Kasus Corona di Kota Bogor Didominasi Usia 20-59 Tahun, Ini Penyebabnya Kata Dinkes
Merdeka.com - Kasus positif Covid-19 masih terus terjadi di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Kota Bogor, Jawa Barat.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, mayoritas pasien yang terkonfirmasi positif di Kota Bogor berada di usia produktif, yaitu di kisaran 20-59 tahun.
Sementara itu, kasus positif di kalangan lansia yang merupakan kelompok rentan berada di angka 12,20 persen.
-
Siapa yang lebih banyak terkena DBD di Jakarta Barat? Pasien mayoritas merupakan anak-anak. 'Total pasien sudah dirawat sejak 1 Januari 2024 sampai dengan hari ini ada 67 kasus. 70 persen kasus adalah anak-anak dan mayoritas usia SD dan SMP,' kata Ngabila dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (30/3).
-
Kenapa pasien kanker paru di Indonesia lebih muda? Menurut penelitian di mana-mana, dibandingkan data negara lain angka kanker paru di Indonesia lebih muda. Kalau di negara lain sekitar 63 - 68 tahun sementara di Indonesia 58-an tahun rerata kanker paru,' kata Sita dalam media briefing bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) beberapa waktu lalu.
-
Kenapa DBD meningkat di Jakarta Barat? Memang, Jakarta Barat menyumbang penyebaran kasus DBD tertinggi hingga 26 Maret 2024 dengan jumlah kasus mencapai 716, disusul Jakarta Selatan 576, Jakarta Timur 562, Jakarta Utara 262 kasus, Jakarta Pusat 172 dan Kepulauan seribu 18 kasus.
-
Di mana kasus DBD paling banyak terjadi di Jakarta? 'Penyebaran DBD meningkat terutama di Jakarta Selatan saat ini di angka sekitar 500 kasus,' kata Heru dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (26/3).
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
Lantas apa yang membuat kelompok usia 20 tahunan ke atas rawan terpapar Covid-19? Berikut penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno, sebagaimana dilansir merdeka dari Antara.
Mobilitas Tinggi
Sri memaparkan bahwa tingginya mobilitas di luar ruangan menjadi penyebab utama warga usia produktif banyak terpapar Covid-19.
Menurutnya, kalangan usia produktif (20-59 tahun) banyak melakukan aktivitas di luar ruangan seperti bekerja, dibandingkan kelompok anak-anak maupun lansia. Dari situ risiko penularan Covid-19 makin tinggi.
"Orang usia produktif sebagian besar adalah bekerja di luar rumah dan bahkan bekerja di luar kota, sehingga memiliki banyak interaksi di luar rumah," kata Sri dalam keterangan tertulisnya.
Rincian Persentase Kasus Covid-19 di Kota Bogor
Sementara itu, berdasarkan data terakhir yang diperoleh Dinas Kesehatan Kota Bogor per- Jumat (14/5), jumlah positif Covid-19 tercatat ada 378 kasus.
Dari angka itu, sebanyak 71 kasus atau 18,78 persen berada di usia 20-29 tahun, kemudian 44 kasus atau 11,64 persen terjadi pada warga berusia 30-39 tahun.
Kemudian usia 40-49 tahun tercatat 68 kasus atau 17,98 persen, usia 50-59 tahun terdapat 71 kasus atau 18,78 persen.
Secara keseluruhan, di kelompok usia produktif ini terdapat 254 kasus atau 67,18 persen. Untuk usia remaja, anak, dan balita, tercatat sebanyak 78 kasus atau 20,62 persen. Itu artinya, orang usia lanjut yakni pada usia 60 tahun ke atas yang tertular Covid-19 hanya 12,20 persen.
Disebut Sudah Landai
©2020 Merdeka.com/Humas Pemkot Bogor
Sementara itu Wali Kota Bogor Bima Arya menyebut saat ini di Kota Bogor kasus positif Covid-19 sudah melandai. Kendati demikian, ia meminta masyarakat tidak mengendurkan penerapan protokol kesehatan.
Menurutnya, kelengahan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan bisa mengakibatkan munculnya klaster Covid-19 baru pasca libur hari raya Idulfitri seperti pada tahun lalu.
"Tapi warga Bogor harus tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, karena pandemi Covid-19 belum berakhir, Hal ini harus dicegah dan diantisipasi dengan terus menerapkan protokol kesehatan secara ketat," terang Bima. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan persebaran kasus Mpox di Jakarta tahun 2024, terdapat 11 kasus Mpox yang tersebar di delapan kecamatan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaProvinsi yang paling banyak terdapat Mpox adalah DKI Jakarta dengan 42 kasus.
Baca SelengkapnyaSebanyak 20 ribu warga Kota Tangerang, Banten, terdeteksi mengalami masalah kegemukan atau obesitas. Kondisi ini dipengaruhi gaya hidup yang kurang sehat.
Baca SelengkapnyaPasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaUpaya pengasapan juga terus dilakukan di beberapa kawasan yang terbilang rawan.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat 750 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal 2024. Dari ratusan kasus itu, empat orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaKepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi merinci data petugas pemilu yang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaMasker dianggap bisa melindungi anak-anak dari bahaya polusi.
Baca Selengkapnya