Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Trump Tolak Resolusi Parlemen AS Soal Komentar Rasialnya

Trump Tolak Resolusi Parlemen AS Soal Komentar Rasialnya Donald Trump. ©gawker

Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak resolusi yang dikeluarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR AS) untuk mengutuk Trump atas komentarnya yang bernada rasis kepada beberapa legislator perempuan Minggu lalu.

Resolusi DPR AS "mengecam komentar rasis Trump yang telah melegitimasi ketakutan dan kebencian terhadap orang Amerika Baru (New American) dan orang kulit berwarna."

Trump menolak resolusi itu dengan mengatakan dalam sebuah kicauan di Twitter: "Saya tidak memiliki 'latar belakang' rasis dalam tubuh saya," demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (17/7).

Dalam sebuah twit, ia juga meminta fraksi Republik di DPR AS untuk tidak "jatuh dalam perangkap partai Demokrat" yang beroposisi.

Sebelumnya, Donald Trump melontarkan kritik yang dituduh bernada rasis kepada beberapa perempuan anggota DPR AS fraksi Demokrat (oposisi) berlatarbelakang kulit berwarna dan imigran-naturalisasi.

Ia mengutarakan agar mereka "bisa hengkang dari AS" dan kembali ke negara asalnya yang "sedari awal merupakan bencana total."

Publik merespons keras komentar Donald Trump, menyebut sang presiden rasis dan xenofobia.

Sidang di DPR dalam rangka menerbitkan resolusi itu berlangsung terpolarisasi. Meski kursi DPR didominasi oleh Demokrat, fraksi Republik menentang keras resolusi itu, menyebutnya sebagai "pelanggaran terhadap tata krama."

Voting akhir tetap meloloskan resolusi, dengan perolehan suara 240-187.

Kendati demikian, empat anggota fraksi Republik diketahui mendukung resolusi.

Mereka adalah Will Hurd dari konstituen Texas (satu-satunya politisi Afrika-Amerika dari Republik), Brian Fitzpatrick dari Pennsylvania, Fred Upton dari Michigan, dan Susan Brooks dari Indiana.

Dalam serangkaian tweet pada Minggu 14 Juli, presiden mengatakan bahwa anggota DPR fraksi Demokrat; Alexandria Ocasio-Cortez, Ilhan Omar, Ayanna Pressley dan Rashida Tlaib "awalnya berasal dari negara-negara yang pemerintahannya merupakan bencana total" dan menyarankan mereka harus "kembali."

Trump tidak secara eksplisit menyebut nama para perempuan itu.

Namun, kontekstual kritik menggarisbawahi kritiknya yang ditujukan kepada empat perempuan DPR fraksi Demokrat tersebut, yang populer dikenal sebagai The Squad.

Semuanya adalah warga negara AS. Tiga terlahir di sana dan satu merupakan imigran-naturalisasi sedari kecil.

Di sisi lain, keempat politisi perempuan tersebut telah menepis berbagai permintaan komentar. Mereka menyebutnya sebagai sebuah 'gangguan' dan meminta publik berfokus pada kebijakan ketimbang kata-kata presiden.

Reporter: Rizki Akbar Hasan

Sumber: Liputan6.com

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Donald Trump Janji Tak Mau Nyapres Lagi, Tapi Ini Syaratnya
Donald Trump Janji Tak Mau Nyapres Lagi, Tapi Ini Syaratnya

Donald Trump bersaing dengan Kamala Harris pada pemilihan presiden yang akan berlangsung November mendatang.

Baca Selengkapnya
Donald Trump: Joe Biden Tak Layak Mencalonkan Diri Sebagai Presiden
Donald Trump: Joe Biden Tak Layak Mencalonkan Diri Sebagai Presiden

Biden resmi mengumumkan mundur dari konstestasi Pilpres AS dan mendukung Kamala Harris. Dia beralasan, ingin fokus pada tugas-tugasnya di sisa masa jabatan.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Setop Iklan di Platform X, Elon Musk Marah Besar
Perusahaan Setop Iklan di Platform X, Elon Musk Marah Besar

Sejumlah merek terkemuka menghentikan iklan di platform X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Baca Selengkapnya
FOTO: Inilah Ekspresi Donald Trump Saat Dipenjara, Tatapannya Tajam dan Wajahnya Cemberut
FOTO: Inilah Ekspresi Donald Trump Saat Dipenjara, Tatapannya Tajam dan Wajahnya Cemberut

Trump mencatatkan sejarah sebagai presiden Amerika Serikat pertama yang menjalani foto sebagai terdakwa atau mugshot.

Baca Selengkapnya
Trump: Tuhan Cegah Saya Mati
Trump: Tuhan Cegah Saya Mati

Mantan Presiden AS ini ditembak saat menghadiri kampanye di Pennsylvania pada Sabtu (13/7).

Baca Selengkapnya
Dua Sisi dari Mata Uang yang Sama, Donald Trump dan Kamala Harris di Mata Warga Palestina
Dua Sisi dari Mata Uang yang Sama, Donald Trump dan Kamala Harris di Mata Warga Palestina

Siapa pun yang menjadi presiden AS, baik Donald Trump atau Kamala Harris, dukungan AS untuk Israel tetap sama.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Reaksi Jokowi Soal Putusan MK, Gibran Bisa Jadi Cawapres
VIDEO: Reaksi Jokowi Soal Putusan MK, Gibran Bisa Jadi Cawapres

Presiden Jokowi menolak menanggapi soal putusan MK mengenai persyaratan baru capres dan cawapres

Baca Selengkapnya
Ini Sosok Usha Vance, Istri Wapres AS Terpilih JD Vance yang Disebut Trump Cantik dan Hebat dalam Pidato Kemenangan
Ini Sosok Usha Vance, Istri Wapres AS Terpilih JD Vance yang Disebut Trump Cantik dan Hebat dalam Pidato Kemenangan

Trump memberi ucapan selamat kepada wakilnya JD Vance beserta istrinya.

Baca Selengkapnya
Jokowi Singgung Modus Politisi Soal Restu Pak Lurah
Jokowi Singgung Modus Politisi Soal Restu Pak Lurah

Jokowi blak-blakan ada politikus yang memanfaatkan namanya dan mengklaim mendapat restu.

Baca Selengkapnya
Dewan HAM PBB Beda Pendapat Soal Pembakaran Alquran, Dua Negara Ini Dukung Kebebasan Berekspresi
Dewan HAM PBB Beda Pendapat Soal Pembakaran Alquran, Dua Negara Ini Dukung Kebebasan Berekspresi

Dewan HAM PBB kemarin menyepakati adanya perbedaan resolusi soal kasus kebencian agama setelah terjadi insiden pembakaran kitab suci Alquran di Swedia.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Respons Kejutan Jokowi Blak-blakan Soal Putusan MK, Gibran Bisa Jadi Cawapres
VIDEO: Respons Kejutan Jokowi Blak-blakan Soal Putusan MK, Gibran Bisa Jadi Cawapres

Jokowi menolak menanggapi soal putusan MK mengenai persyaratan baru capres dan cawapres.

Baca Selengkapnya
Dampak yang Bakal Dirasakan Jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat
Dampak yang Bakal Dirasakan Jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden Amerika Serikat

Sebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.

Baca Selengkapnya