Stasiun Radio Malabar Bandung, Pemancar Nirkabel Pertama Mendunia
Merdeka.com - Wilayah Bandung senantiasa menjadi perhatian dunia, karena keindahan pariwisata dan budayanya yang kesohor sejak dulu kala. Jejak kekaguman itu salah satunya bisa kita temui di kawasan Gunung Puntang, Pegunungan Malabar, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung.
Di mana pada tahun 1923, Pemerintah Hindia Belanda mampu membangun sebuah stasiun radio terbesar, dengan sistem operasi tercanggih pada saat itu. Bahkan saking modernnya, stasiun pemancar yang dirancang oleh insinyur elektro kenamaan lulusan Jerman bernama Dr. Ir. Cornelis Johannes de Groot itu sempat diperhitungkan dan masuk ke sejarah perkembangan radio dunia karena jadi penghubung komunikasi Indonesia - Belanda sejauh 12.000 kilometer.
Sebagai Pemancar Nirkabel Pertama di Dunia
-
Kapan sejarah teknologi komunikasi dimulai? Sejarah Teknologi Komunikasi Teknologi komunikasi berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia dan kebutuhan akan komunikasi yang lebih efektif dan efisien.
-
Kapan globalisasi di bidang komunikasi dimulai? Globalisasi dalam bidang komunikasi telah sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, terutama dalam hal penggunaan smartphone dan media sosial.
-
Dimana Sentral Telepon Belanda di Aceh dibangun? Berdiri di Tengah Hutan Bangunan Sentral Telepon ini dulunya berada di tengah-tengah hutan Trembesi atau biasa disebut Samanea Saman oleh masyarakat Aceh.
-
Kenapa Sentral Telepon di Aceh penting untuk Belanda? Dari Sentral Telepon inilah, segala informasi disebar ke seluruh wilayah Sumatra hingga Jawa.
-
Kapan globalisasi komunikasi terjadi? Memasuki era globalisasi, proses komunikasi mengalami perkembangan cukup pesat.
-
Teknologi informasi apa yang pertama kali digunakan di Indonesia? Radio disebut sebagai teknologi informasi pertama di Indonesia. Diperkenalkan oleh Bataviase Radio Vereniging pada tahun 1925, radio menjadi alat komunikasi utama yang memengaruhi perkembangan teknologi informasi di Indonesia.
Sebagaimana dijelaskan di situs mooibandung, keunggulan tersebut terdapat pada sistem pemancar tanpa kabel (nirkabel) nya yang merupakan satu-satunya dan pertama di dunia.
Dalam ulasan sejarah Komunikasi di Bandung lewat buku Tjitaroemplein-Bandung (2014) Sudarsono Katam menyebut jika sistem pemancar tersebut merupakan yang pertama di dunia. Hal ini dikarenakan menggunakan sistem peluncur listrik untuk mengangkat gelombang sebesar 750 Volts dan daya 1 MA.
Dari situ gelombang radio ribuan kilowatt bisa terbangun, bahkan dengan tanpa kabel sehingga tidak terganggu kegiatan perang dunia pertama pada tahun tersebut.
Gunakan Bantuan Dua Buah Gunung
Sementara itu, proses pengangkutan sinyal menggunakan bentangan antena sepanjang 2 kilometer yang disambungkan antara Gunung Puntang dan Gunung Halimun, dengan ketinggian dari dasar lembah rata-rata 350 meter.
Dengan semua kecanggihan itu, disebutkan jika kemampuan komunikasi antar dua benua melalui sistem telegraf pun bisa dilakukan tanpa hambatan. Bahkan di tahun 2004 sebuah situs di internet yakni www.cdvandt.org turut mencatat bahwa sistem tersebut merupakan bagian dari sejarah komunikasi terkuat yang pernah dibuat di dunia.
“Worlds most powerful arc transmitter ever” (pemancar ark yang paling kuat yang pernah ada di dunia)," tulis situs tersebut, mengutip dari kanal infobdg.
