Mengenal Ulen Ketan Khas Tasikmalaya, Kerap Jadi Sajian Favorit saat Hari Raya
Merdeka.com - Sajian makanan dari beras kerap menjadi pilihan utama saat hari raya Idulfitri. Tak hanya ketupat yang khas, ulen ketan atau nasi uli menjadi sajian yang populer terlebih di wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat.
Untuk kebanyakan warga di Tasikmalaya, ulen biasanya disajikan dengan dua cara seperti dibakar di atas bara api maupun digoreng kering. Walau begitu, tekstur Ulen Ketan tetap lembut di bagian dalam dan nikmat saat disantap.
Selain di Tasikmalaya, makanan tersebut juga populer di tatar Sunda lainnya seperti Kuningan hingga Banten. Khusus di Banten, ketan tersebut akan disajikan dengan kuah semur daging dan biasa menjadi alternatif pengganti ketupat. Berikut informasi selengkapnya.
-
Bagaimana cara mengonsumsi kopi dengan makanan manis? Jika Anda ingin mengonsumsi makanan atau minuman manistersebut, sebaiknya lakukanlah setidaknya satu jam sebelum atau sesudah minum teh atau kopi.
-
Bagaimana cara menikmati ketan bintul? Saat masuk mulut, tekstur ketannya halus dan berbeda dengan jenis lainnya. Ketannya juga liat, dan bercita rasa asin gurih, sehingga cocok dipadukan bersama daging sapi.
-
Kenapa gorengan cocok dipadukan dengan teh manis? Biasanya gorengan akan dipadukan dengan minuman hangat seperti teh manis.
-
Apa yang unik dari makan ketan Kemayoran? Dikutip dari kanal YouTube Fokus Indosiar, terdapat cara unik untuk memakan ketan susu di sana. Alih-alih disantap terpisah, banyak pengunjung yang justru mencampurkan tempe goreng gurih dengan satu suap ketan manis atau kelapa.
-
Kenapa kue kacang cocok untuk momen Lebaran? Setiap gigitan kue kacang yang renyah dan beraroma kacang, yang dilengkapi dengan sentuhan manis yang pas, membawa kenangan indah akan momen bersama yang dirayakan setiap tahun.
-
Bagaimana cara membuat camilan kopi ini? Kumpulkan semua bahan yang diperlukan. Pastikan oat instan, almond, dan biji chia dalam keadaan bersih dan kering. Persiapan bahan sebelumnya akan mempermudah proses pembuatan.
Nikmat Sebagai Teman Minum Kopi
ilustrasi ulen ketan goreng
brilio.net©2021 Merdeka.com
Melansir laman budaya-indonesia.org, biasanya Ulen Ketan akan dimakan sembari ditemani secangkir kopi hangat yang sedikit manis. Sensasi unik langsung terasa saat keduanya berpadu padan di dalam mulut, sehingga cocok disantap saat sore hari Lebaran.
Selain kopi, Ulen Ketan juga cocok disantap bersama secangkir teh hangat dengan sensasi kenikmatan yang tiada tara. Namun balik lagi, masyarakat bisa menyajikannya sesuai selera, karena Ulen Ketan merupakan makanan netral yang bisa disantap dengan cara manis maupun gurih.
Saat mampir ke Tasikmalaya, Ulen Ketan bisa menjadi oleh-oleh yang wajib dibawa pulang oleh para wisatawan maupun pemudik yang singgah.
Cara Membuat Ulen Ketan Goreng
Dilansir dari Merdeka.com, Ulen Ketan Goreng sendiri cukup mudah dibuat. Pertama siapkan 1 kg beras ketan putih, kemudian 400 gr kelapa parut setengah tua dengan ukuran besar, selanjutnya 1 gelas air mendidih, ¾ sdm garam dan tepung beras maupun terigu untuk dibalurkan agar tidak lengket saat digoreng.
