jabatan dan promosi, Philip ditunjuk sebagai Letnan Satu kapal HMS Whelp, kapal perang Inggris yang dikerahkan di Pasifik bersama Angkatan Laut AS saat pertempuran Iwo Jiwa. Seusai Perang Dunia Kedua Philip masih bertugas di Angkatan Laut dan menjalin kedekatan dengan Elizabeth yang kemudian menjadi kisah asmara di tengah publik.

Pada 1947 Philip menjadi warga naturalisasi Inggris, dia pun mendapat gelar kebangsawanan dan mengganti namanya dari Philip Schleswig-Holstein-Sonderburg-Glucksburg dengan nama keluarga yang diambil dari nama paman sekaligus bapak baptisnya, Philip Mounbatten.

Philip dan Elizabeth menikah di Westminster Abbey pada 1947. Tak lama kemudian dia kembali bertugas di Angkatan Laut hingga meraih jabatan Letnan Komandan.

Raja George kemudian sakit dan meninggal pada 6 Februari 1952 ketika Philip dan Elizabeth dalam perjalanan resmi ke Kenya.

Pasangan itu kemudian dianugerahi dua anak sebelum Elizabeth mewarisi takhta kerajaan yaitu Pangeran Charles pada 1948 dan Putri Anne pada 1950. Setelah menjadi Ratu mereka mempunyai dua anak lagi Pangeran Andrew dan Pangeran Edward. Kini mereka punya delapan cucu dan 10 cicit.

"Dia menjadi pasangan hidup yang luar biasa bagi Ratu. Mungkin karena menjadi Ratu adalah tugas yang penuh kesepian," kata Sophia Wessex, istri dari putra bungsu mereka, Pangeran Edward, suatu kali.

Selera humor yang ganjil

Pangeran Philip pernah mengakui dia cukup kesulitan menempatkan diri di tengah keluarga kerajaan. Dia mengatakan dirinya mengemban tugas lebih karena alasan kewajiban ketimbang minatnya.

"Saya tidak mau jadi presiden World Wildlife Fund," kata dia dalam wawancara pada 1992. "Saya diminta untuk itu. Terus terang, saya lebih suka tetap di Angkatan Laut."

Namun karena pekerjaan di bidang amal itulah yang membuat banyak orang mengenangnya. Pada 2016 di Inggris saja sudah lebih dari 2,4 juta orang yang meraih penghargaan Duke of Edinburgh Award. Program ini berjalan di lebih dari 140 negara dan wilayah.

Dia juga menjadi penasihat atau anggota di 785 organisasi nasional yang sebagian besar bergerak di bidang amal.

Selama bertahun-tahun Pangeran Philip dikenal dengan reputasinya yang kerap dipandang rasis.

Pada 1986 Philip membuat pernyataan yang menyinggung banyak orang China. Ketika mengunjungi China dalam perjalanan resmi dia mengatakan kepada siswa pertukaran pelajar asal Inggris: "Kalau kalian tinggal di sini lebih lama mata kalian akan sipit."

Di tahun yang sama dalam sebuah rapat World Wildlife Fund dia mengatakan, "selama masih berkaki empat, tapi bukan kursi, selama masih ada dua sayap dan bisa terbang tapi bukan pesawat, dan selama masih bisa berenang dan mungkin kapal selam, orang Kanton (China) pasti akan memakannya."

Pada 1988 dia bertanya pada siswa Inggris yang baru kembali dari naik gunung di Papua Nugini: "Kalian berhasil tidak dimakan mereka?"

Empat tahun kemudian ketika mengunjungi Australia dengan Ratu, dia dilaporkan pernah bertanya pada sekelompok orang Aborigin: "Apakah kalian masih saling melempar tombak?"

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sosok Hang Nadim Laksamana Perang Pencentus Gerilya Air dan Perjuangannya Lindungi Bintan dari Jajahan Portugis
Sosok Hang Nadim Laksamana Perang Pencentus Gerilya Air dan Perjuangannya Lindungi Bintan dari Jajahan Portugis

Salah satu figur pahlawan legendaris dari Pulau Bintan yang berjasa melindungi tanah kelahirannya dari jajahan bangsa Portugis.

