Setelah Jerman, Erdogan panggil negara ini sisa-sisa Nazi
Merdeka.com - Tindakan tegas Belanda melarang aktivitas politik yang dilakukan Turki di negaranya berbuah kecaman. Presiden Recep Tayyip Erdogan langsung menyebut negeri Kincir Angin ini sebagai negara bekas Nazi dan fasis.
Dilansir Independent, Sabtu (11/3), amarah Erdogan muncul ketika Belanda memutuskan menarik kembali izin yang membawa menteri luar negeri Turki Mevlut Cavusoglu untuk mendarat. Kedatangannya adalah untuk mensosialisasikan perubahan konstitusi yang bisa menambah kekuasaan eksekutif Erdogan.
"Di sana negara Nazi, ada fasis, di mana pesawat-pesawatnya tidak akan mendarat lagi di Turki," ucap Erdogan penuh emosi.
-
Siapa yang mengkritik tindakan Belanda? Kemudian, ia juga mengkritik tindakan Belanda yang menerapkan kerja rodi kepada orang-orang Batak.
-
Siapa pemimpin Partai Nazi? Adolf Hitler menjadi pemimpin Partai Nazi (Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei, NSDAP) pada 29 Juli 1921, sebuah peristiwa yang menandai awal dari perubahan besar dalam politik Jerman.
-
Bagaimana catatan pertemuan terakhir Belanda vs Turki? Terakhir kali Belanda bertemu Turki adalah -ada laga Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Amsterdam pada September 2021 lalu. Pada pertandingan tersebut, Belanda menang telak 6-1.
-
Kenapa Syarif Kasim II ditakuti Belanda? Sejak terpilihnya Syarif Kasim II sebagai Sultan Kerajaan Siak, pihak pemerintah Hindia Belanda justru merasa ketar-ketir. Sosoknya pun cukup terang-terangan dalam melawan dan menentang segala bentuk penjajahan.
-
Apa yang dilakukan Mohammad Nazir di Belanda? Saat dirinya sudah berangkat menuju Belanda, di sana ia mengemban tugas sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia.
-
Siapa yang menentang teori pangkalan Nazi? Dalam hal teori konspirasi tentang pangkalan Nazi tersembunyi di Antartika, seorang ahli geologi laut dan oseanografer, Colin Summerhayes, menolak gagasan tersebut.
Pemerintah Belanda beralasan tidak diberikannya izin dilakukan untuk menjaga negerinya dari resiko gangguan ketertiban publik dan keamanan, yang bisa terjadi akibat kedatangan Cavusoglu ke Rotterdam. Namun Turki langsung menampik alasan tersebut.
"Banyak warga Belanda dengan latar belakang Turki mendapatkan kesempatan untuk memilih dalam referendum atas konstitusi Turki. Pemerintah Belanda tidak menentang pertemuan itu dalam negara kami dalam menginformasikan pemilihan itu," demikian pernyataan pemerintah Belanda.
"Akan tetapi, pertemuan itu tidak dibolehkan untuk menghasilkan ketegangan dalam masyarakat kami dan siapapun yang ingin menggelar pertemuan wajib mengikuti instruksi pemerintah, sehingga ketertiban publik dan keamanan bisa dijamin."
Jauh sebelum kedatangan Cavusoglu, Belanda telah mengupayakan agar pertemuan itu tetap berjalan dalam skala kecil untuk digelar di kantor konsulat atau kedutaan. tetapi hal itu akan berakhir dengan ancaman sanksi.
"Atas alasan itu Belanda memutuskan menarik hak untuk mendarat. Belanda meminta maaf atas kejadian tersebut dan berharap dapat berdialog langsung dengan Turki."
Sementara Cavusoglu terlanjur marah atas dihadang untuk menghadiri rangkaian acara jelang referendum oleh pemerintah Rotterdam. Dia juga menuding pemerintah Rotterdam menjadikan warga Turki sebagai sandera.
"Mereka bukan tawanan anda," ujarnya dalam wawancara dengan televisi CNN Turk.
Cavusoglu menyatakan Belanda menolak memberikan izin untuk terbang ke Rotterdam, dia mengancam akan membalasnya dengan menjatuhkan sanksi keras di bidang ekonomi dan politik.
Sebutan Nazi sudah dua kali diucapkan Erdogan. Jerman menjadi negara pertama yang disebut begitu akibat negara itu melarang aksi unjuk rasa damai yang dilakukan warga Turki.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erdogan menyampaikan kecamannya saat menghadiri demo bela Palestina di Istanbul.
Baca SelengkapnyaPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan kembali mengutuk Israel atas serangan brutalnya di Jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaErdogan mengecam sekaligus mengultimatum keras sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Baca SelengkapnyaErdogan salah satu pemimpin dunia yang mengeca keras agresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaGugatan ini diumumkan pengacara Partai Keadilan dan Pembangunan Turki pada Selasa.
Baca SelengkapnyaPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengecam Swedia atas tindakan pembakaran Alquran di depan masjid pada hari raya Iduladha.
Baca SelengkapnyaSurat usulan embargo yang ditandatangani 52 negara dikirim ke PBB.
Baca SelengkapnyaMereka marah setelah sebuah ledakan yang diduga serangan udara Israel menghantam rumah sakit di Jalur Gaza dan menewaskan ratusan orang.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan Hitler membawa perubahan radikal dalam ideologi dan struktur partai.
Baca SelengkapnyaPresiden Erdogan siap menjadi penyambung, demi perdamaian Palestina dan Israel.
Baca SelengkapnyaPotret lawas orang-orang Belanda berbondong-bondong naik kapal laut saat diusir dari Indonesia beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaPresiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan mendukung penuh Palestina, usai pasukan Israel menyerang perbatasan Gaza
Baca Selengkapnya