4 Fakta Kesenian Sintren, Tarian Khas Pantura Sunda Pencegah Nafsu Duniawi
Merdeka.com - Indonesia merupakan negara dengan beragam kearifan lokal yang menyimbolkan suatu budaya dari masing-masing daerahnya. Salah satu wilayah dengan kearifan lokal yang cukup unik dan beragam adalah Jawa Barat.
Wilayah yang dikenal dengan suku sundanya ini ternyata menyimpan beragam kesenian tradisional yang memiliki banyak makna kehidupan manusia. Sintren adalah salah satunya.
Kesenian yang popular di wilayah Pantura Jawa Barat (Cirebon, Indramayu, dan Majalengka) ini seakan membawa pesan kepada manusia agar bisa selalu hidup sederhana. Selain itu Sintren mengingatkan manusia untuk menghindari hal-hal yang bersifat nafsu duniawi (keserakahan).
-
Bagaimana cara pantun sindiran menyampaikan pesan? Ada banyak referensi pantun sindiran untuk orang yang menyebalkan yang perlu Anda ketahui. Melansir dari laman brilio.net, berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang 40 pantun sindiran untuk orang yang menyebalkan, berhasil bikin kesal sekaligus geli.
-
Bagaimana Tari Jayengrana mengajak orang tidak sombong? Dari sosoknya yang gagah, namun memiliki gerakan yang lemah gemulai menandakan ada kekuatan besar yang ditahan agar tidak menimbulkan bencana. Ketika seseorang berhasil mencapai suatu kebahagiaan ada hal wajar saat berbangga hati.Namun hendaknya rasa bangga tersebut tidak diekspresikan secara berlebihan dan hanya sebatas motivasi diri agar terus berkembang. Hal paling berbahaya saat berlebihan dalam mengekspresikan diri adalah munculnya sifat sombong dan menganggap orang lain rendah dalam segala hal. Tarian Jayengrana pun mengajak siapapun yang menyaksikan penampulannya agar bisa menuangkan ekspresi kebahagiaan dan kebanggaan sebatas masih di dalam garis norma susila, agama dan sosial.
-
Apa maksud pesan dalam Tari Jayengrana? Tari ini membawa pesan agar manusia jangan sombong.
-
Apa pesan penting yang disampaikan dalam tradisi wawacan Pangandaran? Di daerah asalnya, wawacan biasanya bertema alam dan lingkungan, serta dibacakan kepada generasi muda agar mereka bisa menjaga kelestariannya.
-
Apa makna utama dari sisindiran? Sisindiran Sunda ini juga mempunyai pesan yang hendak disampaikan pada pembaca atau para pendengar. Bukan melulu soal nasihat, sisindiran rupanya bisa berisi tentang candaan, banyolan hingga sekedar bentuk asmara anak muda.
-
Bagaimana cara menjaga budaya di Penglipuran? Masyarakat desa ini menjaga adat dan tradisi Bali dengan baik, termasuk dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga keharmonisan antar sesama.
Perwujudan Perempuan yang Menari Menuju Kesucian
Para Sesepuh Sedang Menahan Penari Agar Tidak Terjatuh Setelah Dilempar Uang/Liputan6 2020 Merdeka.com
Sintren merupakan sebuah kesenian tradisional khas wilayah pantura Jabar, khususnya wilayah Cirebon Jawa Barat. Dilansir dari website resmi Kota Cirebon, istilah Sintren berasal dari kata Si yang artinya ungkapan panggilan dalam bahasa Cirebon yang bermakna Ia atau Dia. Lalu Tren yang memiliki makna perempuan.
Kesenian Sintren memiliki makna seorang perempuan yang sedang menari seorang diri dan dipengaruhi oleh kekuatan magis. Hal tersebut merupakan kebiasaan turun temurun yang memiliki pesan kebaikan untuk manusia.
Sebagai Pengiring Sajak Perjuangan Melawan Penjajah
GNFI 2020 Merdeka.com
Menurut sejarah yang ditulis oleh Pemerintah Kota Cirebon, tarian Sintren awalnya merupakan sebuah kesenian sajak masyarakat Pantura Cirebon dan Indramayu untuk mengelabui tentara Belanda. Mengingat zaman penjajahan segala bentuk kesenian yang menampilkan sisi perjuangan seperti syair maupun sajak sangat dilarang.
