Kisah Sakiko yang Dicintai Bung Karno
Merdeka.com - Sebelum Naoko Nemoto (Ratna Sari Dewi), Sukarno telah menjalin hubungan serius dengan perempuan Jepang lain bernama Sakiko Kanasue.
Penulis: Hendi Jo
JIKA bicara tentang istri Presiden Sukarno yang berasal dari Jepang, maka mayoritas orang akan menyebut nama Naoko Nemoto alias Ratna Sari Dewi. Anggapan itu tentu saja tidak keliru. Bagi Sukarno, Naoko merupakan salah satu istri yang paling berpengaruh dalam kehidupan politiknya, terutama di hari-hari kala kekuasaan Si Bung Besar mulai meredup.
-
Kenapa Soekarno menikahi Siti Oetari? Kasih Sayang Soekarno Jembatan Peneleh Bung Karno pun menerima saran untuk menikahi Siti Oetari karena ia juga iba melihat gurunya terpuruk dalam kesedihan.
-
Siapa istri terakhir Soekarno? Sosok Heldy Djafar, Istri Terakhir Presiden Soekarno Asal Kalimantan Timur Saat menikah, Heldy istri kesembilan Soekarno berumur 18 tahun, sedangkan Soekarno berumur 65 tahun
-
Kenapa Soekarno pilih mantan pegawai Jepang? Sedangkan mantan pegawai administrasi pemerintahan Jepang dipilih karena situasi Indonesia saat itu masih berada dalam masa sulit, di mana masih ada peralihan dari pihak Jepang ke pihak Sekutu.
-
Apa yang dilakukan Soeharto sebelum menikah? Soeharto mengenang dia naik mobil dinas tua dari Yogyakarta. Dia mengenakan busana Jawa lengkap dengan keris di punggung.'Waktu akan naik kendaraan itu, bukan main repotnya. Sulardi yang mengantar saya, mengganggu saya sepanjang jalan,' kenang Soeharto.
-
Siapa yang menjodohkan Soeharto? Hingga suatu hari di tahun 1947, saat itu Soeharto sudah berpangkat Overste atau Letnan Kolonel, komandan pasukan TNI di Yogyakarta, Datanglah paman dan bibinya, keluarga Prawirowihardjo. Ibu Prawiro, mengingatkan Soeharto, saat itu sudah 26 tahun. Usia yang cukup matang untuk berumah tangga. Pemuda seumuran di desanya nyaris semua sudah berkeluarga, tinggal dia yang membujang.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
"Setelah peristiwa Gerakan 30 September 1965, bisa dikatakan Dewi adalah salah satu penasehat politik paling penting bagi Sukarno," ungkap sejarawan Aiko Kurosawa.
Tetapi dalam kenyataannya, Dewi bukanlah perempuan Jepang satu-satunya yang pernah singgah di hati Bung Karno. Menurut seorang penulis Jepang bernama Masashi Nishihara dalam The Japanese and Sukarno's Indonesia, empat tahun sebelum menikahi Dewi, Sukarno pernah menjalin ikatan cinta dengan seorang perempuan Jepanglain bernama Sakiko Kanasue.
"Ia adalah seorang model fesyen," ungkap Nishihara.
Tapi berbeda dengan Nishihara, majalah Vanity Fair Vol. 55 Tahun 1992 menyebut Sakiko pernah bekerja sebagai pramuria di klub malam bernama Benibasha, sebuah klub malam di pusat kota Tokyo.
Pertemuan pertama Bung Karno dengan Sakiko sendiri terjadi di Kyoto. Sejak pandangan pertama, Si Bung nampak sudah merasa tertarik dengan Sakiko. Kode asmara sang presiden rupanya tidak disia-siakan oleh Kinoshita, sebuah perusahaan Jepang yang memiliki kepentingan menggarap berbagai proyek pembangunan Indonesia dari hasil pampasan perang Jepang. Jadilah Sakiko 'dibawa' oleh grup Kinoshita sebagai bagian dari lobi bisnis tingkat tinggi di Indonesia.
Sukarno memang benar-benar jatuh cinta kepada Sakiko. Tidak perlu waktu panjang, pada 1958, dia menikahi gadis Jepang tersebut di Hotel Daiichi, Ginja. Dia kemudian memutuskan masuk Islam dan berganti nama menjadi Saliku Maesaroh.
