Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hukuman Zaman Dulu di Indonesia: Dicambuk, Ditusuk Keris Hingga Diadu dengan Harimau

Hukuman Zaman Dulu di Indonesia: Dicambuk, Ditusuk Keris Hingga Diadu dengan Harimau Pasangan gay dihukum cambuk di Aceh. ©CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP

Merdeka.com - Guna menerapkan efek jera, berbagai jenis hukuman mengerikan pernah diciptakan oleh otoritas kekuasaan di seluruh Nusantara.

Penulis: Hendi Jo

Bernard Dorleans pernah melukiskan peri keadaan Kesultanan Aceh pada tahun 1800-an. Doktor sejarah dari Universitas Sorbone Paris itu menyebut begitu banyaknya para pengemis cacat memenuhi jalanan di Koetaradja (sekarang Banda Aceh). Rata-rata mereka tak memiliki kaki atau tangan.

"Ini merupakan konsekuensi logis dari hukuman qisas yang diberlakukan sultan Aceh kepada rakyatnya," tulis Bernard Dorleans dalam Orang Indonesia dan Orang Prancis: Dari Abad XVI Sampai dengan Abad XX.

Qisas adalah sistem hukum Islam yang konon pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya zaman dulu di jazirah Arab. Jenis hukum ini didasarkan pada 'gigi bayar gigi, mata bayar mata'. Kecuali pihak korban bermurah hati memaafkan sang pelaku. Biasanya pemberian maaf pun tidak gratis, harus ditebus dengan dinar dan dirham.

Hukuman Dicekik Sampai Ditusuk Keris

Hukuman berat tidak hanya berlaku di wilayah yang memeluk keyakinan Islam. Menurut Prof.J.E Sahetapy, di Bali bahkan pembunuhan berencana (walad pati), diganjar dengan hukuman tusukan keris ke dada hingga mati.

Dalam praktiknya, tak jarang sang pelaku tidak cukup ditusuk sekali. Namun berkali-kali. Bahkan untuk mempercepat nyawa enyah dari badan, para algojo menginjak-injak badan si terhukum yang sudah rubuh tak berdaya tersebut. Tujuannya, supaya darah cepat dan banyak keluar.

"Ironisnya semua itu dilakukan di depan para terhukum lainnya yang juga tengah menunggu giliran," ujar ahli hukum Indonesia kenamaan tersebut dalam Ancaman Hukuman Mati dalam Pembunuhan Berencana.

Tidak kalah seram, dengan Aceh dan Bali, di pedalaman Toraja, pelaku inses dipersilakan mengambil dua opsi hukuman: dicekik sampai mati atau dimasukkan ke dalam rotan yang diberi batu pemberat lalu dilempar ke sungai yang dalam.

Sadisnya jenis hukuman lokal tersebut berkelindan dengan bentuk hukuman yang dilakukan oleh orang-orang Belanda. Dalam beberapa literatur sejarah, tak sedikit orang pribumi dan orang Belanda sendiri yang pernah merasakan dihukum dengan cara disalib, dicincang, dipenggal, dirobek tubuhnya dengan empat kuda yang dihela ke empat penjuru arah mata angin dan lain-lain.

Dibakar Hingga Diadu Harimau

Pada 1808, Gubernur Jenderal H.W. Daendels yang dikenal kejam itu mengintrodusir jenis hukuman mati ala Eropa. Yaitu dibakar hidup-hidup dengan tubuh diikat di tiang. Melalui sebuah plakat tertanggal 22 April 1808, Daendels juga mengakomodasi sebuah tata cara hukuman mati lokal, yaitu dieksekusi dengan keris atau sangkur.

Namun jenis hukuman paling mengerikan adalah yang diberlakukan Kesultanan Mataram. Ada dua opsi yang harus dipilih seorang terkena vonis hukuman mati: diadu dengan harimau jawa atau lewat picis. Serat Sekar Setaman, buku koleksi Museum Sanapustaka, Keraton Surakarta, menyebut picis sebagai bentuk hukuman yang membuat terhukum mengalami siksaan rasa pedih yang terkira. Jenis hukuman ini, konon sudah diberlakukan oleh orang-orang Majapahit.

