Sejumlah seniman saat beraksi dalam pertunjukan Teater Koma yang bertajuk "Inspektur Jendral (Kalau Penguasa Kacau/KPK)" di Gedung Kesenian Jakarta. Pertunjukan yang didukung djarum Apresiasi Budaya ini menyadur naskah teater klasik Rusia berjudul Revizor (The Inspector General) karya Nikolai Gogol.
Menyaksikan kehidupan kota korup di panggung Teater Koma
Pertunjukan Teater
Teater yang mengambil latar cerita pewayangan Astinapura ini mengisahkan kehidupan kota kecil yang dipimpin oleh wali kota Ananta Bura. Kehidupan kota tersebut lekat dengan budaya korupsi. Mulai dari jajaran pejabat, kepala sekolah, kepala kantor pos, pengusaha, hingga pedagangnya terlibat kasus suap.
Suatu ketika hendak terjadi peperangan antara negeri Astina dan Amarta. Peperaangan tersebut membuat ibu kota Astinapura mengirimkan seorang Inspektur Jendral untuk menyelidiki kota kecil yang dipimpin oleh wali kota Ananta Bura. Namun, tidak ada seorang pun yang tahu kapan inspektur itu datang dan apa yang akan diselidikinya.
Lima Penakawan yang terdiri dari Limbik, Plitit, canguk, Srikayon, dan Bunguk dengan gaya mereka yang centil dan blak-blakan muncul ke atas panggung. Mereka mengeluhkan peperangan yang terjadi di negerinya.
Di tengah desas-desus Inspektur Jenderal yang hendak menyelidiki kota kecil yang dipimpin oleh wali kota Ananta Bura, datang seorang anak muda dari Astinapura. Anak muda tersebut bernama Anta Hinimba.
Ananta Bura pun mencurigai Anta Hinimba sebagai Inspektur Jenderal yang dimaksud.
Ananta Bura (tengah) kemudian menemui Anta Hinimba di hotel penginapan. Untuk menyembunyikan kebobrokan kehidupan kotanya, Ananta Bura berniat menyuap Anta Hinimba yang disangka Inspektur Jenderal.
Anta Hinimba pun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengeruk harta Ananta Bura dan pejabat setempat.
Anta Hinimba juga merayu istiri Ananta Bura supaya mendapat restu untuk menikahi putrinya.
Namun apa yang terjadi? Anta Hinimba ternyata bukanlah Inspektur Jenderal yang dimaksud. Wali kota Ananta Bura dan pejabat pun mulai panik.
Ananta Bura dan pejabat setempat mulai memikirkan 'strategi' untuk menghadapi Inspektur Jenderal yang asli.
Teater Koma ini akan berlangsung dari 6-15 November pukul 19:30 Wib untuk hari Selasa hingga Sabtu, dan Minggu mulai pukul 13:30 Wib. Harga tiket masuknya dibanderol mulai dari Rp 75 ribu hingga Rp 350 ribu.
Pertunjukan ini layak ditonton untuk mengusir kepenatan rutinitas kantor dan kesumpekan macetnya ibu kota.
Untuk kesekian kalinya, Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) kalah dalam menghadapi gugatan praperadilan dari sejumlah tersangka atas kasus korupsi.
Baca SelengkapnyaDelapan orang ini dijerat dugaan korupsi pengadaan barang dan jasa.
Baca SelengkapnyaBanjirnya produk impor yang dijual dengan harga murah menyebabkan produk lokal semakin terpinggirkan dalam persaingan di pasar.
Baca SelengkapnyaSahbirin pun sempat memanjatkan doa agar seluruh warga Kalsel mendapatkan keselamatan.
Baca SelengkapnyaPadahal, ia saat ini tengah dicari-cari oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT), beberapa hari lalu.
Baca SelengkapnyaPengelolaan limbah yang buruk sering menjadi masalah besar di kota-kota besar seperti Jakarta.
Baca SelengkapnyaPotret penginapan murah seharga Rp15 ribu yang ada di Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaDalam sidang, jaksa blak-blakan membongkar Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) yang menjerat Rafael mengalir hingga ke ibu kandung, adik dan kakaknya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS pada 2023, rata-rata kepadatan penduduk di Jakarta mencapai 16.146 per km persegi. Sementara, Jakarta Pusat menjadi wilayah paling padat.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan perhitungan sementara pihak Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) RI, korupsi ditelan Luhur mencapai ratusan miliar.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor (SHB) tidak diketahui.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Kejagung menetapkan PB sebagai tersangka korupsi proyek pembangunan jalur kereta api Besitang-Langsa
Baca Selengkapnya