Trump mau datang, Saudi kebanjiran tawaran senjata miliaran dolar
Merdeka.com - Rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Arab Saudi membuat sejumlah perusahaan persenjataan berlomba meraup keuntungan. Tidak main-main, nilai kontrak yang ditawarkan pun mencapai miliaran dolar AS.
Saudi memang tengah berusaha meningkatkan hubungannya dengan AS di era Trump. Niat itu dilakukan karena Saudi sempat menjauh dari negara adidaya itu atas keputusan Barack Obama yang menyetujui kesepakatan nuklir dengan Iran, yang merupakan musuh Saudi.
Lebih dari tawaran USD 1 miliar amunisi termasuk roket penembus lapis baja serta bom bom pandu laser buatan Raytheon merupakan bagian dari kontrak tersebut. Di masa Obama, tawaran ini ditangguhkan atas munculnya korban dari warga sipil dalam serangan militer Saudi di Taman.
-
Kenapa presiden AS butuh tas koper nuklir? Pada 1950-an Presiden Dwight Eisenhower dan para penasihatnya khawatir Amerika Serikat terlalu rentan akan serangan nuklir dari musuh.
-
Siapa yang untung dari penjualan senjata? Produsen yang lebih kecil lebih efektif dalam memenuhi permintaan yang terkait dengan perang di Gaza dan Ukraina, meningkatnya ketegangan di Asia Timur, dan program persenjataan di wilayah lain, kata lembaga tersebut.
-
Bagaimana seseorang bisa membeli senjata api di AS? Orang Amerika bisa membeli senjata dengan mudah hanya dalam waktu kurang dari satu jam.
-
Siapa yang memimpin misi beli senjata? Kolonel Ahmad Yani memimpin delegasi Angkatan Darat ke negara-negara di Eropa Timur.
-
Siapa yang disebut mendapat tawaran uang? Uang bernilai fantastis itu disebut agar Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mundur dari posisinya selaku calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan.
-
Kenapa Israel butuh senjata dari AS? Israel yang membutuhkan senjata segera memalingkan wajah pada Amerika Serikat yang menyambut dengan tangan terbuka.
Sejak lama, AS memang pemasok utama kebutuhan militer Saudi dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari jet tempur F-15 sampai sistem komando dan kontrol. Trump pun melihat peluang itu tak hanya untuk mendapatkan pundi-pundi uang, tetapi juga menambah lapangan pekerjaan bagi rakyatnya sendiri.
Beberapa tawaran tersebut antara lain:
- Sistem pertahanan rudal buatan Lockheed Martin di mana salah satunya sedang beroperasi di Korea Selatan.
- Sistem perangkat lunak Lockheed Martin untuk komando dan kontrol pertempuran serta komunikasi, satu paket kemampuan satelit.
- Kendaraan perang buatan perusahaan Inggris BAE Systems, termasuk Ranpur Bradley dan kendaraan artileri M109.
Tidak hanya itu, AS juga tengah menegosiasikan paket senilai USD 11,5 miliar untuk kapal tempur permukaan multi-misi, yang sudah disetujui kementerian luar negeri AS pada 2015 namun kontraknya tidak pernah ditandatangani.
Jika terjadi kesepakatan, maka akan menjadi penjualan pertama kapal permukaan kecil terbaru terhadap kekuatan asing dalam beberapa dekade terakhir.
Gugus tugas AS-Saudi dilaporkan melakukan pertemuan di Gedung Putih pada Senin dan Selasa lalu untuk menegosiasikan perjalanan Trump ke kerajaan bulan ini, bersamaan dengan bantuan keuangan untuk penjualan peralatan militer dan menyetop pemasukan teroris. Menlu Saudi Adel al Jubeir dan beberapa pejabat lainnya juga telah menemui politikus AS, di mana penjualan senjata ke negara lain harus diawasi Kongres.
Sementara, pejabat pemerintahan AS menyebut rencana penjualan Raytheon masih dalam peninjauan, sementara pejabat lainnya menyatakan hal itu merupakan kebijakan AS untuk tidak mengomentari penjualan alat pertahanan Amerika hingga diungkap Kongres.
BAE dan Raytheon juga menolak berkomentar, sedangkan Lockheed menyebut penjualan ini merupakan keputusan antar pemerintahan.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Arab Saudi memang membatasi impor produk-produk militer dari berbagai negara.
Baca SelengkapnyaTrump menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif atau pajak pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut Trump akan menaikan bea masuk ke AS, di mana kebijakan tersebut akan berdampak ke negara-negara yang selama ini menjadi mitra.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.
Baca SelengkapnyaPeneliti menilai tren meraup laba bagi perusahaan produsen senjata itu akan berlanjut di tahun depan.
Baca SelengkapnyaMendag Budi mengaku tak menutup telinga terkait isu akan adanya ancaman potensi penambahan bea masuk usai Trump kembali menjadi Presiden AS.
Baca SelengkapnyaSelain karena akan merusak proses pemulihan ekonomi China, pengenaan tarif impor 60 persen juga berpotensi biaya hidup di Amerika Serikat bakal melonjak.
Baca SelengkapnyaPada Mei 2023, Forbes memperkirakan kekayaan bersih Trump sebesar USD 2,5 miliar atau setara Rp37,4 triliun.
Baca SelengkapnyaKebijakan presiden terpilih Donald Trump bakal berdampak bagi konstelasi perdagangan intenasional, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaTrump berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat membantu negara-negara Arab dengan senjata. Tapi diam-diam membantu Israel dengan kucuran uang.
Baca SelengkapnyaTrump berpendapat tarif adalah alat penting untuk melindungi pekerjaan dalam negeri.
Baca Selengkapnya