Terdakwa yang kena picis akan digiring ramai-ramai ke alun-alun kota oleh para algojo. Di depan ribuan pasang mata, sang pesakitan diikat di tonggak kayu atau pohon. Lalu tubuhnya disayat-sayat dengan pisau, dan lukanya diolesi air garam serta asam. Begitu seterusnya, sampai ia menemui ajalnya. Bayangkan betapa pedihnya. Terhukum akan berada dalam situasi di mana mati terasa lebih “melegakan” ketimbang hidup.

Atas usul Gubernur Jenderal T.S. Raffles (1811-1816) yang berkuasa atas nama Kerajaan Inggris, hukum picis bersama hukuman yang mempraktikan aksi potong-memotong anggota tubuh lainnya lantas dihapus oleh Sri Sultan Paku Buwono IV pada 18. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pentingnya Menggunakan Teknik Pengereman 4 Jari Saat Musim Hujan, Serta Cara Memakainya
Pentingnya Menggunakan Teknik Pengereman 4 Jari Saat Musim Hujan, Serta Cara Memakainya

Pentingnya Menggunakan Teknik Pengereman 4 Jari Saat Musim Hujan

Baca Selengkapnya
Lagi Musim Hujan, Hangatkan Badan dengan Makanan Berkuah Khas Nusantara
Lagi Musim Hujan, Hangatkan Badan dengan Makanan Berkuah Khas Nusantara

Berkuah dan kaya rempah, aneka kuliner khas nusantara ini nikmat disantap saat musim hujan.

Baca Selengkapnya
Penyakit Musim Hujan yang Wajib Diwaspadai, Segera Perkuat Imun Tubuh
Penyakit Musim Hujan yang Wajib Diwaspadai, Segera Perkuat Imun Tubuh

Dibalik kesejukannya, musim hujan juga membawa dampak negatif bagi kesehatan. Mereka yang imunnya rendah, akan jadi korban dari penyakit musim hujan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cara Atasi Keriput Wajah dan Kulit Kendur Hanya dengan 1 Buah, Langsung Tampak Awet Muda
Cara Atasi Keriput Wajah dan Kulit Kendur Hanya dengan 1 Buah, Langsung Tampak Awet Muda

Kulit keriput dan kendur adalah masalah kulit yang muncul seiring bertambahnya usia. Yuk, simak cara mengatasi keduanya hanya dengan satu jenis buah ini!

Baca Selengkapnya
Telah Jalani 2/3 Hukuman Perkara Suap, Mantan Bupati Kuansing Andi Putra Bebas
Telah Jalani 2/3 Hukuman Perkara Suap, Mantan Bupati Kuansing Andi Putra Bebas

Telah Jalani 2/3 Hukuman karena Terima Suap, Mantan Bupati Kuansing Andi Putra Bebas

Baca Selengkapnya
Jenis Penyakit yang Sering Muncul Pasca Lebaran, Radang Tenggorokan Paling Banyak Terjadi
Jenis Penyakit yang Sering Muncul Pasca Lebaran, Radang Tenggorokan Paling Banyak Terjadi

Meskipun memikat untuk dinikmati, menu-menu lebaran sebaiknya dinikmati dengan porsi yang terkendali demi mencegah timbulnya sejumlah masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya
Cara Mudah Membuat Rebusan Mengkudu untuk Turunkan Gula Darah hingga Asam Urat
Cara Mudah Membuat Rebusan Mengkudu untuk Turunkan Gula Darah hingga Asam Urat

Meskipun citarasa buah mengkudu tidak begitu enak, namun buah ini memiliki banyak manfaat yang luar biasa. Inilah metode yang tepat untuk mengolahnya.

Baca Selengkapnya
Berapa Hari Sekali Burung Murai Mandi dan Bagaimana Cara Merawat Kebersihannya?
Berapa Hari Sekali Burung Murai Mandi dan Bagaimana Cara Merawat Kebersihannya?

Mandikan burung murai sehari sekali, bersihkan kandangnya, dan beri obat kutu jika diperlukan.

Baca Selengkapnya
13 Manfaat Daun Kelor bagi Kesehatan Tubuh, Bantu Hambat Perkembangan Sel Kanker
13 Manfaat Daun Kelor bagi Kesehatan Tubuh, Bantu Hambat Perkembangan Sel Kanker

Berikut manfaat daun kelor yang sangat baik bagi kesehatan tubuh.

Baca Selengkapnya