Perbedaan Hutang dan Piutang yang Jarang Diketahui, Jangan Sampai Keliru

Merdeka.com - Dalam dunia usaha atau dunia bisnis, tentu saja istilah hutang sering ditemui, begitu pun juga dengan piutang. Hutang dan piutang kerap dianggap sama padahal memiliki pengertian yang berbeda.

Hutang merupakan suatu hal yang pasti hampir pernah dilakukan semua orang, entah karena benar-benar tidak memiliki uang sama sekali atau berhutang karena gaya hidup. Bisa dikatakan bahwa hutang merupakan kebalikan dari aset, di mana semakin banyak hutang justru hal itu akan menunjukkan semakin kecil tingkat kekayaan seseorang. Apakah dalam hal ini kamu termasuk orang yang jumlah hutangnya lebih besar ketimbang jumlah aset yang kamu miliki?

Pada dasarnya, hutang bukanlah sesuatu yang buruk. Hutang terdiri dari dua jenis: hutang produktif dan hutang konsumtif. Hutang produktif merupakan hutang yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan yang mendatangkan manfaat finansial secara langsung, seperti pinjaman untuk modal usaha. Sebaliknya, hutang negatif merupakan hutang yang digunakan untuk kegiatan yang sifatnya konsumtif, misalnya pinjaman untuk pergi berlibur atau berbelanja.

Berikut ini informasi lengkap mengenai perbedaan hutang dan piutang yang jarang diketahui, perhatikan jangan sampai keliru telah dirangkum accountingcoach.com dan paper.id.

Pengertian Hutang dan Piutang

Perbedaan hutang dan piutang sudah dapat dilihat bahkan hanya dari pengertiannya saja. Berikut ini pengertian hutang dan piutang yaitu:

Hutang merupakan suatu kewajiban saat ini di mana perusahaan mencatat jumlah hutangnya kepada pemasok atau vendor untuk barang atau jasa yang diterimanya secara kredit. Sedangkan piutang merupakan suatu aset lancar di mana perusahaan mencatat jumlah berhak dikumpulkannya dari pelanggan yang menerima barang atau jasa secara kredit. Dengan kata lain piutang adalah hasil keuntungan dari penjualan tetapi uangnya masih berada di pelanggan.

Hutang juga merupakan hal yang paling dihindari pemilik usaha. Namun dalam kenyataannya hutang ternyata juga dapat berkontribusi dalam bisnis apabila dikelola dengan baik. Setidaknya ada tiga jenis hutang yang dilakukan oleh para pelaku usaha yakni hutang jangka menengah, hutang jangka pendek, dan hutang jangka panjang.

Jika hutang merupakan sesuatu yang dihindari maka lain halnya dengan piutang yang merupakan bagian dari aset lancar (current asset) yang merupakan harta yang dimiliki oleh sebuah pemilik usaha atau perusahaan dalam bentuk tunai. Selain itu, jenis harta ini juga bisa dicairkan dalam waktu kurang dari setahun karena biasanya piutang hanya dilakukan oleh seorang pelanggan berkisar satu minggu sampai dengan satu bulan.

Contoh Kasus Hutang dan Piutang

Hutang dalam bisnis hanya akan dilakukan apabila hal itu dapat memberikan dampak terhadap kemajuan dalam bisnis seperti misalnya untuk pembelian mesin produksi atau pun penambahan karyawan. Pada umumnya hutang yang dilakukan akan dicatat dalam neraca keuangan, yang mana dalam laporan tersebut akan diperlihatkan pula tujuan dari peminjaman uang.

Sedangkan contoh piutang dapat digambarkan sebagai berikut:Misalnya perusahaan A menjual 15 mesin cuci ke toko X dengan harga 350 juta namun uangnya baru akan dibayarkan di akhir bulan.

Bisa disimpulkan bahwa Perusahaan A akan menerima 350 juta pada akhir bulan. Namun karena belum sampai tenggat waktu yang ditentukan, maka toko X masih menyimpan uang tersebut. Uang sebesar 350 juta itulah yang kemudian disebut piutang milik perusahaan. (mdk/nof)