Untuk membuatnya, pertama cuci bersih beras ketan. Rendam selama 2-3 jam. Tiriskan lalu kukus sekitar 25 menit sampai ketan berubah warna menjadi bening.
Keluarkan dari kukusan. Masukan ke dalam wadah, beri garam lalu siram dengan air mendidih. Aduk rata.
Masukkan kelapa, aduk rata. Biarkan beberapa saat supaya air terserap oleh beras ketan. Kukus kembali sampai matang.
Keluarkan ketan, lalu masukkan ke dalam wadah yang kokoh, tumbuk saat masih panas sampai butirannya halus dan lengket.
Cetak sesuai selera. Bisa dipipihkan di atas nampan yang dialasi dengan plastik. Tunggu sampai dingin dan padat. Kemudian iris sesuai selera.
Baluri dengan tepung beras atau tepung terigu, lalu goreng dengan minyak panas. Setelah ketan dibungkus dengan daun, bisa disimpan di kulkas supaya tahan lama.
Asal Usul dan Filosofi di Balik Ketan Sebagai Kudapan
Melansir dari briliofood.net, keberadaan ketan sebagai sebuah kuliner diketahui sudah berasal dari zaman Majapahit di masa lampau. Disebutkan jika lengketnya ketan mengandung filosofi tertentu.
Ikatan Praktisi Kuliner Indonesia, Ucu Sawitri sempat mengatakan beberapa waktu lalu bahwa ketan identik dengan makanan untuk berkumpul.
"Budaya Indonesia kan emang senengnya emang ngumpul. Jadi sambil ngumpul, ditemani dengan teh hangat atau kopi, dan makanannya itu ketan," katanya.
Bagi masyarakat zaman dahulu, ketan itu kan memiliki tekstur yang lengket dan menempel, jadi diibaratkan saat berkumpul kedekatannya semakin akrab.
"Zaman dahulu bukan hanya orang kerajaan aja berkumpul, tapi rakyat jelata juga. Ada minuman entah kopi atau teh di dalam kendi, pasti ada jajanan kecilnya, nah itu terbuat dari ketan. Nah ketan itu kan glutennya tinggi, nah dia lengket, satu sama lain kan lengket tuh nah itu diibaratkan ngumpul sore itu kedekatan kita semakin akrab dan baik," jelasnya.
Selain itu menurutnya, ketan identik dengan sajian yang dikombinasikan dengan bahan manis. Dari situ mengandung filosofi bahwa dari proses mengumpul itu akan menimbulkan suatu kesan yang manis. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketan Susu Kemayoran jadi spot kuliner malam yang murah meriah di Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaLebaran menjadi momen hadirnya hidangan-hidangan khas daerah yang mungkin jarang ditemukan serta menambah suasana Idul Fitri semakin terasa.
Baca SelengkapnyaBakwan talas, camilan gurih dengan sensasi renyah buah talas.
Baca SelengkapnyaMakanan ini memiliki kesan tersendiri di lidah para penikmatnya.
Baca SelengkapnyaMeriahkan Idul Fitri dengan santapan-santapan khas yang menggoyang lidah.
Baca SelengkapnyaLemang merupakan hidangan tradisional yang terbuat dari beras ketan yang dikukus dalam bambu.
Baca SelengkapnyaNasi uduk khas Betawi jadi menu yang wajib untuk dicicipi saat singgah ke Jakarta
Baca SelengkapnyaBukan hanya Pempek, Palembang juga memiliki sajian kuliner lain yang menarik dan unik untuk dicoba.
Baca Selengkapnya'Mie Lendir' makanan khas Riau dan Batam. Mie ini memiliki kuah sangat kental berwarna cokelat.
Baca SelengkapnyaSajian kuliner ala masyarakat Lampung sejenis kue ini menjadi andalan ketika perayaan hari-hari besar Islam.
Baca SelengkapnyaDi Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca SelengkapnyaKue khas Kalimantan Tengah ini sudah diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Baca Selengkapnya