Hukum Puasa Tarwiyah sesuai Dalil, Begini Penjelasannya
Merdeka.com - Umat Islam kini telah memasuki bulan ke 12 atau bulan yang terakhir dalam kalender Hijriyah. Bulan ini termasuk ke dalam salah satu bulan haram yang disebutkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadisnya, yang artinya,
“Sesungguhnya waktu itu berputar sebagaimana keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun ada 12 bulan. Di antara bulan-bulan tersebut ada 4 bulan yang haram (berperang di dalamnya ). 3 bulan berturut-turut, yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Al Muharram, (dan yang terakhir) Rajab Mudhar, yaitu bulan di antara bulan Jumaada dan Sya’ban.” (HR. Bukhari).
Bulan Dzulhijjah juga sering disebut sebagai bulan Haji atau bulan Kurban, karena bulan inilah yang menjadi waktu utama disyariatkannya ibadah haji dan kurban.
-
Kapan Puasa Tarwiyah dilakukan? Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah.
-
Kapan puasa Tarwiyah dilakukan? Niat Puasa Tarwiyah Niat puasa yang dibaca saat malam hari: Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi taala. Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah taala“ Niat puasa yang dibaca sesudah subuh: Nawaitu shauma hadzal yaumi an adai tarwiyata sunnatan lillahi taala. Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah taala.“
-
Bagaimana puasa 10 Muharram? Rasulullah SAW bersabda: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “ أفضل الصيام بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ ، وأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ “. Artinya: Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadan adalah puasa di bulan Muharram, dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam.“ (HR Muslim)
-
Apa saja jenis puasa yang dianjurkan di bulan Dzulhijjah? Puasa di Awal Dzulhijjah: Dilaksanakan di 7 hari pertama bulan Dzulhijjah, yaitu dari tanggal 1-7 Dzulhijjah 1445 H atau 8-14 Juni 2024. Puasa Tarwiyah: Dilaksanakan pada hari ke-8 bulan Dzulhijjah, yaitu pada 15 Juni 2024. Puasa Arafah: Dilaksanakan pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah, yaitu pada 16 Juni 2024.
-
Kapan waktu puasa Dzulhijjah? Puasa Dzulhijjah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, yaitu bulan ke-12 dalam kalender Islam.
-
Bagaimana cara berpuasa 10 Muharram? Niat puasa 10 Muharram dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawal (matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh.
Keistimewaan bulan Dzulhijjah tak sampai di situ saja. 10 hari pertama dari bulan ini juga memiliki keutamaan. Hal ini dijelaskan dalam hadis Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berikut,
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.“ (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Di hari-hari pertama bulan Dzulhijjah tersebut, tepatnya di tanggal 1-9, kita dianjurkan untuk melaksanakan puasa. Dan dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini, ada yang dikenal dengan puasa Tarwiyah, yang dikerjakan di tanggal 8 Dzulhijjah, atau dua hari sebelum merayakan Idul Adha.
Namun sebelum melaksanakan puasa sunnah ini, Anda harus tahu bagaimana hukum puasa tarwiyah terlebih dulu. Hukum puasa tarwiyah akan membantu kita mengetahui apakah amalan tersebut dapat dikerjakan atau tidak.
Untuk itu, kami telah merangkum penjelasan tentang bagaimana hukum puasa tarwiyah berdasarkan dalilnya.
Hukum Puasa Tarwiyah
Penting untuk mengetahui bagaimana hukum puasa tarwiyah. Ini karena banyak umat Islam mengira bahwa hukum puasa tarwiyah adalah sunnah. Mengetahui hukum puasa tarwiyah, terdapat dalil yang menjadi landasan dalam melaksanakan puasa tarwiyah di tanggal 8 Dzulhijjah tersebut,
“Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa dua tahun.”
Hadis ini diriwayatkan oleh Abusy Syaikh dan Ibnu An Najjar dari Ibnu ‘Abbas.