Baca Selengkapnya
Orang Madura Andalan Angkatan Udara Inggris
Orang Madura Andalan Angkatan Udara Inggris

Salah satu pendiri TNI AU. Dia mengikuti puluhan kali misi pengeboman.

Baca Selengkapnya
Peristiwa 8 Januari: Meninggalnya Pangeran Diponegoro pada Usia 74 Tahun di Makassar
Peristiwa 8 Januari: Meninggalnya Pangeran Diponegoro pada Usia 74 Tahun di Makassar

Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.

Baca Selengkapnya
Putra Eks Kasau Tepis Sukses jadi Perwira Polisi karena Anak Jenderal 'Menjadi Perintis Lebih Gagah dari Pewaris'
Putra Eks Kasau Tepis Sukses jadi Perwira Polisi karena Anak Jenderal 'Menjadi Perintis Lebih Gagah dari Pewaris'

Iptu Hafiz Akbar menepis kesuksesan dirinya lantaran anak jenderal.

Baca Selengkapnya
Sosok Laksamana John Lie, Andalan TNI AL untuk Tembus Blokade Belanda
Sosok Laksamana John Lie, Andalan TNI AL untuk Tembus Blokade Belanda

Perwira tinggi TNI AL keturunan Tionghoa ini sempat ditugaskan untuk mengangkut komoditas ekspor ke luar negeri saat kas negara sedang tidak baik-baik saja.

Baca Selengkapnya
Jadi Tema Google Doodle, Kapal Pinisi Bukti Indonesia Kuasai Lautan Sejak Ribuan Tahun Lalu
Jadi Tema Google Doodle, Kapal Pinisi Bukti Indonesia Kuasai Lautan Sejak Ribuan Tahun Lalu

Kapal pinisi menjadi salah satu warisan budaya dunia berasal dari Indonesia, tepatnya dari suku Bugis-Makassar di Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya
Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak
Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak

Sultan Syarif Kasim II menduduki kekuasaan Kesultanan Siak saat usianya 16 tahun. Selain jadi raja termuda, dirinya juga menjadi raja terakhir.

Baca Selengkapnya
Kisah Heroik Kerto Pengalasan, Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang Kecanduan Opium
Kisah Heroik Kerto Pengalasan, Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang Kecanduan Opium

Setelah masa Perang Jawa, ia menikmati masa pensiun dengan kehidupan yang damai di Semarang hingga wafat pada tahun 1856.

Baca Selengkapnya
Sosok Panglima Polem, Panglima Aceh yang Bergerilya Bersama Teuku Umar Melawan Belanda
Sosok Panglima Polem, Panglima Aceh yang Bergerilya Bersama Teuku Umar Melawan Belanda

Atas jasa serta perjuangannya, namanya kini diabadikan menjadi nama sebuah ruas jalan yang ada di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Kisah Perjuangan Radin Intan II, Pahlawan Nasional Kebanggaan Masyarakat Lampung
Kisah Perjuangan Radin Intan II, Pahlawan Nasional Kebanggaan Masyarakat Lampung

Ketika melawan Belanda, Radin Intan II dikenal sebagai sosok pemimpin panglima perang di usianya yang masih 16 tahun.

Baca Selengkapnya
Keturunan Panglima Perang Pangeran Diponegoro, Sosok yang Masa Kecilnya Tinggal di Luar Negeri & Fasih 4 Bahasa Asing ini jadi Capres
Keturunan Panglima Perang Pangeran Diponegoro, Sosok yang Masa Kecilnya Tinggal di Luar Negeri & Fasih 4 Bahasa Asing ini jadi Capres

Bacapres ini punya hubungan garis keturunan dengan Pangeran Diponegoro.

Baca Selengkapnya
Wafatnya Pangeran Antasari 11 Oktober 1862, Pahlawan Nasional yang Pemberani
Wafatnya Pangeran Antasari 11 Oktober 1862, Pahlawan Nasional yang Pemberani

Pangeran Antasari adalah salah seorang Pahlawan Nasional yang memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya