Ini alat musik tertua di dunia yang dimainkan sejak zaman prasejarah
Merdeka.com - Di antara kolam-kolam lumpur panas yang meletup di area Gobustan National Park tersembunyi sebuah batu sederhana yang ternyata merupakan alat musik kuno.
Bongkahan yang dikenal sebagai batu musik Gobustan ini barangkali adalah alat musik paling tertua yang pernah dimainkan oleh manusia. Batu musik ini sudah ada dan sudah dimainkan sejak zaman prasejarah.
Batu sepanjang 2 meter yang terletak di Baku, Azerbaijan ini bisa mengeluarkan bunyi yang merdu. Jika dipukul dengan batu yang berukuran lebih kecil, suaranya seperti tamborin. Diperkirakan dulunya batu ini digunakan sebagai alat musik pengiring ritual kuno suku Yalli.
-
Apa bentuk unik Situs Batu Goong? Sisi menarik dari tempat ini adalah pada bebatuannya yang memiliki kemiripan dengan salah satu perangkat gamelan. Jika dilihat sekilas, situs bersejarah Batu Goong memang tampak seperti peninggalan masa purbakala lainnya yang berupa hamparan batu.
-
Bagaimana bentuk Situs Batu Goong? Namun saat diamati dengan jelas, bebatuan ini ternyata memiliki bentuk seperti alat musik tradisional tersebut. Dari bentuk yang tak biasa itu kemudian muncul pertanyaan terkait asal usulnya, namun seluruhnya masih belum terjawab dan masih perlu penelitian lebih lanjut agar misterinya terpecahkan.
-
Bagaimana suara gamelan terdengar di Gunung Wayang? Konon di malam Selasa dan malam Jumat kerap terdengar sayup-sayup suara gamelan Sunda pengiring wayang golek.
-
Bagaimana sebuah batu bisa bergoyang di konser? Sebuah batu besar, kerikil, dan batu masuk ke konser, coba tebak apa yang mereka lakukan?Jawaban: Mereka bergoyang dan berguling sepanjang malam!
-
Kenapa Situs Batu Goong unik? Sisi menarik dari tempat ini adalah pada bebatuannya yang memiliki kemiripan dengan salah satu perangkat gamelan. Jika dilihat sekilas, situs bersejarah Batu Goong memang tampak seperti peninggalan masa purbakala lainnya yang berupa hamparan batu.
-
Bagaimana Batu Kipas di Gunung Julang bisa menjadi spot wisata? Selain sebagai bekas area tambang, kawasan batu kitas di Gunung Julang juga telah dijadikan lokasi wisata dadakan oleh masyarakat di sekitar waduk Jatigede.
Tak hanya batu ini, dilaporkan situs Atlas Obscura beberapa bongkah batu di daerah ini juga bisa mengeluarkan bunyi yang sama. Kemungkinan besar kondisi iklim dan keberadaan gas alam yang dihasilkan daerah ini yang menjadikan batu-batu tersebut memiliki karakteristik unik.
Hingga sekarang, batu in masih digunakan sebagai alat musik oleh sejumlah seniman lokal. Batu ini bahkan sempat mengiringi tarian tradisional suku Yalli yang ditampilkan di Eurovision Song Contest 2012.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merdeka.com merangkum informasi tentang pengertian alat musik ritmis, jenis, dan cara menggunakannya.
Baca SelengkapnyaSisi menarik dari tempat ini adalah pada bebatuannya yang memiliki kemiripan dengan salah satu perangkat gamelan.
Baca SelengkapnyaMusik bagi Suku Kaili merupakan hal yang sakral dalam upacara pengobatan, begitu juga dengan alat musiknya yang memiliki nama unik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Keteng-keteng ini terbilang ini, karena memunculkan suara beragam mulai dari kendang, gong bahkan drum yang di zaman itu belum ada.
Baca SelengkapnyaAlat musik yang satu ini masuk dalam kategori alat musik tiup.
Baca SelengkapnyaPermainan alat musik tradisional itu dilakukan untuk mengisi waktu kebersamaan mereka di rumah panjang.
Baca SelengkapnyaDi zaman modern ini, perlahan demi perlahan peninggalan-peninggalan zaman kuno dulu berhasil ditemukan.
Baca Selengkapnyakonser musik juga dapat menjadi bukti sahih dari perkembangan sosio-kultur masyarakat.
Baca SelengkapnyaDulu alat musik Dhol digunakan dalam rangkaian acara Tabut yang dilaksanakan setiap tanggal 1-10 Muharram.
Baca Selengkapnya