Ratusan Aktivis Duduki Pelabuhan AS, Cegat Kapal Bermuatan Senjata yang Dikirim ke Israel
Para aktivis dan demonstran juga menaiki kano dan menghalangi kapal berangkat ke Israel.
Ratusan Aktivis Duduki Pelabuhan AS, Cegat Kapal Bermuatan Senjata yang Dikirim ke Israel
Para aktivis di Amerika Serikat (AS) menggunakan kano di pelabuhan Tacoma, Washington untuk menghalangi kapal kontainer yang sedang menuju ke Israel pada Senin. Kapal Cape Orlando tersebut memuat senjata bantuan AS untuk Israel.
Sumber: Electronic Intifada dan Al Jazeera
Meskipun akhirnya kapal itu berhasil berangkat dari pelabuhan, para aktivis berjanji untuk terus memantau pergerakannya.
Ratusan demonstran memadati pelabuhan dalam cuaca buruk dan hujan deras untuk memblokade kapal militer tersebut. Mereka terdiri dari berbagai usia, memegang bendera Palestina, serta menyuarakan tuntutan "Hentikan Gaza" dan "Bebaskan Palestina" sambil memegang spanduk.
“Kami menginginkan gencatan senjata sekarang. Kami ingin orang-orang berhenti dibunuh sekarang. Kami menginginkan pemeriksaan dan tindakan nyata terhadap kebijakan luar negeri AS dan pendanaan AS untuk Israel,” kata Wassim Hage, salah satu pengunjuk rasa di Tacoma.
Foto: Arab Resources and Organizing Center
Hage bekerja sebagai manajer kasus dan koordinator penjangkauan komunitas di Arab Resource and Organizing Center (AROC), kelompok advokasi yang mengorganisir protes tersebut.
Hage mengatakan sumber rahasia memberi tahu AROC bahwa kapal itu akan memuat senjata dan peralatan militer dan dikirim ke Israel, saat mereka melanjutkan serangan militernya di Gaza.
Hage mengatakan protes terhadap kapal Cape Orlando mengirimkan pesan yang kuat kepada Presiden Joe Biden. Biden baru-baru ini meminta Kongres untuk mengalokasikan lebih dari US14 miliar atau sekitar Rp218 triliun, dan tambahan USD3,8 miliar atau sekitar Rp59 triliun untuk Israel.
Meskipun tampaknya sulit untuk memastikan jenis senjata yang dikirimkan dari AS ke Israel, sejumlah kelompok advokasi seperti Human Rights Watch mendesak agar Kongres AS memberikan pengawasan yang lebih ketat terhadap bantuan militer tersebut. Mereka menyoroti perlunya transparansi terkait penggunaan senjata dalam konflik di Gaza demi menghindari pelanggaran hak asasi manusia dan memastikan perlindungan warga sipil.
Jeff Jurgensen, juru bicara Pentagon, mengatakan bahwa kapal tersebut memang digunakan untuk mendukung “pergerakan kargo militer AS.” Namun dia menolak memberikan informasi lebih lanjut. “Karena keamanan operasional, [Departemen Pertahanan AS] tidak memberikan transportasi lebih lanjut, rincian pergerakan atau informasi mengenai kargo yang diangkut oleh kapal-kapal ini,” tulisnya.
Di Oakland, California, para aktivis berhasil menunda keberangkatan kapal dari pelabuhan selama sembilan jam pada Jumat. Mereka naik ke atas kapal Cape Orlando sambil ratusan orang lain meneriakkan yel-yel dan menghalangi aktivitas di pelabuhan.
BreakThrough News melaporkan, pekerja pelabuhan mengonfirmasi “bahwa dermaga tersebut digunakan personel militer untuk memuat kiriman senjata ke Israel yang saat ini sedang diblokir.”
“Para pekerja juga mengatakan kepada kami bahwa mereka berhak untuk tidak bekerja dalam kondisi berbahaya seperti ini,” tambah laporan berita tersebut.
Seorang pekerja yang termotivasi oleh aksi turun kapal tersebut menyampaikan pesan kepada para pengunjuk rasa, "Teruslah berjuang bersama, bersatu, tunjukkan kepada dunia bahwa kita, jika bersatu, mampu mengatasi kekejaman yang tidak masuk akal dan memupuk kesadaran global akan kemanusiaan satu sama lain."
"Saya bukanlah orang istimewa. Kita semua sama. Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua dapat berupaya untuk menunjukkan kasih kepada orang yang mungkin tidak kita kenal dengan cara masing-masing. Kita perlu saling mengasihi kembali. Saya mencintai kalian semua. Mari terus berpegang teguh pada prinsip ini."
Protes ini merupakan respons terhadap dukungan AS kepada Israel dan kekhawatiran akan dampaknya terhadap konflik di Gaza.
Foto: Arab Resources and Organizing Center
Meskipun upaya protes tersebut tidak mampu menghentikan bongkar muat kargo di kapal, para pengunjuk rasa menganggap aksi mereka berhasil karena mampu menunda proses tersebut sepanjang hari.
Sumber: Electronic Intifada dan Al Jazeera