Dahulu Bekas Makam Budak, Ini 6 Fakta Gereja Sion Jakarta yang Berusia Ratusan Tahun
Merdeka.com - Sudah mengenal Gereja Sion di Jakarta? Gereja yang terletak di jalan Pangeran Jayakarta nomor 1, RT 9 RW 4, Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat ini disebut memiliki nilai sejarah yang kuat terkait masa kolonial Belanda yang menjajah Indonesia khususnya Batavia ratusan tahun lalu.
Dahulu gereja tersebut dikenal dengan nama Portugeesche Buitenkerk atau Gereja Portugis Luar Tembok Batavia. Julukan tersebut karena lokasinya yang memang berada di luar tembok Kota Batavia, tepatnya sebelah barat Jakarta dan dibangun pada tahun 1695.
Saat itu, ketika Belanda perlahan mulai mengambil kekuasaan Portugis, Belanda membangun sebuah tembok pembatas di Kota Batavia. Tembok itu untuk menentukan batas wilayah kekuasaannya.
-
Kapan Gereja Salib Batavia dibangun? Namun, pada era 1640-an, Gubernur Jenderal VOC, Van Diemens, menginisiasi pembangunan Kruiskerk sebagai gereja utama di Batavia.
-
Apa ciri khas Gereja Salib Batavia? Mengulik Suasana Ibadah Gereja Zaman VOC yang Bersejarah Abad ke-17, Gereja Salib Batavia mencerminkan kemewahan dan kontras dengan panggilan rohaniah.
-
Dimana gereja tersebut ditemukan? Para ahli arkeologi dari Westphalia-Lippe Regional Association (LWL) menemukan bekas gereja dari abad ke-10 di dekat Erwitte-Eikeloh, Jerman.
-
Dimana gereja abad pertengahan itu ditemukan? Pada pertengahan Februari lalu, para arkeolog di Venesia, Italia, menemukan gereja abad pertengahan yang telah lama hilang di Piazza San Marco.
-
Kapan situs keagamaan itu dibangun? 'Menurut penilaian pertama yang kami buat, tempat suci ini berasal dari abad ke-8 hingga ke-7 SM, yaitu Periode Frigia Tengah,' kata Polat.
-
Kapan Gereja Tua Kaliceret dibangun? Gereja ini usianya sudah lebih dari 100 tahun.
Berawal dari Bekas Makam Para Budak
©2020 Wikipedia
Dilansir dari kanal Youtube GPIB Sion Jakarta, Juru Pelihara Situs Gereja Sion, Yahya Poceratu mengungkapkan jika dahulu gereja tersebut merupakan sebuah lahan pemakaman dari para budak yang dimerdekakan. Mereka mengikuti ajaran dari Kristen Protestan yang dibawa Belanda.
“Sebelum jadi gereja seperti sekarang ini, di tempat yang sama sebelumnya adalah sebuah pemakaman yang disebutkan sebagai Kerkhof saat itu yang diperuntukkan untuk kaum mardijkers atau kaum kaum budak” kata Yahya.
Saksi Bisu Ledakan Kematian Akibat Wabah Sampar di Batavia
Selain itu, dahulu pemakaman di kawasan Gereja tersebut juga diperluas oleh pemerintah Belanda akibat ledakan wabah penyakit Sampar dan Tifus. Pada 1797, wabah penyakit itu merenggut 2381 korban jiwa.
“Yang paling mencolok adalah saat ledakan kematian akibat penyakit Sampar dan Tipus yang menyebabkan Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen meninggal dunia” paparnya.
Berawal dari Pondok Sederhana
©2020 Wikipedia
Yang menarik dari Gereja Sion, terdapat fakta bahwa dahulu sebelum menjadi bangunan gereja megah seperti sekarang, di lahan tersebut dibangun sebuah gubuk sederhana. Gubuk itu terbuat dari dinding bambu dan atap jerami dan digunakan kaum mardijkers untuk belajar Agama Kristen.
