Bung Karno Ingin Baju yang Dipakai Jenderal Yani, ini Komentar Soeharto
Merdeka.com - Sukarno dikenal sebagai sosok presiden yang sangat memperhatikan penampilan diri. Tak jarang dia pun berkaca kepada para bawahannya.
Oleh: Hendi Jo
Satya Graha masih ingat penampilan Presiden Sukarno setiap bertemu dengan para wartawan di Istana Negara. Kala itu Bung Karno selalu menggelar acara rutin makan pagi di hari Rabu.
-
Siapa yang Bung Karno panggil setelah peragaan busana? Rupanya Presiden Sukarno memperhatikan Baby Huwae. Setelah acara selesai, Baby Huwae dipanggilnya untuk mengobrol. Di samping Bung Karno saat itu ada Siwabessy, yang kelak menjadi menteri kesehatan.
-
Siapa KSAD yang pernah menolak perintah Presiden Soeharto? Pria kelahiran Malang, Jawa Timur ini merupakan salah satu pejabat era Orde Baru yang bisa diandalkan. Presiden Soeharto menaruh kepercayaan tinggi terhadapnya. Meski demikian, ia dikenal sebagai pejabat Orde Baru yang bersih dan tidak korup.
-
Kenapa Kolonel Bambang menolak jadi jenderal? Bambang menolak menerima begitu saja pangkat jenderal dari presiden, tanpa prosedur yang berlaku. Itu justru akan membuatnya dicemooh oleh sesama perwira dan merusak sistem yang berlaku.
-
Apa saja peninggalan Bung Karno di rumahnya? Di dalam bangunan, banyak sekali barang-barang peninggalan Bung Karno yang sampai saat ini masih awet. Di antaranya yaitu sepeda onthel, satu set kursi yang ada di ruang tamu, lemari makan, bahkan surat cinta yang ia tulis untuk Fatmawati, dan beberapa perabotan klasik lainnya.
-
Apa yang menjadi inti kritik Kolonel Ahmad Husein terhadap pemerintah Soekarno? Pria yang lahir di Padang, Sumatra Barat pada 1 April 1925 ini banyak mengkritik pemerintah pusat di Jakarta terkait kebijakan yang merugikan daerah.
-
Siapa Jenderal TNI yang pernah menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan? Tokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.
Kendati kegiatan tersebut tidak resmi, namun Bung Karno selalu tampil menarik dan serasi. Tak lupa dia pun tak lupa mengenakan pici hitam di kepalanya.
"Saya rasa dia termasuk lelaki yang dandy," ungkap eks pemimpin redaksi surat kabar Soeloeh Indonesia tersebut.
Ada kisah menarik soal Bung Karno ingin kemeja militer. Suatu hari Kolonel Achmad Tirtosoediro, dipanggil oleh Bung Karno.
Achmad adalah Direktur CIAD (Corps Intendans Angkatan Darat), bagian internal AD yang mengurusi soal logistik. Mulai dari pakaian para prajurit hingga angkutan.
"Mad, saya ingin baju seperti (yang dikenakan) Yani kemarin," titah Bung Karno.
"Yang mana, Pak?" tanya Achmad Tirtosoediro.
"Itu yang warna krem," jawab Bung Karno seperti diceritakan oleh Achmad Tirtosoediro kepada penulis Rayani Sriwidodo dalam biografinya, Jenderal dari Pesantren Legok.
Seperti Jenderal Yani
Beberapa hari sebelumnya Bung Karno memang sempat bertemu dengan Menteri Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Ahmad Yani di Istana Cipanas.
Dalam pertemuan itu, Jenderal Yani menggunakan baju semi kemeja militer berwarna krem yang memang khusus dibagikan untuk para perwira. Rupanya pakaian itu sangat cocok membalut tubuh Yani yang memang atletis.
Dia terlihat gagah dan menarik sehingga diam-diam membuat Presiden Sukarno pun menaksir pakaian tersebut.
Awalnya Kolonel Achmad menyanggupi permintaan Bung Karno. Namun celakanya, setelah diperiksa di gudang CIAD, ternyata pakaian itu sudah habis. Dia lantas melaporkan soal itu kepada Bung Karno.
"Cari!" perintah Bung Karno.
Tentu saja Achmad tak bisa menolak permintaan sang presiden. Dia lalu berupaya untuk mencari pakaian itu. Namun tetap saja tak ditemukannya. Karena banyaknya pekerjaan lain, Achmad lalu menghentikan pencarian itu. Dia berharap, seiring waktu Bung Karno akan lupa.
Nasihat Soeharto
Ternyata harapan itu tak terkabulkan. Dalam suatu pertemuan kesekian di Istana Cipanas, Achmad yang tengah bercengkrama dengan Mayor Jenderal Soeharto, tiba-tiba dipanggil Presiden Sukarno dari kejauhan dengan isyarat jarinya.
"Eh, Dik, Bapak manggil tuh," bisik Soeharto.
"Siapa?" tanya Achmad berlagak pilon.
"Presiden!"
Mau tidak mau Kolonel Achmad pun menghampiri Presiden Sukarno. Tapi dia sudah tahu apa yang akan ditanyakan oleh Bung Karno.
"Bagaimana? Sudah dapat?" sergah Sukarno.
"Saya sedang usahakan, Pak," jawab Achmad.
Wajah Bung Karno pun mesem. Dia lantas memerintahkan Achmad untuk kembali ke posisi semula. Jenderal Soeharto pun menanyakan urusan apa sampai dipanggil Presiden. Achmad menceritakan persoalannya.
"Usahakanlah, Dik," nasihat Soeharto pada juniornya itu
Achmad hanya mengangguk.
.
Bung Karno Kirim Kowad
Tetapi Achmad yang memang selalu berpikiran praktis. Permintaan Sukarno itu tak pernah diupayakannya secara serius. Dia berpikir, jika memang barangnya sudah tidak ada, apakah harus dibuat lagi secara mendadak hanya karena permintaan satu orang?
Bung Karno sendiri ternyata masih tak menyerah. Dia lantas mengirimkan seorang anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) ke kantor Achmad guna menagih kemeja warna krem itu. Lagi-lagi jawabnya: Sedang diusahakan.
Ketika kembali bertemu dengannya di Istana Negara, lagi-lagi Presiden Sukarno menanyakan soal itu kepada Achmad.
"Wah, belum dapat, Pak," jawab Achmad.
"Kamu ini. Saya sudah kirim Kowad paling cantik, kamu masih saja bilang tidak ada. Bagaimana sih?" kata Bung Karno dalam wajah mesem. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perayaan ulang tahun ke-66 itu dihadiri keluarga dan teman-teman terdekat secara sederhana di salah satu ruangan di Istana Bogor.
Baca SelengkapnyaPresiden Sukarno segera mencari sosok pengganti sementara panglima Angkatan Darat karena Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani diculik.
Baca SelengkapnyaHasto menganggap keliru calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal Presiden ke-1 RI Soekarno gunakan alutsista bekas saat bebaskan Irian Barat.
Baca SelengkapnyaRano Karno sowan ke purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Darat sekaligus Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1984-1987, Eddie Marzuki Nalapraya
Baca SelengkapnyaMomen saat Presiden pertama RI Soekarno akan meninggalkan Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaBanyak kisah menarik Soeharto dan para pengawalnya. Hal ini dikisahkan Jenderal (Purn) Kunarto.
Baca SelengkapnyaSoekarno yang mendengar isu Dewan Jenderal ini lantas berniat untuk menghadirkan para jenderal ke Istana.
Baca Selengkapnya