Ketika Ali Sadikin Dijuluki “Gubernur Monyet” karena Sifatnya, Begini Kisahnya
Orang-orang Jakarta dulu menjuluki Ali Sadikin sebagai "Gubernur Monyet"
Ali Sadikin yang pernah menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta antara 28 April 1966 – 11 Juli 1977 pernah dijuluki sebagai “Gubernur Monyet”. Ungkapan ini kabarnya disampaikan oleh banyak warga Jakarta karena gaya kepemimpinannya yang tegas dan keras.
Sosok Ali Sadikin memang kontroversial. Di masa kepemimpinannya, ia pernah melegalkan judi demi pemasukan daerah. Rupanya cara ini tepat. Jakarta banyak dikunjungi para penggila lempar dadu dari berbagai kota hingga negara.
-
Bagaimana Soeharto dipanggil 'monyet'? Anak buahnya sudah tahu, jika Pak Gatot memanggil dengan kata: Monyet! Itu artinya hatinya tengah senang. Kedengarannya memang aneh, tapi hal itu sudah jadi kebiasaan Pak Gatot. Anak-anak buahnya pun sudah maklum. Jika memanggil nama, itu malah tandanya Pak Gatot sedang kesal atau moodnya tidak bagus.
-
Siapa yang memanggil Soeharto 'monyet'? Adalah Kolonel Gatot Soebroto yang memanggil Soeharto, monyet.
-
Apa peran utama tukang parkir di Jakarta pada era Gubernur Ali Sadikin? Di masa itu, tukang parkir jadi profesi formal layaknya para petugas berwenang yang berseragam.
-
Siapa yang disebut sebagai "monyet burung hantu"? Monyet malam aktif di hutan hujan Amerika Tengah, di mana mereka beradaptasi dengan lingkungan gelap dengan menggunakan penglihatan malam mereka untuk berburu dan bertahan hidup. Meskipun disebut sebagai “monyet burung hantu“ karena kemampuan unik mereka, monyet ini tetap lincah dan terampil menavigasi hutan tanpa cahaya.
-
Kenapa Sudjono dijuluki "Menteri Dukun"? Anggapan masyarakat itu tak lepas dari berbagai peristiwa mistis antara dia dengan Presiden Soeharto.
-
Kenapa Mohammad Amin jadi Gubernur Muda Sumut? Sebagai seorang gubernur, ia harus memilih gubernur muda yang bertindak sebagai wakilnya di keresidenan. Kemudian, Hasan menunjuk Mohammad Amin menjadi Gubernur Muda Sumatra Utara pada tahun 1947.
Meski sosoknya kerap tak berani dilawan oleh warganya, namun gubernur kelahiran Citamiang, Sumedang, Jawa Barat 7 Juli 1926 ini memiliki hati yang baik dan sifat mengayomi. Ia hanya marah kepada warga yang tak menuruti kebijakan dan melanggar peraturan daerah.
Lantas bagaimana asal mula ia dijuluki sebagai “Gubernur Monyet”? berikut informasi selengkapnya.
Tampar Orang-orang yang Mengganggu Ketertiban
Di bawah kendalinya, Jakarta harus menjadi provinsi yang tertib, rapi dan bersih. Bang Ali (begitu sapaannya), seringkali blusukan ke kota-kota di DKI untuk memantau kemajuan wilayah serta penataan kota.
Saat melakukan kunjungan, Bang Ali sering melempar senyuman hingga candaan, serta tak jarang ia juga murka lantaran kebijakannya diterabas.
Mengutip buku Jakarta Sejarah 400 Tahun karya Susan Blackburn, Ali Sadikin tak segan menampar orang-orang yang mengganggu ketertiban Jakarta, seperti sopir truk dan angkutan umum yang ugal-ugalan, pencopet, tukang parkir dan lain sebagainya.
