Pria Taiwan tikam anak sendiri hingga tewas gara-gara video game
Merdeka.com - Seorang remaja di Taiwan ditikam hingga tewas oleh ayahnya sendiri setelah sebuah permainan video game berubah menjadi kekerasan.
Sebuah perselisihan dilaporkan muncul ketika remaja berusia 16 tahun itu menginstruksikan ayahnya, 36 tahun, tentang cara bermain video game, hingga mengarah menjadi sebuah argumen sengit, seperti dilansir situs Asia One, Jumat (1/8), mengutip laporan surat kabar Sin Chew Daily.
Ayah korban, seorang pemula dalam permainan video game Nintendo Wii, menikam anaknya dua kali di bagian dadanya selama insiden terjado dua hari lalu itu.
-
Kenapa anak lebih agresif karena main gawai? Banyak orang tua melihat anak-anak mereka menjadi lebih agresif akibat terlalu banyak bermain game di gawai. Seringkali, ini berujung pada perilaku tantrum pada anak kecil dan ketidakpatuhan pada anak yang lebih besar.
-
Bagaimana orangtua memantau penggunaan game anak? 'Setel kontrol orangtua pada perangkat dan konsol permainan yang digunakan anak Anda,' saran Tavishi Dogra.Kontrol ini memungkinkan Anda menetapkan batasan waktu dan memantau penggunaan, memberi Anda kendali atas aktivitas gaming anak dan memberikan ketenangan pikiran.
-
Kenapa anak tantrum karena gadget? 'Anak yang menonton atau mendapatkan paparan gadget lebih dari 20 menit, 66 persen mengalami tempered tantrum, karena penggunaan atau paparan gadget terlalu lama akan mengubah perilaku menjadi negatif,' kata dr. Trisna dilansir dari Antara.
-
Kenapa anak jadi tantrum? Tantrum adalah ledakan emosi yang biasa terjadi pada anak-anak, terutama pada usia 1 hingga 4 tahun. Biasanya hal ini terjadi karena beberapa hal, mulai dari keinginan anak yang nggak dituruti, perkembangan emosional anak yang belum stabil, dan lain sebagainya.
-
Apa yang terjadi saat anak tantrum? Trisna juga menggambarkan manifestasi tantrum pada anak, yang sering kali melibatkan tangisan, teriakan, atau merengek.
-
Kenapa anak tantrum? Tantrum merupakan kondisi saat anak meluapkan emosinya dengan menangis kencang, berguling-guling hingga melempar barang. Biasanya tantrum dialami oleh anak berusia sekitar 1-4 tahun. Penyebab tantrum pada umumnya karena terbatasnya kemampuan bahasa anak dalam mengekspresikan perasaannya. Akibatnya, anak meluapkan emosinya dengan meronta, menangis, berteriak, menjerit, memukul hingga mengentakkan kedua kaki dan tangannya ke lantai.
Sang ibu, yang langsung bergegas ke ruang tamu setelah mendengar keributan, sudah menemukan anak laki-laki itu terbaring tak bergerak dalam genangan darah.
Sang ayah akhirnya ditangkap. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai melakukan mencekik korban di dalam kamar, pelaku sempat keluar rumah dan merokok.
Baca SelengkapnyaKekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu pertama kali dilaporkan oleh anak korban pada keluarga besar.
Baca SelengkapnyaAyah di Muara Baru Banting Anaknya di Tengah Keramaian hingga Meninggal
Baca SelengkapnyaM, pelaku dan ibu korban merupakan pasangan baru. Mereka baru menjalin biduk rumah tangga sekira 5 bulan.
Baca SelengkapnyaPelaku tak terima dilarang ayahnya mengikuti touring.
Baca SelengkapnyaPelaku menyerahkan diri ke kantor polisi karena merasa bersalah membunuh sahabatnya.
Baca SelengkapnyaPelaku kini telah mendekam di balik jeruji guna mempertanggung jawabkan perbuatan kejinya
Baca SelengkapnyaPolisi sudah menangkap ayah kandung korban inisial BI (44).
Baca SelengkapnyaSebelum terjadi pemukulan, korban dan pelaku diketahui sempat terlibat cekcok mulut
Baca SelengkapnyaPerlu pendekatan yang khusus agar anak tidak kecanduan terhadap handphone dan game online.
Baca SelengkapnyaSosok ayah TNI sedang bersenda gurau dan bermain dengan putra kecilnya hingga ajarkan ilmu ‘jurus tembak terjitu’.
Baca SelengkapnyaTersangka FO sempat membantah dan mengaku jika dirinya tidak melakukan penikaman terhadap korban CR.
Baca Selengkapnya