Dilansir dari rumaysho.com, hadis ini tergolong dalam hadis yang tidak shahih menurut Ibnul Jauzi. Kemudian, Asy Syaukani juga mengatakan bahwa hadis ini tidak shahih karena dalam riwayatnya terdapat perowi yang pendusta. Sedangkan Syaikh Al Albani berpendapat bahwa hadis ini adalah dho’if (lemah).
Dan yang harus Anda tahu, jika hadis yang mendasari suatu ibadah adalah dho’if (lemah), maka ibadah tersebut tidak boleh diamalkan dengan sendirinya.
Hal ini juga disebutkan oleh Ibnu Taimiyah rahimahullah,
“Tidak boleh bersandar pada hadits-hadits dho’if (lemah) yang bukanlah hadits shahih dan bukan pula hadits hasan. Akan tetapi, Imam Ahmad bin Hambal dan ulama lainnya membolehkan meriwayatkan hadits dho’if dalam fadhilah amal selama tidak diketahui hadits tersebut shahih atau hadits tersebut bukan diriwayatkan oleh perowi pendusta. Namun boleh mengamalkan isinya jika diketahui ada dalil syar’i yang mendukungnya. Jika haditsnya bukan diriwayatkan oleh perowi yang pendusta, boleh jadi pahala yang disebutkan dalam hadits tersebut benar. Akan tetapi, para ulama katakan bahwa tidak boleh menyatakan wajib atau sunnah pada suatu amalan dengan dasar hadits dho’if. Jika ada yang mengatakan bolehnya, maka dia telah menyelisihi ijma’ (kata sepakat para ulama).” (Al Majmu’ Al Fatawa).
Puasa Tanggal 8 Dzulhijjah
Dengan status hadis yang tidak shahih tersebut, bukan berarti kita tidak diperbolehkan berpuasa di tanggal 8 Dzulhijjah. Kita masih bisa berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah, namun bukan karena hadis tentang puasa tarwiyah tadi.
Anda bisa berpuasa di tanggal 8 Dzulhijjah dengan mengingat keutamaan di awal-awal bulan Dzulhijjah. Karena pada waktu tersebut, ibadah puasa adalah sebaik-baiknya amalan yang dikerjakan pada saat itu.
Dalil yang menjelaskan keutamaan puasa di awal bulan Dzulhijjah adalah hadis dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, …” (HR. Abu Daud. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini shahih).
Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan bahwa ada pula sahabat yang mempraktekkan amalan puasa sembilan hari di awal bulan Dzulhijah tersebut, seperti Ibnu ‘Umar. (mdk/ank)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain Puasa Dzulhijjah, jelang Hari Raya Idul Adha, ada puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah, pahala yang didapat salah satunya untuk menghapus dosa setahun.
Baca SelengkapnyaIdul Adha merupakan salah satu perayaan besar yang diperingati oleh seluruh umat muslim di dunia.
Baca SelengkapnyaBulan Dzulhijjah dalam kalender Islam adalah bulan yang sangat istimewa, terutama sepuluh hari pertamanya.
Baca SelengkapnyaJadwal puasa Arafah dan Tarwiyah 2024 beserta niat dan keutamaannya.
Baca SelengkapnyaPuasa sunah menjelang Idul Adha memiliki banyak manfaat kebaikan.
Baca SelengkapnyaPuasa Dzulhijjah 2024 bisa dimulai pada tanggal 8 Juni 2024. Berikut niat puasa Dzulhijjah 2024.
Baca SelengkapnyaUmat muslim dianjurkan untuk berpuasa sunah di bulan Muharram.
Baca SelengkapnyaPuasa Muharram adalah anjuran yang punya keutamaan besar. Berikut niat puasa Muharram hari ke 1 sampai 10 lengkap dengan waktu dan keutamannya.
Baca SelengkapnyaTerdapat perbedaan penetapan tanggal Idul Adha di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDzulhijjah sebagian umat muslim di seluruh dunia berkumpul ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji.
Baca SelengkapnyaBanyak sekali keutamaan yang didapatkan umat Muslim jika mau menjalankan puasa 10 Muharram atau puasa Asyura.
Baca Selengkapnya