Pada saat itu Pemerintah Belanda hanya mengizinkan kesenian yang tidak mengandung unsur perjuangan. Akhirnya para pemuda Pantura bersepakat untuk mengelabui tentara Belanda dengan tetap melantunkan sajak perjuangan melalui Bahasa Tayub atau Bahasa Daerah. Bahasa yang digunakan saat itu tidak dipahami Belanda dan menggunakan Perempuan sebagai sisi sarkastik melawan penjajah.
Membawa Pesan untuk Menjauhi Keserakahan Dunia
Cirebonkota.go.id 2020 Merdeka.com
Menurut Sultan Arief (Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon) via Liputan6, tarian Sintren menyelipkan pesan kebaikan kepada manusia agar menjauhi hal-hal yang bersifat nafsu dan keserakahan dalam menjalani kehidupan.
Ungkapan tersebut dapat terlihat saat penari sintren yang sedang menari dengan menggunakan kaca mata hitam diberikan saweran uang, maka penari tersebut akan jatuh dan pingsan.
Menurut Sultan Sepuh Arief hal tersebut mengingatkan agar manusia tidak lupa diri dalam kehidupan di dunia. Kacamata dilambangkan sebagai sesuatu yang gelap dalam menjalani kehidupan, sehingga manusia perlu hati-hati agar tidak salah langkah.
"Makna filosofi penari jatuh karena dilempar uang ya itu manusia semakin banyak uang cenderung lupa diri dan dari situ bisa menjadi pangkal kejatuhannya," ujarSultan Arief yang dilansir dari Liputan6.
Selain itu pesan lainnya bisa terlihat dari properti seperti kurungan ayam yang digunakan untuk menaungi penari sebelum melakukan aksinya. Dalam istilah di Cirebon, kurungan ayam bermakna ranggap yang melengkung, artinya dari fase hidup manusia bisa terlihat bagaimana dia meraih keberkahan hidup.
Di mana manusia dari bawah akan berusaha menuju puncak, namun setelah berada di puncaknya manusia kembali lagi ke bawah. Dari tanah kembali menjadi tanah, dilahirkan dalam keadaan lemah akan kembali pada keadaan yang lemah pula.
Memiliki Persyaratan Khusus
GNFI 2020 Merdeka.com
Untuk menjadi seorang penari Sintren, perempuan tersebut harus bersih dan suci dari sifat keduniawian. Sebelum menjalani lakon sebagai penari sintren perempuan tersebut diwajibkan untuk berpuasa terlebih dahulu.
Selain itu, penari diwajibkan menjauhi hal-hal yang akan menyebabkan perbuatan dosa. Hal ini ditujukan agar roh tidak akan mengalami kesulitan untuk masuk dalam tubuh penari.
Tari Sintren juga memiliki syair khusus yang harus dinyanyikan dalam setiap pertunjukanya. Dilansir dari cirebonkota.go.id, berikut syair lengkapnya:
Turun turun sintrenSintrene widadariNemu kembang yun ayunanNemu kembang yun ayunanKembange putri mahendraWidadari temurunan
Ketika Sintren dan dalang Sintren telah bersiap ditempat dan akan memulai pementasan maka syair akan dilanjutkan dengan syair seperti dibawah ini ;
Kembang rampe oli tuku ning pasar kramatNok fani dirante kang rantee dalang mamatKembang rampe oli tuku ning pasar kramatsintrene dirante kang rantee dalang mamatGulung gulung glasah ana sintren lagi turuPenontone buru buru
Gulung gulung gelasah ana sintren lagi turuPenontone buru buruSelasih Selasih SulandanaMenyangkuti ragae sukmaAna sukma saking surgaWidadari temurunanSelasih Selasih SulandanaMenyangkuti ragae sukmaAna sukma saking surgaWidadari temurunan
Ketika Ranggap (bahasa Indonesia : kurungan ayam) dibuka, maka Syair Ya Robana (ya Allah swt) yang mengingatkan para penonton untuk segera bertaubat dilantunkan oleh pesinden seperti berikut ;
Ya robana, robbana,robbanaYa robana zhalamna anfusanaWa inlam tagfirlanaWa tarhamna lanakunannaMin al-khosirin
Setelah Sintren keluar dari ranggap dan kemudian berdiri, syair diubah untuk menunjukan bahwa sintren telah berdandan dan berganti baju. Para Panjak (pemain musik) siap untuk mengiringi penampilannya.
