Pegiat pro-demokrasi Hong Kong gunduli kepala buat protes
Merdeka.com - Suara mesin pencukur menderu ketika para pemimpin pro-demokrasi di Hong Kong menggunduli kepala mereka kemarin, sebagai lambang penentangan atas kendali politik pemerintah China, yang semakin meningkat terhadap kota tersebut.
Puluhan pendukung pro-demokrasi berkumpul di aula sebuah gereja, yang dipenuhi oleh pendukung dan wartawan untuk upacara menyatakan bahwa pemotongan rambut mereka mewakili keinginan berkorban bagi masa depan politik Hong Kong, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Selasa (9/9).
Di antara mereka yang menggunduli kepalanya adalah tiga orang pendiri Pusat Pendudukan (Occupy Central), suatu jaringan akar rumput yang bersumpah akan mengambil alih jalan-jalan di pusat-pusat keuangan karena China baru-baru ini memutuskan akan memperketat siapa saja yang bisa maju untuk menduduki jabatan tinggi di kota tersebut.
-
Apa yang dilakukan polisi China? Sang polisi bahkan tak segan turun tangan mempromosikan dagangan sang penjual dengan pengeras suara. 'Enam mao per setengah kilogram,' katanya. Saat salah seorang calon pembeli melirik, sang polisi turut menggiring sosoknya ke lapak.'Silakan kalau mau lihat dulu,' ungkapnya.
-
Apa tren aneh yang sedang populer di China? Memelihara kucing atau anjing tampaknya masih kurang memuaskan bagi para pecinta binatang di China. Kaum muda Negeri Tirai Bambu kini sedang gandrung mengikuti tren aneh memelihara biji mangga layaknya hewan peliharaan.
-
Siapa bos China yang membuat pernyataan kontroversial? Dalam perkembangan terbaru, ia telah meminta maaf atas komentarnya yang kontroversial.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Di mana situs pembantaian di China berada? Peneliti menemukan situs pembantaian ini, dikenal sebagai situs Honghe di Provinsi Heilongjiang, China timur laut, pada tahun 1990-an.
-
Dimana letak kota hantu di China? Sebuah kawasan elite di perbukitan Shenyang, China, berubah menjadi “kota hantu“. Kawasan elite di perbukitan Shenyang, China, berubah menjadi “kota hantu“ karena rumah-rumah mewah di sana tidak laku terjual.
"Ini cara kami untuk menunjukkan bahwa kami bisa berbuat untuk memperjuangkan sesuatu yang lebih penting," kata Benny Tai, seorang akademisi dan ikut menjadi pendiri kelompok Pusat Pendudukan.
"Bagi orang China, rambut kami adalah pemberian dari orangtua kepada kami. Ini sangat berharga. Suatu saat nanti kami juga akan memberikan kebebasan untuk memperjuangkan kemerdekaan," dia menjelaskan.
Para pegiat dari bekas jajahan Inggris itu mengharapkan demokrasi yang murni setelah China pekan lalu mengumumkan calon pemimpin kota itu untuk 2017 harus mendapat persetujuan suatu komite di Beijing dan hanya dua atau tiga orang yang dapat maju.
Suatu kelompok koalisi pro-demokrasi, dipimpin oleh Occupy Central telah menyebut pembatasan ini sebagai "demokrasi palsu" dan bersumpah untuk menghantarkan suatu pembaruan akan "masa ketidakpatuhan warga".
Tetapi langkah itu belum lama ini telah kehilangan sebagian tenaganya karena sejumlah pemuka di kota semi-otonomi itu mundur dan mempertanyakan kemampuan mereka menantang pemikiran Beijing.
Dalam aksi kemarin itu, Tai beserta dua rekan pendiri Occupy mencukur habis rambut di kepala mereka dengan diiringi permainan musik selo yang membawakan lagu "Ode To Joy" karya Beethoven.
Sementara itu sekitar 40 orang pendukung dari berbagai kelompok pro-demokrasi memberikan tepuk tangan meriah.
Tanya Tan, seorang mantan anggota legislatif dan anggota Civic Party, adalah salah seorang yang secara sukarela ikut melenyapkan rambut di kepalanya itu.
"Saya tidak tahu bagaimana penampilan saya sekarang karena belum pernah melakukan hal ini," kata perempuan itu. "Saya yakin, jalan menuju demokrasi sangat panjang, tetapi kami mempunyai teman di sepanjang jalan itu." (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penggunaan topeng Guy Fawkes menjadi simbol perlawanan mereka terhadap kekuasaan yang dianggap telah menindas kebebasan demokrasi.
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa #PemiluTanpaOligarki yang turut menghadirkan boneka gurita raksasa di Bundaran HI ini berujung pada ditangkapnya 12 aktivis Greenpeace.
Baca SelengkapnyaHingga malam hari, massa demonstran tolak Revisi UU Pilkada masih bertahan di depan Gedung DPR.
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa ini digelar dengan orasi-orasi politik dari sejumlah dosen, budayawan, seniman dan mahasiswa.
Baca SelengkapnyaBarikade besi polisi tersebut berjarak sekitar 10 meter di bagian dalam gerbang yang roboh.
Baca SelengkapnyaDalam aksinya mereka menuntut untuk menyikapi konflik lahan di Rempang.
Baca SelengkapnyaSejumlah jajaran Sivitas Akademika UI juga turut menyampaikan deklarasi kebangsaan kampus perjuangan di Universitas Indonesia, Depok.
Baca SelengkapnyaMereka memprotes dugaan kecurangan dalam proses Pemilu 2024 untuk memenangkan salah satu pasangan calon.
Baca SelengkapnyaSpanduk itu bertuliskan ‘Selamat datang Bapak Jokowi. Kami sudah pintar. Kami pilih Ganjar!’.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa dari berbagai kelompok elemen masyarakat mengepung Gedung DPR untuk menolak pengesahan revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaAksi unjuk rasa untuk mengawal putusan MK terus berlanjut. Setelah mengepung Gedung KPK, demonstran kini menggeruduk markas KPU.
Baca Selengkapnya