Menciptakan Istilah Hallo Bandoeng
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Halo Bandung merupakan sebuah lagu perjuangan yang dinyanyikan oleh seniman Ismail Marzuki dalam menggambarkan perjuangan pahlawan setempat saat peristiwa Bandung Lautan Api. Namun tahukah jika ucapan tersebut sebetulnya sudah tercetus sejak awal stasiun radio itu berdiri.
Saat itu pengucapan "Hallo Bandoeng" digunakan operator telegraf di Malabar dan di Stasiun Radio Kootwijk Belanda sebagai sapaan pertama sebelum memulai komunikasi lintas benua.
Selain digunakan sebagai tanda komunikasi, Hallo Bandoeng juga sempat dijadikan lagu oleh seorang warga Belanda bernama William Frederik Christiaan Dieben yang ia nyanyikan dengan iringan orchestra hingga jadi terkenal.
Adapun sebagai penunjang komunikasi pada saat itu, di sekitar lokasi Stasiun Radio Malabar turut dibangun komplek perumahan dengan segudang fasilitas lengkap untuk para pegawai di sana.
Beberapa fasilitas tersebut di antaranya kolam renang, fasilitas olahraga, hingga gedung bioskop untuk tempat hiburan.
Sayangnya, semua peninggalan tersebut kini hanya tersisa puing bangunan yang tertutup semak belukar. Di sekitar lokasi ini juga bisa ditemui sisa-sisa tiang antena sebagai pendukung pemancar radio yang kini telah usang.
Kini Jadi Bangunan Masjid
Di lokasi tersebut dahulu juga terdapat sebuah monumen dua orang anak kecil yang tengah berkomunikasi sembari memeluk bola dunia.
Disebutkan bangunan tersebut merupakan penanda atas dibangunnya stasiun pemancar Malabar, termasuk sebagai simbolisasi dimulainya komunikasi lintas benua nirkabel pertama.
Namun saat ini monumen tersebut diketahui sudah tidak ada, dan bekas lokasinya didirikan sebuah rumah ibadah bernama Masjid Istiqomah. (mdk/has)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Begini sejarah stasiun radio pertama di dunia tanpa kabel yang menghubungkan Indonesia dan Belanda.
Baca SelengkapnyaPada 17 Oktober 1907, Guglielmo Marconi, seorang penemu Italia, berhasil mengirimkan pesan telegraf nirkabel lintas Samudra Atlantik.
Baca SelengkapnyaSelain “Halo-Halo Bandung” sebagai lagu perjuangan, terdapat lagu bersejarah di Indonesia dengan judul yang hampir mirip yakni “Hallo Bandoeng”.
Baca SelengkapnyaKata "halo" telah digunakan secara umum untuk menyapa orang lain.
Baca SelengkapnyaSatelit Palapa merupakan simbol penting dalam sejarah telekomunikasi Indonesia, karena satelit ini memungkinkan integrasi dan peningkatan jaringan komunikasi.
Baca SelengkapnyaRadio sudah mulai beroperasi di Sumatra Barat sekitar tahun 1930-an oleh seorang insinyur Belanda dan kawan-kawannya yang mendirikan organisasi radio.
Baca SelengkapnyaKlaim bahwa kata 'Halo' berasal dari tunangan Alexander Graham Bell adalah salah. Thomas Edison yang pertama kali mempopulerkan 'Hello' sebagai sapaan telepon.
Baca SelengkapnyaSebuah stasiun radio yang berada di Kabupaten Bener Meriah ini sangat berjasa besar dalam menyiarkan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaKantor pos ini dahulu jadi tempat perputaran informasi tentang kondisi seluruh wilayah Indonesia di masa penjajahan Belanda.
Baca SelengkapnyaSosok politikus bermarga Simatupang ini berperan penting di bidang telekomunikasi pasca proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaTahun 1976 silam terjadi sebuah momen bersejarah, khususnya bagi Indonesia. Kala itu, untuk pertama kalinya dilakukan peluncuran satelit milik RI.
Baca SelengkapnyaPara pekerja harus membabat hutan-hutan dan meratakan tanah untuk bantalan rel kereta.
Baca Selengkapnya