Turun turun sintrenSintrene dandan suweDandan kalunge sesumpingeDandan kalunge sesumpingeSintren joged manis mesemePanjak songgot rame-rame
Ketika Sintren melakukan gerakan tarian pertama kali, maka syair diubah kembali menunjukan bahwa Sintren telah siap. Pada bagian ini prosesi melempar uang yang membuat sintren lemas tidak berdaya dilakukan.
Turun turun sintrensintrene widadariNemu kembang yun ayunanNemu kembang yun ayunanKembange putri mahendraWidadari temurunan
Ketika prosesi pelemparan uang sudah selesai, maka dalang akan memasukan sintren kembali ke dalam ranggap tanda bahwa pagelaran akan segera berakhir.
Kembang kilaras ditandur tengahe alasPaman bibi aja marasDalang sintren jaluk warasKembange srengenge surupe wayahe soreSawise lan sedurunge kesuwun ning kabehaneSyair Kembang Gewor
Pagelaran Sintren dibuka dengan syair seperti berikut ;
Turun-turun SintrenSintrene widadariNemu kembang ning ayunanNemu kembang ning ayunanKembange Siti MahendaraWidadari temurunan ngaranjing ning awak ira
Ketika Sintren sudah masuk ke Ranggap (kurungan ayam) maka pesinden akan melanjutkan dengan syair Sih Solasih untuk mengiringi prosesi pelepasan rantai yang membelit sintren di dalam Ranggap.
Sih solasih sulandanaMenyan putih pengundang dewaAla dewa saking sukmaWidadari temurunan
Syair kemudian dilanjutkan dengan syair kembang Gewor yang mengiringi datangan para Bodoran (bahasa Indonesia : pelawak) yang mengiringi pagelaran Sintren.Turun-turun sintren Sintrene widadari
Nemu kembang yun ayunanNemu kembang yun ayunanKembange si jaya IndraWidadari temurunanKang manjing ning awak ira
Turun-turun sintren sintrene widadari
Nemu kembang yun ayunanNemu kembang yun ayunanKembange si jaya IndraWidadari temurunanKembang gewor bumbung kelapa lumeorGeol-geol bu Sintren garepan njaluk bodorBumbune kelapa mudaGoyang-goyang nyi sintern minta bodor
Syair kemudian dilanjutkan dengan syair kembang Kates, Kenangan dan Jae Laos yang menandakan pagelaran Sintren akan segera berakhir, seperti berikut ;
Kembang kates gandulPinggire kembang kenangaKembang kates gandulPinggire kembang kenangaArep ngalor garep ngidulWis mana gageya lungaKembang kenanga
Pinggire kembang melatiKembang kenanga pinggireKembang melatiWis mana gageya lungaAja gawe lara atiKembang jahe laosLempuyang kembange kuningKembang jahe laosLempuyang kembange kuningAri balik gage elos sukiki menea maning
Syair Metu sing konjarah (keluar dari kurungan)
Clikung lawung klontongena bandanira (Intip lihatlah dengan hati-hati, berkumpulah, bebaskan belenggumu)Clikung lawung klontongena bandanira (Intip lihatlah dengan hati-hati, berkumpulah, bebaskan belenggumu)Ari sukma ngelontong, ngelontong salin busana (seandainya jiwa sudah terbebas, bebaslah ganti pakaianmu)Simbar-simbar pati, lamun dadi ja kesuwen (simbar-simbar pati (wangsalan Cirebon : rambut mati (uban) ), seandainya sudah muncul janganlah malu)Simbar-simbar pati, lamun dadi ja kesuwen (simbar-simbar pati (wangsalan Cirebon : rambut mati (uban) ), seandainya sudah muncul janganlah malu)Tokena sing konjarah, tokena sing konjarah (keluarlah dari kurungan, keluarlah dari kurungan)Nya bebet nya iket nya sabuk sakerise (bebet (kain yang diikatkan dipinggang), iket (kain yang diikatkan dikepala), sabuk beserta kerisnya)
Syair Sintren dibanda (sintren dibelenggu)
Ayu sintren terapena bandanira (ayo sintren siapkan belenggumu)Ayu sintren tangan ditaleni (ayo sintren tangan diikat)Badan ditaleni (badan diikat)Arep manjing ning konjarah (mau masih ke kurungan)Pangeranira lara tangis (pemimpinmu sedang menderita dan menangis)Tangise wong keyungyun (tangisannya orang yang menarik hati)Turun-turun sintren, sintrene widadari (datang-datang sintren, sintrennya bidadari)Nemu kembang yun-ayunan, nemu kembang yun-ayunan (nemu kembang hendak dibawa kemana?)Kembange cahaya indra, widadari temurunan (kembangnya cahaya indra, bidadari sedang datang)Ngrajinga ning badanira (memasuki badanmu)Syair Wari lais (air suci)
