Kenapa Gen Z Suka Begadang? Ternyata dari FOMO hingga Tekanan Sosial, Ini Alasan Lengkapnya
Alasan utama di balik kenapa GenZ yang suka begadang.
Pada era digital yang semakin berkembang, kebiasaan begadang dan tidur di dini hari telah menjadi fenomena yang lazim di kalangan Generasi Z (Gen Z). Sebagian besar dari kita mungkin akrab dengan istilah "mata panda," yang merujuk pada kantung hitam di bawah mata akibat kurang tidur.
Meski istilah ini sering dikaitkan dengan pekerjaan lembur atau faktor genetik, kenyataannya banyak anggota Gen Z yang mengalami hal serupa meskipun belum memasuki dunia kerja. Lalu, apa yang membuat mereka cenderung begadang hingga larut malam? Berikut tiga alasan utama di balik kebiasaan ini.
-
Kenapa orang sering begadang? Banyak orang memilih begadang karena merasa malam adalah waktu yang paling produktif.
-
Mengapa orang sering begadang? Kecenderungan untuk begadang sering kali dikaitkan dengan faktor genetika dan usia. Orang dengan chronotype malam cenderung memiliki kebiasaan tidur larut malam dan bangun lebih siang.
-
Bagaimana pengaruh media sosial terhadap Gen Z? Tumbuh dengan media sosial, Generasi Z mengkurasi diri mereka di dunia maya dengan lebih hati-hati dibandingkan generasi sebelumnya, dan mereka cenderung beralih ke tren anonimitas, mengatur feed sosial media secara lebih personal, dan memiliki kehadiran secara online (online presence) yang lebih kecil, meskipun generasi ini sangat rakus mengonsumsi media online.
-
Kenapa Gen Z gampang stres? Gen Z menghadapi berbagai tekanan yang kompleks dalam hidup mereka. Pandemi COVID-19, ketidakpastian dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan pekerjaan, semuanya merupakan faktor yang menyebabkan stres.
-
Mengapa Gen Z lebih peka dengan isu sosial? Karena terus terekspos dengan berita global dan masalah sosial yang tampak di dunia maya, Gen Z cenderung memiliki tingkat kesadaran yang tinggi tentang isu-isu yang terjadi di sekitarnya.
-
Apa ciri khas Gen Z dalam memanfaatkan teknologi? Gen Z adalah generasi yang selalu terhubung dengan dunia maya dan dapat melakukan segala sesuatunya dengan menggunakan kecanggihan teknologi yang ada. Bahkan gadget sudah menjadi pegangannya dari sejak kecil. Maka secara otomatis pengenalan teknologi dan dunia maya ini begitu berpengaruh pada perkembangan kehidupan dan kepribadian mereka.
Tekanan Akademik dan Sosial
Salah satu faktor signifikan yang mendorong Gen Z untuk begadang adalah tekanan akademik dan sosial yang mereka hadapi. Sebagai kelompok usia yang mayoritasnya masih terikat dengan pendidikan, beban tugas sekolah atau kuliah menjadi salah satu penyebab utama. Banyak dari mereka merasa harus mengejar ekspektasi yang tinggi, baik dari orang tua, guru, maupun lingkungan sosial mereka.
Tekanan ini sering kali membuat mereka merasa cemas dan berpikir terlalu keras (overthinking), terutama saat malam hari. Ketika suasana menjadi lebih tenang, banyak yang justru lebih produktif dan memilih untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik mereka pada malam hari. Di samping itu, perasaan harus terus berprestasi atau mengejar standar akademik tertentu juga menjadi beban mental yang berujung pada sulitnya tidur lebih awal.
Selain itu, dorongan untuk selalu terhubung dengan teman-teman sebaya juga memperkuat tekanan sosial yang mereka rasakan. Diskusi kelompok, kegiatan belajar bersama, hingga keinginan untuk tetap mengikuti tren dan topik terkini di kalangan teman-teman sering kali memperpanjang waktu mereka sebelum tidur. Akibatnya, waktu istirahat pun terabaikan.
