Melihat Proses Pembuatan Kain dari Daun Nanas di Subang, Diekspor Sampai Malaysia
Merdeka.com - Nanas biasanya hanya dimanfaatkan buahnya saja. Namun di tangan pengusaha tekstil asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, daun nanas bisa dibuat sebagai bahan baku pembuatan kain hingga tas cantik.
Pelaku usaha tekstil daun nanas di Subang, Alan Sahroni menyebut jika produk di tempatnya, berbahan daun nanas yang diambil seratnya. Saking uniknya, produk yang ia buat kini sudah sampai ke negara tetangga, seperti Malaysia.
“Di dalam unsur daun nanas ini terdapat suatu helaian serat yang apabila dimanfaatkan bisa menjadi salah satu bahan baku produk tekstil,” katanya, beberapa waktu lalu, mengutip kanal YouTube Fokus Indosiar, Senin (14/11).
-
Produk lokal apa yang terkenal di dunia? Tak banyak yang tahu banyak produk-produk yang terkenal di dunia ternyata berasal dari Indonesia. Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
-
Asinan buah berasal dari mana? Asinan buah telah menjadi salah satu makanan tradisional khas Indonesia.
-
Bagaimana cara perajin gula semut di Dusun Semen memperoleh nira? Gula semut sendiri diambil dari nira yang diperoleh dari pohon kelapa. Biasanya kaum lelaki ditugaskan untuk memanjat pohon untuk menyadap nira.
-
Apa hasil produksi perajin gula semut di Dusun Semen? Produk gula semut yang dihasilkan para perajin gula di Dusun Semen merupakan salah satu produk yang diekspor ke luar negeri.
-
Kenapa petani Pangandaran makan daun? 'Biasanya kang Syarif ini memanfaatkan yang ada di hutan ya kayak papaya hutan, kacang-kacangan juga,' kata kreator video, Jerry saat mengikuti Syarif berburu makan siang.
-
Dimana Ulap Sarut dibuat? Ulap Sarut merupakan salah satu seni membuat pakaian yang dikembangkan masyarakat Dayak Benuaq.
Berawal dari Melimpahnya Limbah Daun Nanas
©2022 YouTube Fokus Indosiar/Merdeka.com
Alan mengaku jika usahanya tidak terlepas dari banyaknya limbah daun yang terbuang sia-sia. Dengan penuh kreativitas, dirinya membuat desain fashion yang modis.
Ia memulai usaha ini di tahun 2013 lalu, dengan memaksimalkan ilmu yang ia miliki sebagai sarjana tekstil. Hingga sekarang, Alan kerap kewalahan memenuhi pesanan, baik serat hingga produk tekstil.
©2022 YouTube Fokus Indosiar/Merdeka.com
Alan membuka usahanya di kediamannya yakni Kampung Cijoged, Desa Cikadu, Kecamatan Cijambe, Subang.
“Ini memang bermanfaat dan bisa dijadikan beraneka ragam produk, seperti benang, kain dan aneka ragam kerajinan,” lanjutnya.
Diminati Pasar Lokal hingga Mancanegara
©2022 YouTube Fokus Indosiar/Merdeka.com
Menurutnya, produk hasil olahan daun nanas itu banyak diminati, baik pasar lokal maupun internasional. Beberapa negara peminat produknya seperti Malaysia, Singapura hingga Jepang, lebih banyak memesan produk serat.
©2022 YouTube Fokus Indosiar/Merdeka.com
Sedangkan untuk pasar dalam negeri, produknya sudah sampai ke Bandung, Jakarta hingga Surabaya.
“Sampai saat ini, sudah sangat banyak produk tekstil yang berhasil kita buat dari bahan serat daun nanas ini,” lanjutnya.
Proses Pembuatan Serat Kain dari Daun Nanas
©2022 YouTube Fokus Indosiar/Merdeka.com
Proses pembuatan serat ini dimulai dari pemilihan daun nanas dengan kondisi baik dan memiliki panjang rata-rata 70 cm. Kemudian, daun dimasukkan ke dalam mesin decorticator atau pemisah serat.
Setelah itu, daun nanas langsung dibersihkan dengan air dan dijemur selama kurang lebih tiga hari. Setelah kering, daun bisa disisir dengan alat khusus dan bisa lanjut dipintal atau disambung sesuai kebutuhan produk.
Dalam satu hari, pria 30 tahun itu mampu mengolah daun hingga 300 kilogram untuk dijadikan sebagai serat. Dari situ, daun akan jadi 7 kilogram serat kering. Alan membeberkan jika omzetnya bisa dikantongi sampai Rp30 juta per bulan.
Dari situ, ia juga membantu mempekerjakan belasan warga sekitar sehingga terbantu secara ekonomi. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingginya angka produksi nanas pun berbanding lurus dengan meningkatnya volume limbah daun nanas.
Baca SelengkapnyaBatik Dahon memiliki berbagai jenis produk pakaian sampai sepatu. Yang menarik adalah penggunaan warna alam yang menaikkan nilai jual
Baca SelengkapnyaDalam seni ini, benang yang digunakan untuk membuat pakaian berasal dari serat daun nanas.
Baca SelengkapnyaDari ide kreatifnya ini, Ia berhasil meraup omzet hingga Rp15 juta.
Baca SelengkapnyaPengrajin barang bekas dari kayu dan biji-bijian bernama Samsul Arifin sangatlah inspiratif.
Baca SelengkapnyaIde kreatifnya muncul karena melihat banyak buah salak di sekitar tempat tinggalnya
Baca SelengkapnyaSebuah kerajinan tradisional yang dipopulerkan oleh masyarakat Melayu di Kalbar ini menunjukkan ciri khas Nusantara yang sudah tembus pasar internasional.
Baca SelengkapnyaKelompok Waita Tani Kemiri Edum di Sleman olah buah salak jadi 20 jenis oleh-oleh.
Baca SelengkapnyaProduk ini cocok jadi hiasan ruangan dan perabot rumah tangga. Sejarah mencatat, keberadaan tenun mendong berangkat dari kreativitas warga Tasik di awal abad 20
Baca SelengkapnyaAda perabot rumah tangga sampai produk fashion berbahan anyaman yang mendunia.
Baca SelengkapnyaIde kreatif usaha Ibu Elly pun mendapat perhatian dari Direktur Utama PNM Arief Mulyadi.
Baca SelengkapnyaSelain memproduksi, Dendi juga memiliki misi lain yakni ingin membantu perekonomian warga di sekitar tempat tinggalnya.
Baca Selengkapnya