Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hukum Menyebarkan Aib Orang Lain Menurut Islam, Ini Balasannya bagi Penyebar

Hukum Menyebarkan Aib Orang Lain Menurut Islam, Ini Balasannya bagi Penyebar Ilustrasi gosip. ©Shutterstock

Merdeka.com - Dalam era digital yang semakin maju, pertukaran informasi dapat terjadi dengan cepat dan mudah. Namun, kebebasan berkomunikasi juga harus diiringi dengan tanggung jawab. Salah satu isu yang muncul adalah tentang hukum menyebarkan aib orang lain.

Penyebaran aib ini melibatkan pengungkapan informasi pribadi atau rahasia seseorang tanpa izin yang dapat merusak reputasi dan privasi individu yang bersangkutan.

Dalam Islam, penghormatan terhadap privasi dan martabat individu sangatlah penting. Islam mengajarkan nilai-nilai moral dan etika yang melarang menyebarkan aib orang lain. Tindakan ini dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap hak asasi individu dan memiliki konsekuensi yang serius di dunia maupun di akhirat.

Orang lain juga bertanya?

Sebagai seorang Muslim, tentu kita harus paham tentang hukum menyebarkan aib orang lain. Karena tak jarang, jari dan lisan ini dengan mudahnya menulis dan membicarakan rahasia keburukan orang lain sehingga nama baiknya tercoreng, bahkan bisa sampai pada orang-orang terdekatnya.

Memahami hukum menyebarkan aib orang lain akan menjadi rem bagi kita agar tidak terjerumus dalam dosa ghibah. Berikut hukum menyebarkan aib orang lain menurut Islam yang dikutip dari beberapa sumber.

Hukum Menyebarkan Aib Orang Lain dalam Islam

Di setiap keadaan, baik aib seseorang berasal dari tindakan dirinya sendiri ataupun orang lain, kita tidak diizinkan untuk menyebarkannya, kecuali dalam situasi yang sangat penting, seperti dalam persidangan atau dalam konteks yang sebanding.

Jika tidak ada alasan yang meyakinkan, maka hukum menyebarkan aib orang lain dalam Islam adalah dilarang, karena tindakan menyebarkan aib tersebut termasuk dalam ghibah yang diharamkan dan dianggap sebagai dosa besar, menurut bimbinganislam.com.

Allah SWT juga berfirman dalam salah satu ayatnya,

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka buruk itu dosa. Dan janganlah sebagian kalian mencari-cari keburukan orang dan menggunjing satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12).

Asy Syaukani rahimahullah mengatakan, “Allah Ta’ala memisalkan ghibah (menggunjing orang lain) dengan memakan bangkai seseorang. Karena bangkai sama sekali tidak tahu siapa yang memakan dagingnya. Ini sama halnya dengan orang yang hidup juga tidak mengetahui siapa yang menggunjing dirinya. Demikianlah keterangan dari Az Zujaj.”

Balasan bagi Penyebar Aib Orang Lain

Menahan diri untuk menyebarkan apa yang kita ketahui tentang orang lain tidak semudah yang dibayangkan. Lisan ini sangat mudah untuk mengeluarkan kata-kata yang teringat di otak. Oleh karena beratnya menahan godaan untuk tidak melakukan ghibah, Allah SWT sampai memberikan balasan besar bagi siapa saja yang mampu menahannya.

Hal ini tertuang dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa memudahkan orang yang susah, Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Abu Dawud, Ahmad).

Sebaliknya, balasan bagi orang yang suka mencari kekurangan orang lain adalah Allah akan membongkar aibnya.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam saat naik ke atas mimbar, beliau menyeru dengan suara yang tinggi,

“Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya padahal iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin! Janganlah menjelekkan mereka! Jangan mencari-cari kekurangan mereka! Sebab, barang siapa mencari-cari kekurangan saudaranya yang muslim, niscaya Allah akan mencari-cari kekurangannya. Barang siapa yang Allah cari-cari kekurangannya, niscaya Allah akan membongkar aibnya dan mempermalukannya, walaupun dia berada di dalam rumahnya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dari Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma).

Menyibukkan Diri dengan Aib Sendiri

Kenapa harus sibuk mengurus aib orang lain padahal kita juga memilikinya, yang mungkin kita punya lebih banyak dari mereka.

Ironi ini pernah dijelaskan pula oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, di mana ia berkata,

يبصر أحدكم القذاة في أعين أخيه، وينسى الجذل- أو الجذع – في عين نفسه

“Salah seorang dari kalian dapat melihat kotoran kecil di mata saudaranya tetapi dia lupa akan kayu besar yang ada di matanya.” [Semut di seberang lautan nampak, gajah di pelupuk mata tak nampak, pen]. (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 592. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa riwayat ini shahih.)

Kita tidak perlu sampai memikirkan atau menceritakan aib orang lain. Karena yang hanya kita tahu adalah aib sendiri, sedangkan aib orang lain kita tidak mengetahui bagaimana seluk beluknya.

‘Abdullah Al Muzani mengatakan,

إن عرض لك إبليس بأن لك فضلاً على أحد من أهل الإسلام فانظر، فإن كان أكبر منك فقل قد سبقني هذا بالإيمان والعمل الصالح فهو خير مني، وإن كان أصغر منك فقل قد سبقت هذا بالمعاصي والذنوب واستوجبت العقوبة فهو خير مني، فإنك لا ترى أحداً من أهل الإسلام إلا أكبر منك أو أصغر منك.

