Dari Kebanyakan Nugas sampai FOMO, Ini 3 Alasan Gen-Z Sering Begadang dan Tidur Dini Hari
Kenapa Gen Z sering begadang dan tidur dini hari? Tekanan akademik, media sosial, dan FOMO jadi alasan utama.
Istilah “mata panda” bukan lagi hal yang asing, terutama di kalangan Gen Z. Mata berkantung hitam yang sering diasosiasikan dengan hewan lucu ini kini menjadi simbol dari kebiasaan begadang yang melekat pada generasi ini. Meskipun banyak di antara mereka belum memasuki dunia kerja yang penuh tekanan, tetap saja banyak yang mengeluhkan kurangnya waktu tidur dan penampilan mata yang lelah. Lantas, mengapa Gen Z begitu gemar begadang dan tidur larut malam? Berikut ini adalah tiga alasan utama di balik fenomena tersebut.
1. Nugas Sampai Pagi, Ini Bentuk Tekanan Akademik
Tidak bisa dipungkiri, Gen Z sebagian besar masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Kewajiban akademik yang semakin berat dengan tuntutan tugas yang datang silih berganti membuat banyak dari mereka memilih untuk begadang demi menyelesaikan pekerjaan. Tekanan akademik ini sering kali memaksa mereka bekerja hingga larut malam, bahkan dini hari.
-
Mengapa orang sering begadang? Kecenderungan untuk begadang sering kali dikaitkan dengan faktor genetika dan usia. Orang dengan chronotype malam cenderung memiliki kebiasaan tidur larut malam dan bangun lebih siang.
-
Kenapa orang sering begadang? Banyak orang memilih begadang karena merasa malam adalah waktu yang paling produktif.
-
Mengapa orang cerdas cenderung begadang? Penelitian juga mengaitkan kecerdasan tinggi dengan kebiasaan begadang. Meskipun mungkin tidak ideal untuk kesehatan fisik atau komitmen olahraga pagi, hal ini dapat menjelaskan mengapa seseorang cenderung tetap terjaga ketika orang lain sudah tidur nyenyak.
-
Apa saja tips untuk mengatasi begadang? Dilansir dari Healthline, berikut delapan cara yang bisa Anda coba untuk mengatasi kebiasaan begadang dan mendapatkan pola tidur yang lebih sehat.
-
Apa saja dampak buruk begadang pada tubuh? Dari penurunan kualitas tidur hingga gangguan kesehatan serius, kebiasaan ini dapat mengganggu keseimbangan fisik dan mental seseorang.
-
Kenapa FOMO bisa menyebabkan gangguan tidur? Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh Sleep Medicine Reviews, FOMO dapat menyebabkan gangguan tidur karena orang-orang, terutama remaja, merasa perlu untuk selalu aktif di media sosial, bahkan di malam hari, agar tidak tertinggal informasi satupun.
Selain itu, standar yang tinggi dan ekspektasi sosial juga menjadi pendorong utama. Banyak dari Gen Z yang merasa harus mencapai hasil yang maksimal dalam pendidikan mereka, sering kali mendorong mereka untuk melakukan segala cara agar tidak tertinggal dari teman-teman mereka.
Situasi ini juga menimbulkan kecenderungan overthinking saat malam hari, membuat mereka sulit tidur meski telah menyelesaikan tugasnya. Perasaan tidak puas, takut gagal, dan selalu ingin memperbaiki diri terus menghantui pikiran mereka, sehingga malam hari menjadi momen penuh kecemasan dan pemikiran berlebihan.
Selain tekanan akademik, Gen Z juga menghadapi tekanan sosial yang tidak kalah besar. Di era digital saat ini, standar hidup yang dilihat melalui media sosial seringkali menimbulkan perasaan cemas dan takut tidak mampu mengikuti gaya hidup yang dianggap ideal oleh lingkungan mereka. Tekanan ini memperburuk kondisi tidur mereka, memaksa mereka terus terjaga hingga dini hari.
2. Kecanduan Teknologi dan Media Sosial
Gen Z tumbuh di era yang sangat terhubung dengan teknologi. Gawai dan media sosial adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka. Hampir semua orang di generasi ini memiliki akun di berbagai platform media sosial, seperti Instagram, TikTok, Twitter, atau YouTube. Tanpa disadari, scrolling media sosial dan menonton video pendek telah menjadi rutinitas sebelum tidur bagi banyak orang. Aktivitas ini sering kali membuat waktu tidur menjadi tidak teratur.