Syair Sintren Wari Lais (air suci) atau yang secara harafiah berarti pemuda dengan niat yang suci sering diperdengarkan dalam berbagai media seni selain Sintren, diantaranya adalah dalam kesenian Tarling Cirebon, lirik Wari Lais masih suka diperdengarkan lewat para penyanyi Tarling seperti mimi Dadang Darniah pada era 70an dan kemudian Diana Sastra.Wari lais klontongena bandanira (air suci (pemuda dengan tujuan mulia) ) lepaskanlah belenggu dirimu)
Dunung ala dunung (ditempat-tempat manapun)Dunung ala dunung (ditempat-tempat manapun)Si Dunung ing bahu kiwa (tempat-tempat sudah menjadi tangan kiri (ekstrem kiri) (tuduhan belanda mengatakan rakyat itu pemberontak)Pangeranira lara nangis (pimpinanmu sedang menderita dan menangis)Syair Tambak-tambak Pawon (menyalakan dapur)
Sebelum tarian Sintren dimulai, untuk menghimpun masyarakat sekaligus memberitahu bahwa akan ada pagelaran tarian sintren, pesinden sintren di desa Kroya, kabupaten Indramayu bisanya melantunkan syair berikut ;
Tambak tambak pawonIsie dandang kukusanAri kebul-kebul wong nontone pada kumpulSetelah masyarakat sudah berkumpul, pesinden kemudian melanjutkan dengan syair selanjutnyaTurun sintrén, sintréné widadariNemu kembang yun ayunanNemu kembang yun ayunanKembangé si Jaya IndraWidadari temurunanKang manjing ning awak iraTurun-turun sintrénSintrené widadariNemu kembang yun ayunanNemu kembang yun ayunanKembangé si Jaya IndraWidadari temurunanKembang katés gandulPinggiré kembang kenangaKembang katés gandulPinggiré kembang kenangaArep ngalor arep ngidulWis mana gagéya lungaKembang kenangaPinggiré kembang melatiKembang kenangaPinggiré kembang melatiWis mana gagéya lungaAja gawé lara atiKembang jaé laosLempuyang kembangé kuningKembang jaé laosLempuyang kembangé kuningAri balik gagé elosSukiki menéya maningKembang kilarasDitandur tengaé alasPaman-bibi aja marasDalang sintrén jaluk waras (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesenian tradisional ini pertama kali dibawa oleh pedagang Gujarat (India)
Baca SelengkapnyaTari ini membawa pesan agar manusia jangan sombong.
Baca SelengkapnyaTarian ini mengajarkan sopan santun ala bangsawan Sunda.
Baca SelengkapnyaMeskipun motif batik khas Magetan beragam tetapi Batik Pring tetap dikenal oleh masyarakat luas.
Baca SelengkapnyaPertunjukannya selalu dinanti dan bisa “menghipnotis” penonton. Bahkan, mereka juga rela berdandan ala koboy sampai badut saat menari Kliningan Bajidoran.
Baca SelengkapnyaKesenian tradisional yang satu ini masih tergolong dalam tarian Zapin Melayu yang pada umumnya dibawakan oleh pemuda-pemudi Lampung.
Baca SelengkapnyaTari Dulang, kesenian tradisional penuh makna warisan dari Kesultanan Langkat.
Baca SelengkapnyaDesa ini menonjolkan nilai-nilai perdamaian dalam menyikapi berbagai bentuk perbedaan di tengah masyarakat.
Baca SelengkapnyaTarian ini begitu lembut, gerakannya mirip lilin yang tertiup angin.
Baca SelengkapnyaKarena daya tariknya yang kuat, kalangan Belanda di sana bahkan sampai “terhipnotis”.
Baca SelengkapnyaSalah satu tarian tradisional Indonesia ini mengandung kepercayaan dan juga penuh pesan moral yang mungkin relevan dengan kehidupan kita sekarang ini.
Baca SelengkapnyaMenak Koncer merupakan tradisi yang berkembang di Dusun Resowinangun, Desa Pledokan, Kecamatan Sumowono, Semarang, Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya