Segmen Sianok Picu Gempa Bukittinggi, Pernah Sebabkan Ratusan Orang Meninggal Dunia
Merdeka.com - Gempa dengan magnitudo (M) 4,5 mengguncang Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Senin (4/4) dini hari. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa dipicu segmen Sianok yang pernah memicu gempa besar yang menyebabkan ratusan orang menjadi korban.
"Dalam catatan sejarah segmen Sianok pernah memicu gempa besar berkekuatan sekitar 7,0 pada 28 Juni 1926, menyebabkan setidaknya 354 orang meninggal dunia," ujar Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.
Daryono memaparkan gempa tektonik di Bukittinggi terjadi pada pukul 01.14 WIB memiliki parameter dengan magnitudo (M) 4,5. Episenter gempa terletak pada koordinat 0,20 LS (Lintang Selatan) dan 100,34 BT (Bujur Timur), tepatnya di darat pada jarak 12 kilometer arah barat laut Bukittinggi, dengan kedalaman 10 kilometer.
-
Kenapa gempa Batang terjadi? Bisa jadi gempa yang terjadi di Batang berkaitan erat dengan keberadaan Patahan Weleri.
-
Bagaimana gempa Sangihe terjadi? 'Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault ),' kata Daryono dalam siaran pers yang diterima merdeka.com.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Kenapa gempa Sangihe terjadi? 'Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dalam akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam slab Lempeng Laut Filipina yang tersubduksi ke bawah Pulau Mindanao.
-
Apa penyebab gempa Sangihe? Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofiksika (BMKG) menyatakan gempa itu dipicu aktivitas deformasi batuan.
Guncangan Bangunkan Warga
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme sesar geser menganan (dextral strike-slip) yang merupakan karakteristik mekanisme Sesar Besar Sumatra (The Sumatra Fault Zone).
"Dengan memperhatikan lokasi episenter, mekanisme sumber dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas Sesar Sumatera Segmen Sianok," kata dia.
Guncangan gempa ini dirasakan dalam skala intensitas III-IV MMI (Modifies Mercalli Intensity) di Bukittinggi, Payakumbuh dan Agam. Menurut laporan saking kuatnya guncangan gempa ini mampu membangunkan beberapa warga yang sedang tidur.
Gempa juga dirasakan dalam skala intensitas III MMI di Padang Panjang dan Tanah Datar. Sementara di Pasaman, Solok dan Pariaman guncangan dirasakan dalam skala intensitas II MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, karena sumbernya di daratan.
Daryono mengatakan selain gempa mengguncang Bukittinggi Sumatra Barat pagi dini hari tadi, beberapa aktivitas gempa juga terjadi di (1) Gempa Banda Pertama magnitudo 2,8 dirasakan III MMI pukul 07.58.43 WIT, (2) Gempa Banda Kedua magnitudo 3,3 dirasakan III-IV MMI pukul 08.12.38 WIT (3) Gempa Mamasa Sulawesi Barat magnitudo 3,6 dirasakan II MMI pukul 11.37.11 Wita.
Sebabkan Tsunami di Danau Singkarak
Sebelumnya, gempa dengan kekuatan magnitudo 7,6 dilaporkan terjadi di sekitar Danau Singkarak, Bukit Tinggi, Danau Maninjau, Padang Panjang, Kabupaten Solok, Sawah Lunto, dan Alahan Panjang pada 26 Juni 1926. Sekitar 354 orang meninggal dunia dalam peristiwa yang dikenal dengan Gempa Padang Panjang ini.
Ketika itu korban banyak berjatuhan di Kota Padang Panjang. Bangunan runtuh, bahkan rel kereta api pun rusak diguncang gempa.
Di Kabupaten Agam yakni Bukit Tinggi-Bonjol, tercatat 472 rumah roboh di 25 lokasi, 57 orang tewas, dan 16 orang luka berat. Di Padang Panjang, sebanyak 2.383 rumah roboh dan 247 orang tewas.
"Ribuan rumah runtuh dan terjadi rekahan tanah di daerah Padang Panjang, Kubu Kerambil dan Simabur," kata Fungsional Ahli BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Tri Ubaya beberapa waktu lalu seperti dikutip dari Liputan6.com.
Ancaman dari Perairan Sempit
Dari dahsyatnya gempa ini, kata Tri Ubaya, tidak banyak yang tahu bahwa peristiwa itu menyebabkan tsunami di Danau Singkarak.
Dalam surat kabar Harian Soeara Kota Gedang 7 Juli 1926 tertulis, air danau tumpah membanjiri wilayah sekitar danau dan menimbulkan korban jiwa. Tidak diketahui berapa ketinggian maksimum dan luasan wilayah terdampak yang disebabkan oleh gelombang tsunami ini. Sebab ketika itu ilmu kegempaan dan tsunami belum sehebat sekarang.
"Tsunami yang terjadi di Danau Singkarak ini membuka wawasan kita, bahwa ancaman tsunami tidak saja berasal dari perairan luas seperti lautan, namun bisa juga berasal dari perairan sempit," kata Tri Ubaya. (mdk/yan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wilayah Sumedang sebelumnya mengalami gempabumi sebanyak dua kali. Yaitu tanggal 14 Agustus 1955 dan 19 Desember 1972.
Baca SelengkapnyaGempa ini membuat 10 bangunan terdampak, rinciannya sembilan rumah dan satu fasilitas umum berupa mushala.
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat selama periode tersebut lebih dari 35 kali gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumatera Barat dengan rata-rata berkekuatan 3 magnitudo.
Baca SelengkapnyaSesar Ciremai merupakan sesar aktif. Sesar ini menurut Pusgen (2017) memiliki magnitudo tertarget mencapai 6,5 dengan laju geser sesar 0,1 milimeter per tahun.
Baca SelengkapnyaBMKG saat ini terus mengkaji beberapa potensi sesar aktif yang ada di Sumedang.
Baca SelengkapnyaGempa berkekuatan magnitudo 4,8 mengguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu (31/12) sekitar pukul 20.34 WIB.
Baca SelengkapnyaGempa tersebut merusak 49 rumah, sekolah, hingga masjid.
Baca SelengkapnyaHasil analisis BMKG, gempa bumi terletak pada koordinat 6.87° LS; 109.75° BT tepatnya di darat pada jarak 5 km arah Timur Laut Batang dengan kedalaman 6 Km.
Baca SelengkapnyaBMKG mewajibkan masyarakat di Kota Pekalongan dan Kabupaten Batan gunakan rumah tahan gempa
Baca Selengkapnya248 rumah rusak dan 456 warga harus mengungsi, akibat gempa Sumedang
Baca SelengkapnyaBPBD Jawa Tengah mengungkap banyaknya rumah yang terdampak gempa Batang, Minggu (7/7)
Baca SelengkapnyaKepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi mengatakan, gempa itu terjadi pukul 05.54 WIB.
Baca Selengkapnya