Media sosial dirancang untuk membuat penggunanya terus terpaku pada layar. Aliran konten yang tak terbatas membuat seseorang dengan mudah menghabiskan berjam-jam hanya dengan menelusuri feed mereka. Aktivitas ini bukan hanya menyita waktu, tetapi juga merusak pola tidur alami. Penggunaan gawai yang berlebihan sebelum tidur mempengaruhi ritme sirkadian, atau jam biologis tubuh, yang akhirnya mengganggu siklus tidur.
Lebih parahnya lagi, interaksi di media sosial juga menciptakan stimulasi mental yang kuat, mempersulit otak untuk beristirahat. Pemberitahuan dan pesan dari teman sering kali membuat Gen Z tetap aktif berinteraksi bahkan hingga larut malam. Tanpa disadari, waktu tidur yang seharusnya dimulai lebih awal, tergeser menjadi dini hari karena kegiatan tanpa akhir ini.
3. Fear of Missing Out (FOMO), Takut Ketinggalan Informasi dan Tren
Fear of Missing Out atau FOMO adalah fenomena psikologis yang cukup kuat di kalangan Gen Z. Rasa takut tertinggal dari topik yang sedang viral, tren, atau percakapan penting sering kali mendorong mereka untuk tetap terhubung dengan dunia maya. Dalam era di mana informasi bergerak cepat, Gen Z sering merasa perlu terus memantau perkembangan terbaru di media sosial atau internet. Mereka khawatir jika melewatkan sesuatu, mereka akan kehilangan kesempatan untuk terlibat dalam percakapan yang sedang hangat.
FOMO ini bisa berupa keinginan untuk selalu up-to-date tentang berita, tren fashion, atau bahkan meme yang sedang viral. Pada malam hari, ketika sebagian besar orang sudah tidur, Gen Z justru merasa ini adalah waktu terbaik untuk mengejar ketertinggalan informasi. Akibatnya, mereka sulit mematikan gawai atau perangkat mereka, bahkan ketika sudah merasa lelah. FOMO membuat mereka tetap terjaga, dan tanpa disadari, waktu tidur semakin menipis.
Bukan hanya itu, ketakutan ini juga bisa timbul dari keinginan untuk terus ikut serta dalam percakapan grup chat atau game online bersama teman-teman. Gen Z merasa jika mereka tidak ikut serta dalam momen-momen sosial ini, mereka akan merasa terisolasi. Pada akhirnya, mereka mengorbankan waktu istirahat mereka demi mengejar interaksi sosial dan informasi yang terus mengalir di dunia maya.
Dampak dari Kebiasaan Begadang
Kebiasaan begadang dan tidur dini hari ini tentu memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan fisik dan mental Gen Z. Pola tidur yang tidak teratur dapat menyebabkan gangguan tidur kronis, seperti insomnia, dan mengganggu produktivitas sehari-hari. Selain itu, kurang tidur dapat memengaruhi kesehatan mental mereka, meningkatkan risiko stres, depresi, dan kecemasan.
Secara fisik, efek dari kurang tidur juga tidak bisa diremehkan. Mata panda, kulit kusam, serta penurunan daya tahan tubuh adalah beberapa masalah yang sering dialami oleh mereka yang terbiasa begadang. Jika kebiasaan ini dibiarkan terus berlanjut, bukan tidak mungkin akan memicu penyakit yang lebih serius di masa mendatang.
Bagaimana Mengatasi Kebiasaan Begadang?
Untuk mengatasi kebiasaan begadang, Gen Z perlu mulai menyadari pentingnya pola tidur yang sehat. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
- Cobalah untuk tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari, termasuk di akhir pekan.
- Hindari layar minimal satu jam sebelum tidur untuk membantu tubuh rileks dan mempersiapkan diri untuk istirahat.
- Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan membuat tubuh lebih mudah tidur.
- Hindari minuman berkafein di malam hari, karena ini dapat membuat Anda tetap terjaga lebih lama.
Dengan langkah-langkah di atas, semoga Gen Z dapat memperbaiki pola tidur mereka, mengurangi kebiasaan begadang, dan mau menjaga kesehatan untuk hari tua mereka.