Sarinah, Sosok Perempuan Istimewa Bagi Bung Karno
Sukarno bahkan mengabadikan nama Sarinah dalam nama gedung dan judul buku.
Sarinah merupakan figur yang memiliki peran penting dalam kehidupan Bung Karno. Bukan hanya sekadar seorang pembantu rumah tangga, Sarinah digambarkan oleh Sukarno sebagai sosok perempuan yang mengajarkan cinta kasih kepada sesama.
Sukarno bahkan mengabadikan nama Sarinah dalam nama gedung dan judul buku. Sosok Sarinah sangat berharga untuk Sukarno, dia bukan hanya mbok, lebih dari itu Sarinah adalah keluarga.
-
Siapa ibu dari Kartika Soekarno? Sesuai namanya, Kartika adalah putri dari Presiden Indonesia ke-1 Ir. Soekarno. Ia merupakan buah cinta dari Soekarno dan Dewi Soekarno.
-
Siapa istri Soekarno yang paling dicintai? Naoko, atau yang kemudian dikenal sebagai Ratna Sari Dewi, merupakan sosok istri yang sangat dicintai oleh Presiden Soekarno.
-
Siapa ibu dari Bung Karno? Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, menjadi orang hebat salah satunya berkat peran besar sang ibu, Ida Ayu Nyoman Rai.
-
Siapa istri terakhir Soekarno? Sosok Heldy Djafar, Istri Terakhir Presiden Soekarno Asal Kalimantan Timur Saat menikah, Heldy istri kesembilan Soekarno berumur 18 tahun, sedangkan Soekarno berumur 65 tahun
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Apa jasa Raden Ajeng Kartini bagi Indonesia? Raden Ayu Adipati Kartini Djojoadhiningrat merupakan tokoh emansipasi perempuan di Indonesia. Namanya cukup populer, bahkan ada hari khusus yang diperingati tiap tahun untuk mengenang jasanya. Semasa hidupnya, ia banyak menulis soal pemikiran-pemikirannya terkait budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan.
Semasa kecil Sarinah lah yang mengasuh Sukarno kecil. Memang, Sarinah seperti seorang pembantu pada umumnya, yaitu membersihkan rumah, menyiapkan makanan, dan mengasuh anak majikan.
Namun, menurut Sukarno sosok Sarinah lah yang menjadi pengaruh besar kepadanya.
“Sarinah adalah bagian dari rumah-tangga kami. Tidak kawin. Bagi kami dia seorang anggota keluarga kami. Dia tidur dengan kami, tinggal dengan kami, memakan apa yang kami makan, akan tetapi ia tidak mendapat gaji sepeserpun,” ujar Soekarno dalam Bung Karno: Penyambung Lidah Rakjat Indonesia.
Pesan Sarinah untuk Bung Karno
Satu hal yang paling diingat Sukarno adalah Sarinah mengajarkannya tentang memanusiakan manusia. Nilai-nilai yang Sukarno ambil bukan hanya dari orang-orang besar saja, tetapi juga dari orang-orang sekitarnya, sekalipun seorang pembantu.
“Karno, yang terutama, engkau harus mencintai ibumu. Akan tetapi, kemudian, engkau harus mencintai pula rakyat jelata. Engkau harus mencintai manusia umumnya,” ajar Sarinah kepada Sukarno.
Nama Sarinah sudah tidak asing lagi, apalagi di telinga masyarakat Jakarta karena mall pertama di Jakarta, bahkan di Indonesia, adalah Mall Sarinah. Mall yang dibangun pada 1962 dan selesai pada 1966 tersebut merupakan salah satu bentuk penghargaan Sukarno kepada Sarinah.
Mall ini masih berdiri kokoh hingga saat ini.Bentuk penghargaan Sukarno kepada Sarinah yang lainnya yaitu menjadikan nama Sarinah sebagai judul buku.
Tanda Terima Kasih Bung Karno
Judulnya adalah Sarinah: Kewajiban Wanita Dalam Perjuangan Republik Indonesia, dalam buku ini Sukarno menuliskan tentang kumpulan bahan pengajaran Bung Karno dalam kursus wanita. Melalui buku ini, Bung Karno mengajarkan tentang emansipasi wanita.
“Saya namakan kitab ini Sarinah sebagai tanda terima kasih saya kepada pengasuh saya ketika saya masih kanak-kanak. Pengasuh saya itu bernama Sarinah. Ia mbok saya. Dari dia, saya banyak mendapat pelajaran mencintai ‘orang kecil’. Dia sendiri pun ‘orang kecil’, tetapi budinya selalu besar!,” ujar Bung Karno.
Hingga akhir hayatnya pun, Sukarno menunjukkan rasa hormatnya kepada sosok Sarinah. Makam Sarinah berada di Tulung Agung cukup terhormat, bahkan masih satu komplek makam dengan kakek Sukarno, Raden Harjodikromo.
“Makam Sarinah cukup terhormat di Tulung Agung dan dia satu komplek dengan kakeknya Bung Karno, hanya berjarak beberapa meter antara makam Harjodikromo dan makam Sarinah,” ujar Roso Daras dalam wawancara di channel Youtube Bung Karno The Other Stories.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti