Sasmuan, kota di Filipina yang harus ganti nama karena kelewat tabu
Merdeka.com - Sasmuan adalah sebuah kota kecil di provinsi Pampanga, Filipina. Kota ini tidak terlalu menonjol dari segi pariwisata. Daya tariknya hanya festival Kuraldal, perayaan untuk menghormati Santa Lucia setiap 15 Januari dan gereja Augustinian yang pembangunannya didedikasikan untuk sang santo. Namun, Sasmuan memiliki sejarah yang cukup unik. Bahkan sejarah inilah yang menjadikan namanya terdengar di luar negeri.
Menurut informasi dari eK!, selama berabad-abad Sasmuan menggunakan nama resmi Sexmoan. Nama yang kedengarannya berbau seks ini sebenarnya hanya karena masalah aksen. Jika menggunakan lidah Spanyol seperti para biarawan Augustinian yang mendirikan kota tersebut, Sasmuan dan Sexmoan terdengar sama.
Sexmoan berakar dari dari kata 'sasmo', berasal dari bahasa Kapampangan yang berarti 'bertemu'. Kota ini adalah titik pertemuan antara prajurit Pampangos dengan tentara China sebelum peperangan di Guagua.
-
Bagaimana Sabang mendapat nama? Mereka pun menamainya dengan Shabag yang artinya gunung meletus.
-
Kenapa Kota Padangsidimpuan disebut 'Kota Salak'? Padangsidimpuan memiliki julukan 'Kota Salak' karena letaknya yang dikelilingi oleh perbukitan dan gunung yang mayoritas menjadi perkebunan buah salak.
-
Kenapa Kampung Sempurmayung dikenal sebagai permukiman adat? Pasalnya masih banyak warga tinggal di rumah berbentuk tradisional Sunda.
-
Di mana letak Kampung Seuseupan? Sebuah kampung di Desa Buniwangi, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat memiliki pemandangan yang unik.
-
Bagaimana sejarah nama Kota Padangsidimpuan? Mengutip dari berbagai sumber, nama kota ini berasal dari kata 'Padang na dimpu' yang diambil dari bahasa Batak Angkola. 'Padang' artinya hamparan atau kawasan luas, 'na' artinya yang, serta 'dimpu' artinya tinggi. Apabila digabungkan, arti dari 'Padang na dimpu' adalah hamparan yang luas yang berada di tempat yang tinggi.
-
Dimana letak Sabang? Secara administratif, Sabang merupakan salah satu kota di Provinsi Aceh. Letaknya berseberangan dengan bagian Utara Pulau Sumatra.
Pengucapan dan penulisan nama kota yang benar baru diketahui pada tahun 1987, setelah dikoreksi oleh Emy Lingad. Meskipun sudah digunakan sejak abad 16, rupanya nama Sexmoan kurang berkenan di hati warganya. Nama ini membuat kota berikut penduduknya kerap dikaitkan dengan aktivitas seksual atau malah prositusi. Setelah tanggal 15 Januari 1991, nama Sexmoan pun resmi ditinggalkan. Tetapi kisah Sasmuan dan nama terdahulunya yang tabu akan tetap terdengar di seluruh dunia.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut budayawan dan sesepuh Besemah, nama tersebut berasal dari pengucapan orang Belanda yang salah.
Baca SelengkapnyaSetiap tahunnya 2 sampai 3 kapal India bersandar di Pariaman untuk mengirim kain kepada penduduk lokal.
Baca SelengkapnyaNama kota ini sudah tertulis sejak adanya Perang Padri yang berlangsung di Sumbar dan di masa Hindia Belanda menjadi Ibukota Karesidenan Tapanuli.
Baca SelengkapnyaDilihat dari sejarahnya, ternyata kota ini memiliki banyak keunikan yang jarang diketahui
Baca SelengkapnyaWilayah Kelenteng Sam Poo Kong dulunya berada di pinggir laut. Kini jaraknya sekitar 7 km dari bibir pantai
Baca SelengkapnyaKepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib
Baca SelengkapnyaSalah satu kota di Provinsi Sumatera Utara ini dulunya berperan penting dalam aktivitas perdagangan masa kolonial.
Baca SelengkapnyaTujuh pekerja seks terjaring razia di bekas lokalisasi Gunung Sampan Situbondo bukan warga lokal. Ini sosoknya.
Baca SelengkapnyaBanyak spekulasi terkait asal-usul penamaan "Sumatra". Disebut, wilayah ini konon diambil dari nama tokoh Raja Sriwijaya.
Baca SelengkapnyaDulu saat pedagang Arab berlayar hingga ke Pulau Weh, mereka menamakan Sabang dengan kata 'Shabag' yang berarti gunung meletus.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sudah ada sejak tahun 1743 dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaPenetapan hari lahir itu didasarkan pada pembentukan daerah itu menjadi kabupaten oleh Sultan Hadiwijaya
Baca Selengkapnya