Pemimpin Negara Arab Ini Berkunjung ke Israel, Disambut 21 Tembakan Meriam
Ini kunjungan pertama pemimpin negara Arab ke Israel dan picu kontroversi.
Presiden Mesir Anwar Sadat tiba di Israel pada 19 November 1977, menjadikannya sebagai pemimpin negara Arab pertama yang mengunjungi negara Yahudi tersebut. Pesawat yang membawa Presiden Sadat mendarat di bandara Ben Gurion, memulai kunjungan selama 36 jam.
Sadat disambut dengan hangat oleh Perdana Menteri Israel, Menachim Begin, dan Presiden Israel, Ephraim Katzir. Sebagai penghormatan, meriam ditembakkan sebanyak 21 kali, seperti yang dikutip dari laman BBC, Selasa (19/11/2024).
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Israel? Masyarakat Indonesia melontarkan kecaman keras terhadap lima kader Nahdhatul Ulama (NU) yang bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
-
Kenapa Munawir Aziz bertemu Presiden Israel? Kelima orang itu tidak mendapat mandat PBNU. Bahkan tidak pernah meminta izin pada PBNU,' kata Gus Saifullah dikutip dari Rri.co.id.
-
Siapa yang memimpin serangan Mesir? Jenderal Ali bertanggung jawab merencanakan penyerbuan ke Israel.
-
Kapan serangan Mesir dan Suriah ke Israel? Tanggal 6 Oktober 1973, pasukan Mesir menyerang posisi Israel di SInai.
-
Dimana PM Israel mundur? Puncaknya adalah saat PM Golda Meir memutuskan mundur dari posisinya tanggal 11 April 1974.
-
Dimana serangan Israel terjadi? Israel hari ini melancarkan serangan udara besar-besaran ke wilayah selatan Jalur Gaza di Rafah hingga menewaskan ratusan warga sipil Palestina.
Setelah upacara penyambutan di bandara, Presiden Sadat diantar menuju Yerusalem untuk mengadakan pertemuan selama satu jam dengan Begin. Pada keesokan harinya, ia dijadwalkan untuk memberikan pidato di hadapan parlemen Israel, Knesset, yang akan disiarkan langsung ke ratusan juta pemirsa di seluruh dunia.
Dalam pidatonya, Presiden Mesir menggunakan bahasa Arab, yang merupakan salah satu bahasa resmi Knesset. Sementara itu, PM Begin memberikan tanggapan dalam bahasa Ibrani, dengan terjemahan simultan untuk Presiden Sadat.
Pelanggaran Kebijakan Negara-negara Arab
Kunjungan Sadat ke Israel mengejutkan banyak pihak, mengingat kedua negara telah terlibat dalam empat perang sebelumnya, dan Israel masih menguasai Semenanjung Sinai, wilayah Mesir yang direbut dalam perang 1967.
Pernyataan Sadat pada 9 November mengenai kesediaannya untuk melakukan perjalanan ke Israel sebelumnya dianggap hanya sebagai retorika. Ketika Begin mengeluarkan undangan resmi, banyak yang meragukan Sadat akan menerimanya.
Kehadiran Sadat di Israel dianggap sebagai pelanggaran terhadap kebijakan negara-negara Arab yang menolak berhubungan secara terbuka dengan negara Yahudi yang berdiri sejak tahun 1948. Menyusul demonstrasi di berbagai belahan dunia menentang kunjungan tersebut, Israel meningkatkan keamanan dengan menugaskan 10.000 personel untuk menjaga ketertiban.