Penggunaan Media Sosial dan Teknologi
Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi, khususnya media sosial, memainkan peran besar dalam pola hidup Gen Z. Generasi ini tumbuh dalam era digital, di mana akses ke informasi, hiburan, dan komunikasi dengan mudah bisa dilakukan melalui gawai. Dari sekadar scrolling di media sosial, menonton video, hingga bermain game, berbagai aktivitas ini sering kali dilakukan hingga larut malam.
Menurut banyak penelitian, paparan terhadap layar gawai pada malam hari dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yang berfungsi mengatur siklus tidur dan bangun. Cahaya biru yang dipancarkan oleh perangkat elektronik dapat menghambat produksi melatonin, hormon yang membantu seseorang merasa mengantuk. Akibatnya, semakin lama seseorang terpapar layar di malam hari, semakin sulit bagi mereka untuk tertidur.
Gen Z juga memiliki kecenderungan untuk merasa lebih terlibat dengan kehidupan virtual dibandingkan generasi sebelumnya. Media sosial menyediakan platform untuk mengekspresikan diri, berinteraksi dengan orang lain, dan bahkan membangun identitas pribadi. Akan tetapi, keasyikan dengan kehidupan di dunia maya ini sering kali memakan waktu tidur yang seharusnya digunakan untuk beristirahat.
Fear Of Missing Out (FOMO)
Fenomena Fear of Missing Out (FOMO), atau ketakutan akan ketinggalan sesuatu yang penting, juga menjadi salah satu penyebab utama mengapa Gen Z cenderung begadang. Ketika ada topik atau tren baru yang muncul di media sosial, banyak dari mereka merasa harus terus memperbarui informasi agar tidak tertinggal. Keinginan untuk selalu "terhubung" ini membuat mereka sulit melepaskan diri dari perangkat digital mereka, bahkan saat sudah larut malam.
FOMO ini tidak hanya terkait dengan mengikuti berita atau tren, tetapi juga dengan interaksi sosial di dunia maya. Gen Z sering kali merasa bahwa mereka harus terus hadir di berbagai platform media sosial agar tetap relevan di antara teman-teman mereka. Hal ini mendorong mereka untuk terus aktif di dunia maya, meskipun sudah saatnya tidur. Akibatnya, waktu tidur menjadi tidak teratur dan mereka berisiko mengalami masalah kesehatan akibat kurang tidur, seperti kelelahan kronis, masalah konsentrasi, hingga gangguan kesehatan mental.
Selain itu, banyak konten yang diposting di malam hari, baik itu oleh teman-teman, tokoh publik, maupun influencer, membuat mereka merasa harus selalu online untuk mengikuti setiap perkembangan terbaru. FOMO ini semakin diperparah dengan algoritma media sosial yang dirancang untuk terus menyajikan konten yang menarik perhatian pengguna, membuat mereka sulit berhenti menggulir layar.
Dampak Kebiasaan Begadang
Kebiasaan begadang dan tidur di dini hari ini tentu membawa dampak yang tidak dapat diabaikan, terutama bagi kesehatan fisik dan mental. Kurang tidur dapat menyebabkan penurunan produktivitas, gangguan konsentrasi, hingga meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan masalah jantung. Di sisi lain, kesehatan mental juga rentan terganggu akibat pola tidur yang tidak teratur, seperti munculnya perasaan cemas, depresi, atau stres berlebihan.
Bagi Gen Z yang sedang berada di masa pertumbuhan dan perkembangan, istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga keseimbangan kesehatan tubuh. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk mulai memprioritaskan pola tidur yang lebih sehat dan teratur, serta mengurangi kebiasaan begadang yang bisa merugikan di kemudian hari.
Begadang hingga dini hari telah menjadi fenomena umum di kalangan Gen Z. Tekanan akademik dan sosial, penggunaan media sosial dan teknologi yang berlebihan, serta fenomena FOMO menjadi tiga alasan utama yang mendorong kebiasaan ini. Meskipun tampaknya sepele, kebiasaan begadang ini dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental jika tidak segera diatasi. Oleh karena itu, penting bagi Gen Z untuk mulai menyadari pentingnya menjaga pola tidur yang sehat demi kesejahteraan jangka panjang.