Dinas Rahasia Israel di Balik Penumpasan Partai Komunis Indonesia
Merdeka.com - Pemerintah Orde Baru menghancurkan gerakan komunis hingga akar-akarnya usai peristiwa G30 September 1965. Ada peran Mossad, dinas rahasia Israel di balik penumpasan PKI Indonesia.
Hal itu diakui mantan Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkokamtib), Jenderal TNI Soemitro. Di awal berdirinya Orde Baru, lembaga ini sangat powerful.
Tak cuma dengan Mossad, Soemitro mengakui bekerja sama dengan MI-6, dinas rahasia Inggris. Tujuannya sama, memerangi komunisme di Indonesia.
-
Bagaimana Mossad bekerja di Indonesia? Agen-agen Mossad yang datang ke Indonesia disamarkan seolah berasal dari Eropa atau Amerika Serikat.
-
Siapa yang terlibat kerja sama dengan Mossad? Dia juga mengizinkan tiga orang jenderal, anak buahnya mengadakan hubungan dengan Israel dalam rangka menumpas PKI.
-
Gimana cara TNI kerja sama dengan Mossad? Kerja Sama yang Dilakukan Adalah Operasi Intelijen. Namun Mitro Tak Menjelaskan Detilnya.
-
Kenapa Mossad bantu TNI? Tujuannya sama, memerangi komunisme di Indonesia. “Kami mengadakan hubungan intelijen dengan Mossad (Israel) dan dengan MI-6 (Inggris). Kedua-duanya sangat peka mengenai masalah komunis,“
-
Siapa yang meretas situs Mossad? Pada 2013, kelompok peretas atau hacker Anonymous mengaku telah meretas situs milik badan intelijen Israel yang terkenal sebagai agen mata-mata terbaik dunia, Mossad.
-
Dimana Mossad punya kantor? Bahkan Mossad pernah memiliki sebuah kantor di Jakarta yang disamarkan dengan 'misi perdagangan' agar orang-orang tidak curiga.
"Kami mengadakan hubungan intelijen dengan Mossad (Israel) dan dengan MI-6 (Inggris). Kedua-duanya sangat peka mengenai masalah komunis," kata Jenderal Mitro.
Mosad Lebih Unggul dari CIA
Menurutnya, intelijen CIA kalah dari Israel dan Inggris dalam hal menghadapi komunisme. Dinas rahasia dua negara itu lebih bisa diandalkan ketimbang AS. Apalagi setelah terjadinya skandal Watergate 1972-1974.
"Hancur intelijen Amerika waktu itu," jelasnya.
Hal ini dikisahkan Jenderal Soemitro dalam biografinya Dari Pangdam Mulawarman Sampai Pangkopkamtib yang ditulis Ramadhan KH dan diterbitkan Pustaka Sinar Harapan.
Soemitro membenarkan pernah menemui perwakilan mata rantai Israel di Jalan Tosari, Jakarta Pusat. Dia juga mengizinkan tiga orang jenderal, anak buahnya mengadakan hubungan dengan Israel.
"Itu sehubungan dengan penumpasan PKI," kata dia.
Menurutnya, kerja sama intelijen antara Kopkamtib, Mossad dan MI-6 berjalan dengan baik. Kekuatan komunis di Indonesia bisa dihancurkan. Tokoh-tokoh yang dianggap tersangkut PKI ditangkapi dan dijadikan tahanan politik.
Menunggangi Ombak
Walau Soemitro menganggap CIA kalah dari Mossad dan MI-6, namun dinas rahasia AS itu pun punya keterlibatan di Indonesia saat geger 1965.
AS menganggap, sangat berbahaya jika Indonesia sampai jatuh menjadi negara komunis. Apalagi saat itu di Vietnam, AS pun tengah menghadapi Vietnam Utara.
Setelah terjadi peristiwa G30S, bantuan pertama dari AS adalah 14 unit walkie-talkie dari Kedutaan Besar AS di Jakarta. Alat komunikasi ini diserahkan langsung kepada Soeharto oleh Duta Besar AS, Marshall Green.
Hal ini ditulis dalam buku 'Membongkar Kegagalan CIA: Spionase Amatiran Sebuah Negara Adidaya' karya Tim Weiner. Buku ini diterbitkan oleh PT Gramedia, Jakarta dan dicetak pada Desember 2008.
Selain memberikan kemudahan terhadap proses pembersihan PKI, alat ini memudahkan CIA memantau operasi-operasi penumpasan komunis oleh TNI di Jawa Tengah dan Timur.
Tak hanya alat komunikasi, CIA juga memberikan bantuan berupa obat-obatan yang diserahkan kepada TNI AD senilai USD 500 ribu. Obat-obatan itu diharapkan CIA dijual oleh militer untuk mendapat uang tunai. Jadi bantuan tersebut tidak terlalu mencurigakan.
Green juga mencoba meminta pemerintah AS untuk memberikan uang sebesar Rp50 juta atau USD10 ribu untuk mendukung kontra-kup.
Namun mengenai jatuhnya Presiden Soekarno dan korban ratusan ribu korban jiwa, Amerika Serikat menolak bertanggung jawab. Mereka mengaku tidak menciptakan kondisi tersebut, hanya memanfaatkan kondisi yang muncul setelah G30S.
"Kami tidak menciptakan ombak-ombak itu. Kami hanya menunggangi ombak-ombak itu ke pantai," ungkap Green. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya CIA, ada sepak terjang Dinas Intelijen Israel di Jakarta saat penumpasan PKI. Apa peran mereka?
Baca SelengkapnyaBanyak spekulasi tentang keterlibatan CIA dan dinas rahasia AS dalam peristiwa G30S/PKI. Bagaimana sebenarnya?
Baca Selengkapnyadua anggota Komisi Fatwa MUI yakni MA dan AR dinonaktifkan terkonfirmasi pernah kunjung Kedubes Israel
Baca SelengkapnyaTengah Air Base jadi markas pesawat jet tempur Inggris. Dijaga kuat dengan rudal antipesawat udara.
Baca SelengkapnyaKeduanya tergabung dalam sebuah organisasi yang di dalamnya terafiliasi Yahudi.
Baca SelengkapnyaOrganisasi Intelijen Nasional (MIT) Turki berhasil tangkap agen Mossad yang ditugaskan jadi mata-mata.
Baca SelengkapnyaAda 50 orang relawan dari Indonesia yang siap bertempur. Mereka telah dilatih dan dipersenjatai.
Baca SelengkapnyaSeorang tokoh pergerakan nasional asal Surakarta ini terlibat aktif dalam pergerakan nasional Indonesia dan organisasi politik.
Baca SelengkapnyaDienst alias Dinas Intelijen Politik di Hindia Belanda. Musuh nomor satu kaum pergerakan.
Baca SelengkapnyaKeberadaan polisi istimewa menjadi cikal bakal berdirinya Brimob Polri
Baca SelengkapnyaPara pejuang Palestina berhasil menyerang Israel. Akibatnya, ratusan tentara dan warga Israel tewas.
Baca SelengkapnyaIndonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Baca Selengkapnya