32 Tahun Mengabdi Jadi Marbot, Ini Kisah Inspiratif Muksin Rawat Masjid Kalipasir
Merdeka.com - Muksin Halimi jadi satu sosok yang melekat di Masjid Kalipasir, Kota Tangerang, Banten. Pria bersahaja ini sehari-harinya mengabdi sebagai marbotmasjid. Selama 32 tahun bekerja, ia kerap dijadikan tauladan bagi para jemaah.
Diceritakan Muksin, keputusan untuk menjadi penjaga di masjid tersebut sudah ia teguhkan sejak lulus dari pondok pesantren tahun 1991. Saat itu dirinya mengaku terpanggil untuk memakmurkan rumah ibadah tertua itu.
“Saya ingin mengabdi karena untuk mengabdi kepada agama saya dan kecintaan saya terhadap masjid ini. Untuk menjaga juga kebersihan masjid ini dan bagaimana masjid ini agar tetap terurus. Saya mulai di sini, sejak saya lulus dari pesantren” kata Muksin, dikutip dari laman Pemkot Tangerang.
-
Kenapa Mbah Muljadi mendirikan masjid? Tanpa merobohkan pondasi bangunan tersebut, Mbah Muljadi membangun tempat sederhana yang kemudian digunakan sebagai rumah ibadah sekaligus tempat berkumpul warga di sekitar pasar.
-
Kenapa Cak Diqin mendirikan Pesantren? Inisiatif mendirikan ponpes muncul karena pengajian rutin di rumah makan milik Cak Diqin banyak peminatnya.
-
Siapa yang bertanggung jawab memakmurkan masjid? Memakmurkan masjid bukanlah tugas yang ringan, tetapi merupakan tanggung jawab bersama yang memerlukan komitmen, usaha, dan kreativitas dari seluruh jamaah.
-
Dimana Mbah Mulyadi mendirikan masjid? Pada 1674, Mbah Mulyadi mendirikan masjid di Kampung Jetis dan diberi nama Masjid Jamik Al-Abror.
-
Dimana Mbah Muljadi mendirikan masjid? Masjid yang berada di samping mal ini merupakan pusat penyebaran Islam di Kota Lumpur Masjid Jami' Al Abror di Jalan Kauman Desa Pekauman merupakan salah satu saksi bisu sejarah berdirinya Kabupaten Sidoarjo.
-
Mengapa Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren? Awalnya, Kiai Nur hanya mengajari perihal agama Islam kepada keluarga dan para tetangganya. Ia mengajarkan mereka untuk meneruskan perjuanganmengusir para penjajah dari tanah Jawa pada tahun 1852, tiba-tiba datanglah 25 santri yang ingin ikut mengaji padanya.
Didukung Orang Tua
Kisah Inspiratif Muksin Rawat Masjid Kalipasir ©2023 Laman Pemkot Tangerang/ Merdeka.com
Muksin menceritakan selama puluhan tahun menjadi garda depan di masjid bersejarah itu ia banyak mendapat dukungan dari kedua orang tuanya. Bahkan, ia juga didoakan agar betah bekerja di Masjid Jami Kalipasir.
Sehari-harinya, ia bekerja dengan penuh semangat termasuk membantu para jemaah yang membutuhkannya saat beribadah di masjid. Pekerjaan seperti menjaga kebersihan masjid, membantu optimalisasi sarana dan prasarana selalu ia kerjakan dengan maksimal.
Menurutnya, Masjid Jami Kalipasir cukup meninggalkan kesan yang dalam karena sejak kecil ia sudah akrab dengan bangunan tua itu. Kini ketika dewasa, dirinya bisa menuntaskan cita-citanya yang ia inginkan untuk tetap berada di masjid.
Bekerja Ikhlas
Kisah Inspiratif Muksin Rawat Masjid Kalipasir ©2023 Laman Pemkot Tangerang/ Merdeka.com
Kendati banyak melakukan pekerjaan kasar di masjid tersebut, Muksin mengaku ikhlas, karena tujuannya memang bukan mencari kekayaan melainkan agar kondisi masjid tetap terjaga.
“Ini saya lakukan bukan untuk mencari kekayaan atau harta. Semata-mata untuk pengabdian dan kecintaan pada agama dan masjid ini, “ katanya
Tanpa ada Muksin, Masjid Jami Kalipasir mungkin tidak sebersih sekarang. Muksin juga mengaku senang bisa bekerja selama puluhan tahun di masjid yang sudah menemani masa kecilnya.
Lipatan demi lipatan alat salat seperti sarung, mukena sampai karpet selalu ia jaga agar tetap bersih. Tak lupa, ia menggunakan alat hisap debu agar karpet tetap steril dan membuat nyaman para jemaah.
Mengabdi Penuh untuk Masjid
Selama ini dirinya mengaku pernah dicemburui oleh istri dan anak-anaknya karena waktu sehari-hari lebih banyak di masjid. Walau demikian, lama kelamaan keluarganya ikut mendukung selama pekerjaannya halal.
“Suka duka pasti ada. Namanya sudah berkeluarga, memang ada tuntutan ekonomi dan juga kecemburuan dari istri dan anak, kenapa waktu saya lebih banyak di masjid. Tapi, alhamdulillah mereka mendukung akhirnya sampai sekarang” terangnya
Dirinya mengaku bahagia bisa terus menjaga kondisi masjid sampai sekarang. Ia memiliki harapan agar tubuhnya bisa terus diberi kesehatan dan kekuatan agar pengabdiannya bisa tetap berjalan.
“Saya harap, saya bisa mendapat umur panjang mengabdi di sini, diberikan kesehatan, rezeki yang halal, dan barokah. Mudah-mudahan juga, apa yang saya lakukan sejak awal di masjid ini, menjadi berkah,” katanya (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dirinya menjadi marbot yang mendapat keberlimpahan rezeki karena mengabdi kepada jemaah yang datang dan beribadah di masjid yang ia rawat.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah muadzin Masjid sukses meraih cita-citanya menjadi polisi.
Baca SelengkapnyaDua lansia ini mampu mewujudkan mimpinya setelah menabung selama puluhan tahun.
Baca SelengkapnyaSelain mengajar, sosoknya disebut telah berhasil mendirikan pesantren yang disisihkan dari gaji sendiri.
Baca SelengkapnyaBerkat kesabarannya selama bertahun-tahun, ia sebentar lagi bisa melihat Ka'bah secara langsung di usianya yang menginjak usia 73 tahun.
Baca SelengkapnyaPemuda bernama Cecep ini ingin terus membersihkan masjid hingga dirinya dipanggil sang maha kuasa.
Baca SelengkapnyaSetelah menyelesaikan hafalan Alquran, para santri akan mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Mereka akan menjadi guru ngaji di berbagai Rumah Tahfidz.
Baca SelengkapnyaKini menjabat sebagai kepala desa, diketahui Sabiq Muhammad rela melepas beasiswa S2nya di China.
Baca SelengkapnyaMbah Tono sudah 26 tahun menabung untuk berangkat haji
Baca SelengkapnyaSosoknya langsung diberi apresiasi hingga diganjar pelukan erat.
Baca SelengkapnyaKisah haru seorang marbot berusia 95 tahun yang tinggal di Masjid membuat hati rasanya teriris.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan casis Polri yang berlatar belakang anak penjual martabak yang mendaftar sebagai Polri.
Baca Selengkapnya