Dijuluki “Gubernur Monyet”
Selain tegas namun sering bercanda, Ali Sadikin saat menjabat juga pernah dijuluki “Gubernur Monyet” oleh warga Jakarta. Usut punya usut, monyet yang dimaksud bukanlah ejekan terhadap sosoknya, melainkan untuk menirukan gaya Bang Ali yang tegas saat sedang marah.
Mengapa demikian? Sebab, Ali sering melontarkan kata makian berupa “Monyet” kepada permasalahan yang ia temui di jalan. Tak hanya orang-orang yang mengganggu ketertiban, namun juga kepada birokrasi yang dianggap tidak mengutamakan kepentingan rakyat bawah.
Istilah “Gubernur Monyet” diketahui populer sekitar tahun 1968 sampai akhir kepemimpinannya. Namun demikian, Ali Sadikin tidak mengambil pusing ini, karena kemarahannya bertujuan untuk memperbaiki birokrasi dan tata wilayah.
Siap Dimarahi Rakyat
Dalam bukunya, Susan juga mengatakan bahwa Ali Sadikin merupakan sosok yang tanggung jawab terhadap jabatannya. Sering terlontarnya kata makian adalah upaya Ali untuk menyadarkan seseorang tersebut, terkait tindakan buruknya yang tidak mematuhi tata tertib.
Namun demikian, Ali juga tak serta merta lepas tangan ketika ada warga yang mengeluh. Ia dengan segenap hati akan mendengarkan, bahkan ia siap untuk dimarahi balik jika kebijakannya dianggap menyusahkan masyarakat.
“Makian itu tidak dimaksudkan untuk menghina, melainkan lebih kepada agar bisa menunjukkan apa yang salah dan mengerti kewajiban,” tulis Susan.
Legalkan Judi dan Bangun Kompleks Lokalisasi
Sementara itu, laman Wikipedia menyebut bahwa Ali Sadikin merupakan gubernur yang memiliki kebijakan kontroversial saat masa jabatannya. Paling terlihat adalah ketika perjudian dilegalkan di Jakarta, dengan dibangun banyak kasino dan lokasi-lokasi serupa.
Kemudian, Ali juga membangun kompleks Kramat Tunggak sebagai lokalisasi pelacuran yang banyak didatangi masyarakat. Ali kemudian berniat memungut pajak dari tempat-tempat hiburan malam tersebut, karena perputaran uang sangat besar.
Namun di lain sisi, Ali merupakan sosok yang peduli akan kesenian dan kebudayaan di Jakarta. Di masa dirinya memimpin, Ali turut mengadakan ajang pemilihan Abang-None, mendirikan Jakarta Fair sampai membangun kompleks Tangkiwood, untuk bermukim artis dan seniman lanjut usia.
Disebut Soekarno Cocok Pimpin Jakarta karena Watak Kerasnya
Sebelumnya, Ali Sadikin merupakan seorang letnan jenderal KKO-AL (Korps Komando Angkatan Laut) yang berduet dengan Laksamana Muda Udara Raden H. Atje Wiriadinata. Keduanya ditunjuk oleh Presiden Soekarno menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta pada tahun 1966.
Kendati demikian, Ali diketahui sempat kaget dan bingung mengapa ia dipilih. Rupanya Soekarno mengenal sosok Ali memiliki watak yang keras sehingga cocok memimpi Jakarta.
Nyatanya, jejaknya masih bisa dilihat sampai sekarang yakni pemilihan Abang-None Jakarta yang diadakan rutin sampai Jakarta Fair yang kini menjadi Pekan Raya Jakarta.
- Gunung Telomoyo Terbakar, Dipicu Warga Bakar Rumput
- Bupati Ipuk Lantik Guntur Priambodo Menjadi Pj Sekda Banyuwangi
- Pertamina Optimistis Kembangkan Sustainable Aviation Fuel di Indonesia
- Survei LSI: Anies Bisa Jadi Penentu Pemenang Pilkada Jakarta 2024
- FOTO: Intip Proses Pembuatan Susu dari Bahan Dasar Ikan di Indramayu
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024