Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sedihnya muslim Myanmar dilarang ikut pemilu

Sedihnya muslim Myanmar dilarang ikut pemilu Konflik Myanmar. ©Reuters/soe zeya tun

Merdeka.com - Win Mya Mya sudah mengorbankan segalanya bagi Aung San Suu Kyi dan partainya di Myanmar, termasuk luka di tangan kirinya.

Luka itu didapatnya ketika pada 2003 Win Mya Mya ikut dalam iring-iringan Suu Kyi dan diserang oleh segerombolan orang suruhan pemerintah junta militer. Sejumlah orang tewas dalam serangan itu. Mya kemudian mendekam di penjara bertahun-tahun dan toko milik keluarganya disita.

"Saya rela mati demi NLD (Partai Liga Nasional untuk Demokrasi)," kata dia tentang partai pimpinan Suu Kyi, sang peraih Nobel Perdamaian.

Namun meski sudah sedemikian setia kepada partai dan Aung San Suu Kyi, Mya tak bisa ikut dalam pemilihan umum yang akan digelar 8 November mendatang. Sebabnya adalah karena dia muslim.

Koran The Guardian melaporkan, Selasa (3/11), pemilu nanti digadang-gadang sebagai pesta demokrasi paling bebas, jujur, dan adil dalam sejarah Myanmar, tapi konflik agama dalam beberapa tahun belakangan di Myanmar membuat warga muslim, baik yang ingin memilih atau mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, tidak bisa berpartisipasi.

Sebagai wakil Presiden NLD di Mandalay, Mya adalah salah satu dari puluhan muslim yang ditolak masuk parlemen lantaran agama yang dianut.

"Pemimpin kami Aung San Suu Kyi bilang saya harus ke pedesaan dan mengajak orang Islam memilih partainya dalam pemilu tapi dia sendiri melarang saya maju sebagai kandidat," ujar Mya.

Meski jumlah warga muslim mencapai lima persen dari 51 juta penduduk Myanmar, tak satu pun orang Islam muncul sebagai kandidat bagi partai berkuasa atau oposisi. NLD mengaku mereka mendapat tekanan dari kelompok ultranasionalis Buddha.

Ditambah lagi kelompok minoritas muslim Rohingya yang berjumlah lebih dari satu juta warga tidak diberi status kewarganegaraan dan tidak bisa memilih dalam pemilu.

"Warga muslim Birma (sebutan Myanmar sebelumnya) mengatakan mereka selalu merasa sebagai orang Birma tapi kini mereka diperlakukan seperti orang asing," ujar Mark Farmaner, direktur Kampanye Birma Inggris kepada Guardian.

Kelompok radikal Buddha di Myanmar selama ini khawatir umat Islam akan mengambil alih kekuasaan di negara mayoritas Buddha itu. (mdk/pan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Apa Itu Rohingya dan Penyebab Konfliknya, Perlu Diketahui
Apa Itu Rohingya dan Penyebab Konfliknya, Perlu Diketahui

Konflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.

Baca Selengkapnya
Menetap di Australia, Acha Sinaga Sedih Tak Bisa Ikut Nyoblos saat Pemilu Karena Minim Informasi
Menetap di Australia, Acha Sinaga Sedih Tak Bisa Ikut Nyoblos saat Pemilu Karena Minim Informasi

Menjelang pemilu 2024, Acha Sinaga bercerita tentang kesedihannya karena tak bisa mengikuti Pemilu 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya
Kemenag Jateng Tolak Izin Acara Munas Pemuda Ahmadiyah, Ini Alasannya
Kemenag Jateng Tolak Izin Acara Munas Pemuda Ahmadiyah, Ini Alasannya

Acara Munas Ahmadiyah rencananya diadakan pertengahan November mendatang dengan mengundang ribuan peserta seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya
Mahfud Minta WNI di Luar Negeri Ikut Pemilu: Tidak Boleh Golput
Mahfud Minta WNI di Luar Negeri Ikut Pemilu: Tidak Boleh Golput

Pemerintah telah mengeluarkan biaya tidak sedikit agar WNI di luar negeri bisa tetap ikut Pemilu.

Baca Selengkapnya
Mahfud Ajak WNI di Malaysia Partisipasi saat Pemilu 2024: Jaga Kelangsungan Indonesia
Mahfud Ajak WNI di Malaysia Partisipasi saat Pemilu 2024: Jaga Kelangsungan Indonesia

Mahfud kembali mengingatkan agar seluruh masyarakat Indonesia menggunakan hak pilihnya di 14 Febuari 2024 mendatang.

Baca Selengkapnya
PDIP Nilai Pemilu 2024 Terburuk Pasca-Reformasi: Alat Negara dan Aparat Dikerahkan
PDIP Nilai Pemilu 2024 Terburuk Pasca-Reformasi: Alat Negara dan Aparat Dikerahkan

Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat menilai, Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi yang terburuk pascareformasi.

Baca Selengkapnya
DMI: Tidak Boleh Ada Kampanye di Masjid!
DMI: Tidak Boleh Ada Kampanye di Masjid!

DMI juga melarang lingkungan sekitar masjid dipakai untuk memasang alat peraga kampanye hingga baliho.

Baca Selengkapnya
FOTO: Reaksi Puan Maharani Berkaca-kaca Saat Bacakan Hasil Rekomendasi Rakernas V PDIP
FOTO: Reaksi Puan Maharani Berkaca-kaca Saat Bacakan Hasil Rekomendasi Rakernas V PDIP

Puan Maharani sempat tidak sanggup meneteskan mata saat baca hasil rekomendasi Rakernas V PDIP.

Baca Selengkapnya
JK Nilai Pemilu 2024 Terburuk Sepanjang Sejarah, Mahfud MD: Itu Pandangan Negawaran
JK Nilai Pemilu 2024 Terburuk Sepanjang Sejarah, Mahfud MD: Itu Pandangan Negawaran

JK menilai Pemilu 2024 ini diatur oleh minoritas artinya orang yang mampu, orang pemerintahan

Baca Selengkapnya
Jelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim', Isu Diskriminasi Menguat
Jelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim', Isu Diskriminasi Menguat

Jelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim'

Baca Selengkapnya
MUI Bakal Gelar Aksi Bela Palestina di Monas, Larang Bawa Atribut Partai Politik
MUI Bakal Gelar Aksi Bela Palestina di Monas, Larang Bawa Atribut Partai Politik

Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama ormas keagamaan lainnya akan menggelar Aksi Akbar Bela Palestina

Baca Selengkapnya
Pesan Menag ke Umat Budha Jelang Pemilu: Agama Jangan Dijadikan Alat Politik dan Merebut Kekuasaan
Pesan Menag ke Umat Budha Jelang Pemilu: Agama Jangan Dijadikan Alat Politik dan Merebut Kekuasaan

Menag berpesan agar pelaksanaan Pemilu 2024 nanti bisa dilakukan dengan penuh riang gembira.

Baca Selengkapnya