“Di antara tanah pemakaman itu yang dibangun di tahun 1655 ada sebuah gubuk sederhana yang konstruksinya dari bamboo dan atapnya dari bamboo yang dibangun kaum mardijkers saat itu untuk dipakai katekisasi atau belajar tentang agama saat itu” ungkapnya.
Dibangun Oleh Belanda Bukan Portugis
Gereja megah bergaya klasik tersebut sebenarnya merupakan tempat ibadah yang dibangun oleh kalangan Belanda bukan kalangan Portugis. Nama Portugis hanya menandakan sebagai lokasi di mana banyaknya mardijkers yang belajar agama di Gereja Sion.
“Karena ada embel-embel nama Portugis saat itu orang banyak mengira jika bangunan ini (gereja) dibangun oleh Portugis, padahal yang membangun adalah kalangan Belanda saat itu” jelas Yahya
Terdapak Simbol Orang Timur
©2020 Kanal Youtube GPIB SION JAKARTA
Kuatnya karakter orang pribumi Indonesia (budaya timur) juga membuat desain jendela di dalam Gereja Sion didesain dengan simbol hati (love). Menurut Yahya simbol Love atau Hati tersebut mencerminkan budaya orang Indonesia yang kuat akan keramahtamahannya.
“Gambari itu dulu dipakai karena, dulu karakter orang pribumi di sini penuh ramah tamahnya, selain itu orang kristiani juga selalu disimbolkan dengan kasih itu” jelas Yahya.
Dibangun Menggunakan Perekat Gula
©2020 Kanal Youtube GPIB SION JAKARTA
Konstruksi di Gereja Sion sendiri dirancang oleh arsitek berkebangsaan Belanda dari Rotterdam Mr E. Ewout Verhagen. Seluruh tembok bangunannya terbuat dari batu bata yang direkatkan dengan adonan hasil campuran pasir dan gula tahan panas.
“Kalo soal tembok ini tebalnya ada sekitar 45 sentimeter, dibangun dengan komposisi ada bata merah, bubuk bata merah dan sebagai perekat dulu dipakai gula panas sebagai perekat” pungkasnya.
Saat ini Gereja Sion merupakan salah satu rumah ibadah (gereja) tertua di Indonesia bahkan Asia dengan beragam cerita masa lalu yang unik. Gereja Sion juga mampu menampung 1.000 jemaat dengan luas tanah seluruhnya 6.725 meter persegi.
Di bagian belakang juga terdapat sebuah bangunan tambahan berukuran 6 x 18 meter persegi untuk menampung aktivitas para Jemaat. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya untuk ibadah, gereja juga kerap dijadikan tempat wisata.
Baca SelengkapnyaNamanya Gereja Kristen Pasundan yang sudah berdiri sejak tahun 1788.
Baca SelengkapnyaDulunya bangunan itu difungsikan sebagai rumah sakit menular milik VOC
Baca SelengkapnyaSaat ini masjid tersebut hanya tersisa ruang mahrab, pondasi, dan menara yang sudah tidak utuh.
Baca SelengkapnyaLonceng di Gereja Sidang Kristus rupanya telah dipasang sejak tahun 1914 oleh pembuat yang sama dengan lonceng di Katedral Notre Dame Paris.
Baca SelengkapnyaGereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) di Kota Medan menjadi rumah ibadah tertua sekaligus memiliki cerita dan nilai sejarah yang tinggi.
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya jadi tempat rahasia bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan pernah digunakan sebagai tempat penyekapan oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaMasjid lawas ini punya desain bangunan yang unik dan terdapat makam kuno.
Baca SelengkapnyaBangunan ini dulunya sempat miring karena tertiup angin, namun bisa tegak kembali karena tertiup angin dari arah yang berbeda
Baca SelengkapnyaPenyebaran ajaran Kristen di wilayah Baki, Sukoharjo sudah dimulai sejak zaman Kyai Sadrach Sura Pranata sekitar tahun 1860
Baca Selengkapnya