Mengenal Benjang Batok, Seni Asli Pangandaran yang Bantu Bebaskan Warga dari Romusha
Merdeka.com - Ada banyak cara yang dilakukan masyarakat zaman dahulu untuk melawan kolonialisme. Di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat misalnya, seni Benjang Batok jadi senjata ampuh agar warga terhindar dari kerja paksa romusha yang diterapkan pasukan Jepang.
Mengerjakan banyak pembangunan dengan siksaan rupanya memantik kekesalan warga. Kesenian ini kemudian berhasil melawan kerja paksa bukan dengan kekerasan, melainkan melalui tarian yang mampu mengalihkan perhatian para penjajah.
Tarian ini diiringi oleh alunan musik kuno, dengan menggunakan batok atau tempurung kelapa hingga dikembangkan menggunakan angklung. Kesenian Benjang Batok terbukti sukses membuat warga lolos dari jebakan romusha yang menyengsarakan.
-
Bagaimana para jawara banten melawan penjajah? Luar biasanya, para jawara tersebut mampu melawan kekuatan senjata berteknologi tinggi Belanda dan Jepang hanya dengan tangan kosong. Mereka sudah terkenal kebal sejak dulu, melalui ilmu tradisional yang digunakan dengan bijak.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan penjajah? Bermodalkan golok, Parmin alias Jaka Sembung mematahkan papan dan meminta petani menginjak-injaknya sebagai bentuk dukungan anti kolonialisme. Kala itu para petani setuju dan berani menentang perebutan tanah oleh Belanda.
-
Bagaimana benteng Pajajaran dibobol? Pada suatu hari, terjadi pembobolan benteng kokoh oleh 'orang dalam'. Parit yang sangat dalam dan besar, serta benteng kokoh nan tinggi berhasil ditembus oleh Ki Joglo yang merupakan kepercayaan dari Sultan Maulana Yusuf raja dari Kesultanan Islam Banten.
-
Bagaimana Jahja Datoek Kajo melawan kolonialisme? Ia tetap konsisten menggunakan Bahasa Melayu dalam pertemuan Volksraad, bahkan saat dirinya berpidato.
-
Mengapa Suku Basemah melawan penjajah Belanda? Selain itu, Suku Basemah dan sekitarnya juga sempat melawan penjajah Belanda yang berlangsung selama puluhan tahun.
-
Kenapa Jaka Sembung melawan penjajah? Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya Sisi Menarik Jaka Sembung, Tokoh Fiksi Indramayu yang Benci Penjajahan dan Berhasil Kalahkan Ilmu Rawa Rontek
Menghipnotis Penjajah Jepang
©2023 YouTube Studio Angklung Mang Koko/ Merdeka.com
Dikutip dari Instagram @budaya.kuring, Senin (13/3), kesenian asli Sunda ini disebut mampu menghalau penjajah agar tidak menjerat rakyat Pangandaran. Saat itu di tahun 1940-an, warga di Dusun Karangpaci, Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang memainkan kesenian ini ketika anggota keluarga hendak direkrut untuk bekerja kasar dan tidak dibayar.
Kaum istri bersepakat untuk mengalihkan perhatian tentara Jepang dengan tarian yang diiringi batok kelapa. Batok kelapa dimainkan dengan cara dibenturkan ke batok lainnya sehingga menciptakan irama yang unik.
Dikarenakan menjadi sesuatu yang baru bagi penjajah, kesenian ini berhasil menciptakan kekaguman dan membuat mereka lupa bahwa tujuannya di Pangandaran adalah untuk mencari tenaga romusha.
Membantu Para Suami Kabur
Menurut cerita, para tentara Jepang saat menikmati kesenian Benjang Batok juga meminum minuman keras sehingga mabuk. Di tengah kondisi demikian, para perempuan meminta suaminya melarikan diri agar tidak ditangkap penjajah. Cara ini berhasil. Kaum lelaki di Dusun Karangpanci bisa terhindar dari siksaan kerja paksa yang tidak manusiawi.
Kesenian Benjang Batok terus dilestarikan oleh warga di Pangandaran sebagai kearifan lokal setempat. Kesenian ini juga masih dimainkan di acara-acara kebudayaan, dengan iringain musik angklung beserta gamelan Sunda.
Mang Koko, selaku budayawan setempat menjadi pihak yang terus merawat seni Benjang Batok agar masyarakat sekarang mengetahui keberadaannya.
Jadi Tarian Menyambut Tamu
©2023 YouTube Studio Angklung Mang Koko/ Merdeka.com
Sementara itu, menurut laman tourism.pangandarankab.go.id, kesenian ini berasal dari Bahasa Sunda yakni Benjang yang artinya Ngabebenjo Nganjang atau menhormati dan menyambut pihak yang bertamu ke Pangandaran.
Para penari Benjang Batok biasanya mengikuti irama yang keluar dari tempurung kelapa itu untuk menari. Gerakannya perlahan, dengan musik yang tidak terlalu cepat. Dengan berpadunya tempurung kelapa, angklung dan gamelan kesenian ini mampu melahirkan nada yang unik dan enak didengar.
Keunikan lain yang bisa ditemukan adalah lagu yang dinyanyikan oleh para penari biasanya membawa pesan khusus bagi masyarakat atau dalam bahasa setempat dinamakan sisindian. Kesenian ini juga rutin ditampilkan sebagai bentuk syukur warga akan kondisi yang aman dan baik-baik saja di desanya. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bambu runcing adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaSenjata yang dipakai para pejuang pun beragam, jauh dari kata modern seperti bangsa barat.
Baca SelengkapnyaWarga Lamongan tampilkan kekejazam kerja rodi zaman penjajahan Belanda. Bikin nangis.
Baca SelengkapnyaWarga secara kompak menggotong rumah ke kampung tetangga untuk mengingat kejamnya tentara Jepang di masa penjajahan
Baca SelengkapnyaDalam selembar batik khas Ciwaringin terdapat perjuangan rakyat melawan penjajahan.
Baca SelengkapnyaKesenian ini biasanya dimainkan oleh puluhan orang untuk menyindir Belanda.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaPara jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.
Baca SelengkapnyaMasyarakat tak gentar hadapi para tentara Belanda walaupun senjata mereka lebih canggih.
Baca SelengkapnyaGulat tradisional ini jadi kesenian unik di Ujungberung, Bandung
Baca SelengkapnyaPemberontakan ini sebagai bentuk reaksi rakyat terhadap sistem tanam paksa oleh Belanda.
Baca SelengkapnyaMelagukan pantun jadi ciri unik kesenian asli Betawi ini
Baca Selengkapnya