Mengenal "Bunting Kerbau", Tradisi Sunda Doakan Wanita yang Hamil Lebih dari 9 Bulan
Merdeka.com - Reuneuh Mundingeun atau Bunting Kerbau (dalam Bahasa Indonesia) menjadi tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Sunda. Upacara ini biasanya dimaksudkan untuk mendoakan wanita yang kehamilannya lebih dari 9 bulan.
Tradisi ini masih dilakukan oleh warga di hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Mereka akan cemas ketika bayi di kandungan belum juga lahir setelah usianya lebih dari 9 bulan. Agar segera melahirkan, wanita hamil tersebut kemudian didoakan melalui serangkaian prosesi adat.
Selain memohon mempercepat kelahiran, pelaksanaan tradisi Reuneuh Mundingeun ini juga memohon keberkahan serta keselamatan untuk ibu dan jabang bayi agar lancar selama proses persalinan.
-
Kenapa mitos bayi melintang membuat ibu hamil cemas? Sayangnya, kepercayaan ini dapat menimbulkan kecemasan berlebihan bagi ibu hamil yang tengan mengalami kondisi ini. Mitos ini sering kali menjadi beban psikologis bagi ibu hamil karena merasa bersalah atau khawatir ada kesalahan yang telah dilakukan.
-
Siapa yang mewariskan mitos potong rambut saat hamil di Jawa? Masyarakat Jawa sangat percaya dengan mitos-mitos yang dikembangkan oleh para pendahulunya.
-
Bagaimana orang-orang memperingati Hari Anak yang Belum Dilahirkan? Peringatan 'International Day of the Unborn Child' atau Hari Anak yang Belum Lahir Internasional dilakukan dengan berbagai cara di seluruh dunia, dengan tujuan utama untuk menghormati kehidupan janin yang belum lahir dan menentang praktik aborsi.
-
Kapan tradisi ini dilakukan? Tradisi ini diketahui sudah berkembang sejak tahun 1950-an, dan jadi salah satu hajat desa yang selalu ramai didatangi oleh warga.
-
Apa arti tali pusar melilit bayi dalam Primbon Jawa? Dalam Primbon Jawa, kondisi bayi yang terlahir dengan tali pusar melilit tubuh bisa berarti beberapa hal. Masyarakat Jawa tradisional meyakini kondisi tersebut bisa menunjukkan karakter atau nasib bayi mendatang saat dewasa.
-
Kenapa potong rambut saat hamil di Jawa dianggap buruk? Menurut budaya Jawa, ibu hamil tidak boleh memotong rambut karena dipercaya akan membawa kesialan atau bahaya bagi ibu dan bayinya. Salah satu alasan yang sering dikemukakan adalah karena rambut manusia dianggap sebagai simbol kekuatan dan energi.
Arti Reuneuh Mundingeun
©2014 Merdeka.com/Shutterstock/K3S
Mengutip Instagram Budaya Kuring, Kamis (15/6) tradisi Reuneuh Mundingeun berasal dari kata Reuneuh (kehamilan), dan Mundingeun (kerbau yang hamil tua). Warga setempat mengibaratkan wanita yang hamil lebih dari 9 bulan mirip dengan kehamilan hewan kerbau (kerbau bunting).
Biasanya tradisi ini digelar oleh pihak keluarga saat ada anggota keluarga yang kehamilannya sudah memasuki usia 11 sampai 12 bulan. Ini mirip dengan hewan kerbau yang juga memiliki usia kehamilan hingga satu tahun.
Namun demikian, tradisi ini memiliki makna yang baik dan sakral, karena memohon kebaikan untuk si wanita dan jabang bayi agar selamat dan bisa segera lahir ke dunia.
Didampingi Paraji
Bagi masyarakat Sunda, keberadaan paraji sangat membantu. Paraji sama dengan dukun beranak, yang memiliki tugas merawat dan mengontrol wanita di pedesaan Jawa Barat yang hamil tua. Paraji juga akan dipanggil untuk membantu wanita hamil dalam prosesi Reuneuh Mundingeun.
Dikutip dari laman Budaya Indonesia, peran paraji dalam tradisi Reuneuh Mundingeun adalah mendampingi si wanita untuk berjalan mengelilingi rumah. Setelah itu, wanita hamil akan dituntun menuju kandang kerbau untuk didoakan.
Di kandang kerbau, wanita hamil tersebut lantas dikalungi kolotok dan tali, serta diminta untuk menirukan suara kerbau. Ini memiliki arti menolak bala, dan mengandung harapan agar kondisi perempuan tidak seperti kerbau yang hamil selama satu tahun.
Dimeriahkan Kesenian TradisionalSetelah serangkaian prosesi dilangsungkan, pihak keluarga akan menyelenggarakan acara kesenian tradisional berupa reak dan barongan. Keduanya merupakan tradisi khas selatan Jawa Barat.
Dalam menyelenggarakan reak dan barongan ini, diiringi musik tradisional Sunda banjidoran, dan diiringi doa oleh warga. Setelahnya warga akan menyantap hidangan kue khas setempat yang sudah disediakan.
Sayangnya saat ini tradisi Reuneuh Mundingeun sudah jarang ditemukan, dan menjadi salah satu warisan budaya Sunda yang perlu dilestarikan agar tidak punah. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tradisi turun-temurun ala masyarakat Buay Nuban ini bertujuan untuk mendapatkan generasi yang diharapkan dan mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat.
Baca SelengkapnyaKetika memasukki bulan keempat sebagian masyarakat biasanya akan membuat syukuran dengan membaca doa selamatan.
Baca SelengkapnyaTradisi ini tak sekedar menampilkan rasa bahagia dan ucapan syukur, namun turut dilaksanakan dengan sejumlah simbol yang dikaitkan dengan makna kebaikan.
Baca SelengkapnyaDalam tradisi lokal masyarakat Batak, terdapat upacara khusus untuk orang tua sebagai bentuk penghormatan dan balas budi.
Baca SelengkapnyaMengapa orang Sunda memukul lesung saat terjadi gerhana bulan? begini kisahnya
Baca SelengkapnyaMeskipun adat dan ritualnya berbeda di setiap negara, tujuannya tetap satu: menjaga keselamatan ibu dan bayi, serta memastikan kelahirannya dengan lancar.
Baca SelengkapnyaTradisi Njenang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAda makna luhur dari tradisi Mudun Lemah di Cirebon
Baca SelengkapnyaMitoni adalah upacara adat selamatan saat janin dalam kandungan berusia 7 bulan
Baca SelengkapnyaTradisi ini diharapkan dapat membantu anak untuk mengatasi kesulitan dalam hidupnya, terhindar dari rintangan, dapat mandiri dan tanggung jawab.
Baca SelengkapnyaMitos gerhana bulan bagi ibu hamil populer di masyarakat. Beberapa kepercayaan menganggap gerhana bulan sebagai suatu fenomena yang berbahaya bagi ibu hamil.
Baca SelengkapnyaMelalui akun Instagram pribadi Jharna membagikan deretan momen pada saat mitoni dilakukan.
Baca Selengkapnya