“Jika iblis memberikan was-was kepadamu bahwa engkau lebih mulia dari muslim lainnya, maka perhatikanlah. Jika ada orang lain yang lebih tua darimu, maka seharusnya engkau katakan, “Orang tersebut telah lebih dahulu beriman dan beramal sholih dariku, maka ia lebih baik dariku.” Jika ada orang lainnya yang lebih muda darimu, maka seharusnya engkau katakan, “Aku telah lebih dulu bermaksiat dan berlumuran dosa serta lebih pantas mendapatkan siksa dibanding dirinya, maka ia sebenarnya lebih baik dariku.” Demikianlah sikap yang seharusnya engkau perhatikan ketika engkau melihat yang lebih tua atau yang lebih muda darimu.” (Hilyatul Awliya’, Abu Nu’aim Al Ashbahani, Mawqi’ Al Waroq, 1/310.) (mdk/ank)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hadits tentang Membuka Aib Orang Lain dan Penjelasannya, Umat Muslim Wajib Tahu
Hadits tentang Membuka Aib Orang Lain dan Penjelasannya, Umat Muslim Wajib Tahu

Sebagai seorang Muslim, tentu kita harus paham tentang hukum menyebarkan aib orang lain.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ghibah Diperbolehkan, ini Alasannya
Ternyata Ghibah Diperbolehkan, ini Alasannya

Ghibah dalam bahasa umum diartikan sebagai menggunjing atau membicarakan keburukan orang lain, dikenal sebagai perbuatan yang dilarang dalam agama.

Baca Selengkapnya
Bacaan Doa agar Orang Lain Lupa dengan Aib Kita, Perlu Diamalkan
Bacaan Doa agar Orang Lain Lupa dengan Aib Kita, Perlu Diamalkan

Dalam kehidupan, tidak jarang kita melakukan kesalahan yang mungkin meninggalkan aib atau kenangan buruk di benak orang lain.

Baca Selengkapnya
Doa agar Ditutup Aib oleh Allah, Mohon Ampunan dan Kebaikan
Doa agar Ditutup Aib oleh Allah, Mohon Ampunan dan Kebaikan

Umat muslim dianjurkan untuk memohon doa agar ditutup aib oleh Allah.

Baca Selengkapnya
Surat Al Hujurat Ayat 12 Latin dan Tafsirnya, Ayat Larangan untuk Berprasangka Buruk
Surat Al Hujurat Ayat 12 Latin dan Tafsirnya, Ayat Larangan untuk Berprasangka Buruk

Merdeka.com merangkum informasi tentang surat Al Hujurat ayat 12, asbabun nuzul, dan tafsirnya yang penting untuk diketahui.

Baca Selengkapnya
Doa Mohon Ditutup Aib dan Dimudahkan Segala Urusan Oleh Allah SWT, Umat Islam Harus Tahu
Doa Mohon Ditutup Aib dan Dimudahkan Segala Urusan Oleh Allah SWT, Umat Islam Harus Tahu

Berikut kumpulan bacaan doa ditutup aib dan dimudahkan segala urusan oleh Allah SWT yang harus diketahui umat Islam.

Baca Selengkapnya
Cara Menjaga Lisan Menurut Islam, Jangan Sampai jadi Sumber Dosa
Cara Menjaga Lisan Menurut Islam, Jangan Sampai jadi Sumber Dosa

Dengan menjaga lisan, seorang Muslim tidak hanya menunjukkan akhlak yang baik tetapi juga mendapatkan pahala dari Allah SWT serta menjauhi dari perbuatan dosa.

Baca Selengkapnya
Doa Menutup Aib Dalam Islam Beserta Dalilnya, Meminta Perlindungan Allah SWT
Doa Menutup Aib Dalam Islam Beserta Dalilnya, Meminta Perlindungan Allah SWT

Doa menutup aib dan anjuran untuk merahasiakan aib dari orang lain.

Baca Selengkapnya
Cara Menghapus Dosa Ghibah dalam Islam, Ketahui Doanya
Cara Menghapus Dosa Ghibah dalam Islam, Ketahui Doanya

Ghibah termasuk dosa besar yang harus dihindari. Bukan tanpa alasan, perbuatan sepele ini termasuk dosa besar yang dibenci Allah.

Baca Selengkapnya
Doa Menjaga Lisan Latin dan Artinya, Amalan Mudah agar Jauh dari Perkataan Buruk
Doa Menjaga Lisan Latin dan Artinya, Amalan Mudah agar Jauh dari Perkataan Buruk

Lisan menjadi sumber masalah jika tidak dijaga dengan baik. Berikut doa menjaga lisan yang patut diamalkan umat muslim.

Baca Selengkapnya
Hukum Ghibah Beserta Larangannya dalam Islam, Begini Tips Menghindarinya
Hukum Ghibah Beserta Larangannya dalam Islam, Begini Tips Menghindarinya

Berikut hukum ghibah beserta larangannya dalam Islam dan begini tips menghindarinya.

Baca Selengkapnya
Doa Tutup Aib beserta Artinya, Mohon Perlindungan dan Ampun pada Allah
Doa Tutup Aib beserta Artinya, Mohon Perlindungan dan Ampun pada Allah

Tujuan dari mengenal aib adalah agar kita senantiasa berusaha memperbaikinya dan memohon kepada Allah agar aib tersebut tidak terbongkar di hadapan orang lain.

Baca Selengkapnya