Kisah K.H Ahmad Sanusi, Sosok Penengah saat Sidang BPUPKI yang Kini Bergelar Pahlawan
Merdeka.com - K.H Ahmad Sanusi merupakan satu tokoh asal Jawa Barat yang baru-baru ini mendapat gelar pahlawan dari pemerintah pusat.
K.H Ahmad Sanusi lahir di Kampung Cantayan, Desa Cantayan, Kecamatan Cikembar Cibadak, pada 1888. Ia merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang pernah menjadi penengah saat penentuan dasar negara sila pertama.
Selain itu, dirinya juga menjadi salah satu pihak yang menentang kolonialisasi di Indonesia, melalui gerakan politiknya di beberapa organisasi keagamaan.
-
Siapa yang berjuang untuk Indonesia? Kata-kata ini membangkitkan semangat juang dan patriotisme dalam diri setiap pemuda Indonesia.
-
Siapa yang dukung perjuangan kemerdekaan Indonesia? Sebelum kemerdekaan Indonesia, Palestina telah memberikan dukungan terbuka bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mufti Besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, memberikan dukungan pada tahun 1944.
-
Siapa yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia? Mari kita hormati para pemberani yang telah berjuang untuk kemerdekaan kita. Selamat Hari Kemerdekaan 17 Agustus!
-
Bagaimana Jahja Datoek Kajo melawan kolonialisme? Ia tetap konsisten menggunakan Bahasa Melayu dalam pertemuan Volksraad, bahkan saat dirinya berpidato.
-
Bagaimana LN Palar memperjuangkan kemerdekaan Indonesia? Untuk memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi, Presiden Soekarno meminta LN Palar untuk menjadi juru bicara Indonesia di pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
-
Siapa yang membuat pernyataan tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
"Bapak presiden sudah berdiskusi dengan kami, dengan Dewan Gelar dan Tanda-Tanda Kehormatan, sehingga memutuskan untuk memberikan lima (gelar pahlawan nasional) kepada tokoh-tokoh bangsa," kata Menkopolhukam Mahfud MD, beberapa waktu lalu, merujuk laman Pemprov Jabar
K.H Ahmad Sanusi Menjadi Penengah saat Sidang BPUPKI
K.H Ahmad Sanusi ©2022 Liputan6/Merdeka.com
Kiprah K.H Ahmad Sanusi yang paling terkenal ialah ketika dirinya mengikuti sidang BPUPKI, dalam perumusan dasar negara Pancasila. Di sana terdapat sejumlah tokoh dari berbagai unsur, termasuk golongan islam dan nasional.
Mengutip jurnal UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Kamis (10/11), ketika itu suasana rapat disebut sempat berdiskusi panas terkait penetapan sila pertama yang dihasilkan oleh Panitia Sembilan.
Saat itu, poin tersebut masih berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syarIat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.
Rumusan dari Panitia Sembilan ini kemudian ditolak oleh anggota dari latar belakang nasionalis, karena dianggap kurang mewakili keberagaman yang ada di Indonesia.
K.H Ahmad Sanusi Usulkan Penundaan Sidang
Di tengah kondisi sidang yang kian memanas, hasil rapat kemudian tidak bisa disepakati lantaran buntu. Kemudian Ketua BPUPKI, Radjiman Wedyodiningrat mengusulkan untuk voting demi terciptanya hasil rumusan yang disepakati.
Namun di situasi itu, K.H Ahmad Sanusi memberikan usulan yang cukup mengagetkan, lantaran rapat diminta agar ditunda saja hingga esok hari. Hal ini karena seluruh anggota dari masing-masing kubu dianggap sudah tidak bisa berpikir jernih.
Menariknya, usulan ini kemudian membuat tokoh-tokoh lain yang hadir seperti Soekarno serta Radjiman langsung melakukan pendekatan ke masing-masing kubu.
Setelah keesokan harinya, sila pertama Pancasila langsung disetujui hingga saat ini.
"Dari semula ada sisi kanan ingin menjadikan negara Islam, sisi kiri menjadikan negara sekuler, kemudian diambil jalan tengah lahirlah ideologi Pancasila sesudah menyetujui pencoretan tujuh kata di Piagam Jakarta," lanjut Mahfud
Menolak Ketergantungan Indonesia dengan Asing
Sebelumnya, K.H Ahmad Sanusi memiliki latar belakang pendidikan Agama Islam yang kuat, hal ini ditandai dengan berangkatnya ia ke Makkah pada usia 20 tahun untuk memperdalam keilmuan sekaligus menunaikan haji.
Selama tujuh tahun mempelajari ilmu agama, dirinya sempat mendapat gelar imam besar Masjidil Haram dan terus berguru ke ulama-ulama terkenal yang kebanyakan dari kalangan Al Jawi (keturunan Melayu).
Di sana ia juga sempat belajar dengan salah satu tokoh Serikat Islam bernama Abdul Muluk. Lewat diskusi-diskusinya, K.H Ahmad Sanusi lantas bersedia bergabung dengan Serikat Islam lantaran memiliki ideologi melepas ketergantungan terhadap asing.
Kemudian setelah kembali dirinya membuka lembaga pesantren, untuk meneruskan perjuangan islam di Sukabumi.
"Sehingga kita eksis sampai sekarang sebagai negara yang berdaulat," kata Mahfud.
K.H Ahmad Sanusi sendiri diketahui wafat pada 31 Juli 1950
(mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok Albertus Soegijapranata pernah berdiplomasi dengan Vatikan untuk mengakui kemerdekaan Indonesia
Baca SelengkapnyaKH Maas Mansur adalah seorang tokoh Islam, pejuang, dan pahlawan nasional yang berkiprah lama di Muhammadiyah.
Baca SelengkapnyaDalam setiap ceramah dan khotbahnya, ia selalu menentang kebijakan politik Belanda.
Baca SelengkapnyaSalah satu rekam jejak K.H Abbas terlihat saat melawan penjajah dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Baca SelengkapnyaKarena kiprahnya, sosok KH Sochari diabadikan menjadi sebuah jalan di Kota Serang, Banten.
Baca SelengkapnyaIa lahir dari keluarga petani yang taat beragama. Ia kemudian dibesarkan dalam pendidikan pesantren di daerah kelahirannya.
Baca SelengkapnyaIa memproklamasikan kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan Proklamasi 17 Mei 1949.
Baca SelengkapnyaTjokroaminoto dikenal sebagai Ksatria Piningit oleh para pribumi karena melakukan kebaikan bagi orang banyak
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan nasional ini membawa pengaruh besar kepada sang cucu yang kini jadi calon Presiden Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaPejuang asal Padang ini pencetus lahirnya pemberontakan untuk mengkritik pemerintahan rezim Soekarno yang dianggap inkonstitusional.
Baca SelengkapnyaSosok Adnan Kapau Gani, pahlawan nasional asal Sumatra Selatan bergelar Dokter.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan nasional yang pernah berjuang bantu Palestina sekaligus merumuskan Pancasila.
Baca Selengkapnya