Di penghujung 1958, Sakiko didatangkan secara diam-diam ke Jakarta bersama ibunya. Sebagai kamuflase dia diklaim sebagai 'guru anak-anak ekspatriat Jepang' di Jakarta dan menempati sebuah rumah mewah di wilayah elite Menteng. Para tetangganya mengenal Sakiko sebagai Nyonya Basuki.
Seiring waktu berjalan, Sukarno yang sibuk mengurusi soal pampasan perang masih rutin pulang-pergi ke Jepang. Saat itulah, menurut Aiko Kurosawa, Sukarno bertemu dengan Naoko Nemoto, gadis cantik berusia 19 tahun. Sang orator pun lantas kembali jatuh cinta. Tanpa disadari, Naoko ternyata merupakan andalan grup Tonichi (saingan Kinoshit) untuk memuluskan jalur bisnis mereka di Indonesia.
Sukarno kembali dimabuk asmara. Dengan suka cita dia lantas mengundang gadis pujaannya itu untuk datang ke Indonesia. Gayung bersambut. Naoko menyambut baik ide itu. Maka pada 14 September 1959, Naoko datang ke Jakarta. Menurut penulis C.M. Chow, Naoko tidak sendiri. Dia didampingi dua gadis Jepang cantik lainnya.
"Mereka ditempatkan di rumah yang disediakan secara khusus oleh perusahaan Tonichi di Jakarta," tulis CM Chow dalam Autobiography as told to Atoh Matsuda.
Kedatangan Naoko tercium oleh Sakiko. Rasa marah dan cemburu membakar dia punya hati. Merasa frustasi dan terbuang di negeri orang, dua minggu sesudah kedatangan Naoko, Sakiko Kanasue berlaku nekad: mengakhiri hidup dengan cara mengiris urat nadi sendir.
"Dia merasa malu karena Naoko menjadi kekasih favorit Sukarno," ungkap Lambert Giebels dalam Paradoks Revolusi Indonesia.
Sukarno kaget dan berurai air mata mendengar berita duka itu. Dia kemudian meminta para bawahannya untuk mengurus pemakaman istri Jepang-nya itu dengan baik dan tanpa menarik perhatian orang-orang. Menurut Aiko, kematian Sakiko memang disembunyikan sedemikian rupa dari penciuman pers dan khalayak. Bisa jadi itulah mungkin yang menyebabkan upacara pemakaman dilakukan pada waktu malam dan tidak dihadiri begitu banyak orang.
"Sakiko dimakamkan di Blok P, namun sekitar akhir tahun 1970-an, kerangka Sakiko dipindahkan oleh keluarga besarnya ke Jepang…" ujar Aiko.
Bagaimana kabar selanjutnya mengenai Sukarno? Dukanya ternyata cepat sembuh. Obatnya, apalagi jika bukan Naoko yang lebih cantik dan muda dibanding Sakiko. Sejarah mencatat, tiga tahun setelah kematian Sakiko, Naoko akhirnya resmi menjadi pendamping Sukarno. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut potret wanita Jepang berparas cantik yang tak disangka punya nasib bagus menjadi istri seorang penguasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaPotret lawas Ratna Sari Dewi istri Bung Karno kembali mencuri perhatian.
Baca SelengkapnyaMenginjak usia 84 tahun, Ratna Sari Dewi tetap cantik dan awet muda.
Baca SelengkapnyaIni sosok cantik pendamping Soekarno yang jarang disorot. Paras cantiknya bikin terpukau.
Baca SelengkapnyaKota Surabaya menjadi tempat pertama kali belajar agama, menikah, dan bekerja.
Baca SelengkapnyaTanpa kenekatan mereka berdua, tidak akan lahir bapak proklamator Indonesia.
Baca SelengkapnyaSukarno bahkan mengabadikan nama Sarinah dalam nama gedung dan judul buku.
Baca SelengkapnyaBung Karno mengaku menikahi Oetari karena menghormati gurunya
Baca SelengkapnyaSejumlah foto Bung Karno tengah sungkem kepada ibunya beredar di media sosial. Momen itu menggambarkan 'surga berada di telapak kaki ibu'
Baca SelengkapnyaMasih ingat dengan Kartika Sari Dewi putri Bung Karno? Begini transformasinya.
Baca SelengkapnyaSiapa sangka anak yang lahir saat fajar menyingsing ini menjadi sosok yang berjasa dan dikenang sepanjang masa.
Baca SelengkapnyaSokearno pernah memenangkan hati warga Bandung dan Jawa Barat lewat pemikirannya
Baca Selengkapnya