Abu Fahad bekerja di sebuah pabrik yang memproduksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dari limbah plastik di sebuah kawasan yang dikuasai pemberontak di Douma, Damaskus, Suriah, pada 12 April 2017. Bagi warga Douma, perjuangan untuk bertahan hidup sehari-harinya tidak hanya menghindari peperangan antara pemberontak dan pasukan pemerintah Suriah, tetapi juga mendapatkan komoditas dasar yang kian langka, seperti BBM.

Peperangan membuat Douma dilanda krisis BBM. Padahal, BBM menjadi andalan warga setempat untuk menghidupkan listrik dan menjalankan kendaraan.

Atas keresahan tersebut, Abu Kassem yang merupakan mantan pekerja konstruksi akhirnya memproduksi BBM dengan memanfaatkan limbah plastik.

Cara kerja yang digunakan dalam produksi BBM dari limbah plastik ini adalah pirolisis atu perubahan secara kimiawi yang terjadi karena panas.

Limbah plastik yang sudah dipotong kecil-kecil dipanaskan dengan suhu di atas 300 derajat celcius sehingga menjadi uap. Uap tersebut kemudian disuling hingga menjadi bensin, solar, hingga benzena.

Penampakan limbah plastik yang dipotong kecil-kecil dan siap untuk dipanaskan sebelum diubah menjadi BBM.

Seorang pekerja menjaga kondisi api agar tetap stabil ketika memanaskan limbah plastik.

Hasil sulingan dari uap limbah plastik yang dipanaskan.

Seorang pekerja saat mengekstrak BBM dari limbah plastik.

Pekerja mengecek kondisi BBM dari limbah plastik.

BBM dari limbah plastik ini kemudian dijual untuk keperluan rumah tangga dan komersial.