Sepenggal Sejarah Kanal Mookervaart di Pinggir Sungai Cisadane, Peninggalan Tahun 1678 untuk Cegah Banjir di Tangerang
Sejak dulu, Kanal Mookervaart memiliki peran untuk mengendalikan banjir akibat luapan Sungai Cisadane.
Sejak dulu, Kanal Mookervaart memiliki peran untuk mengendalikan banjir akibat luapan Sungai Cisadane.
Sepenggal Sejarah Kanal Mookervaart di Pinggir Sungai Cisadane, Peninggalan Tahun 1678 untuk Cegah Banjir di Tangerang
Kota Tangerang yang terletak di Provinsi Banten, tidak hanya dikenal sebagai salah satu kota penunjang ibu kota Jakarta. Sisi menarik dari kota ini rupanya turut menyimpan banyak bangunan bersejarah peninggalan Belanda, salah satunya Kanal Mookervaart yang ada di pinggir Sungai Cisadane.
Tampak mempercantik tata kota, rupanya bangunan ini memiliki fungsi vital sejak pertama dibangun pada 1678. Sejak dulu, Kanal Mookervaart memiliki peran untuk mengendalikan banjir akibat luapan Sungai Cisadane.
-
Apa fungsi Sungai Cibanten di masa kerajaan Banten Girang? 'Cibanten ini sangat vital pada masanya, karena sebagai rute transportasi, juga sebagai pertahanan di masa Kerajaan Banten Girang,' terangnya.
-
Kapan Bendungan Pamayaran mulai dibangun? Menurut sejarahnya, bendungan ini dibangun selama 20 tahun, dimulai pada 1905 dan selesai di 1925.
-
Dimana Bendungan Pamayaran berada? Lokasinya terletak persis di tengah-tengah batas wilayah antara Desa Pamarayan, Kecamatan Pamarayan dan Desa Panyabrangan, Kecamatan Cikeusal.
-
Kapan Bendungan Pucang Gading dibangun? Pintu air itu dibangun pada tahun 1918 oleh pemerintah kota praja Semarang.
-
Kapan banjir terjadi di Jakarta pada masa VOC? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya. Salah satunya adalah Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen yang menjabat pada 1619-1623 dan 1627-1629. Jan Pieterszoon membangun sejumlah kanal untuk mengendalikan air dari sungai-sungai yang membelah Jakarta, salah satunya adalah Sungai Ciliwung.
-
Siapa yang membangun Bendungan Pamayaran? Bendungan Pamarayan Lama di Kabupaten Serang, Banten jadi dam terbesar yang pernah dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda.
Hingga sekarang, Kanal Mookervaart masih eksis sebagai salah satu infrastruktur terpenting sejak era kolonialisme sampai modern di Kota Tangerang.
Yuk, intip kisahnya di masa silam berikut ini.
Pertama Dibangun untuk Pengendali Banjir
Mengutip laman resmi Pemkot Tangerang, Kanal Mookervaart diketahui dibangun oleh tuan tanah yang kesohor di Tangerang masa itu bernama Vincent van Mook.
Ia ingin mengendalikan volume air yang mengalir di Sungai Cisadane agar tidak meluap, sehingga wilayah Tangerang terbebas dari banjir.
Sosok Vincent van Mook memang dikenal memegang peranan penting di Tangerang sebagai pemilik banyak tanah yang pada masa itu dikenal dengan sebutan “Landheer”. Air hasil pengelolaan kanal akan didistribusikan ke kanal-kanal yang ada di Kota Batavia sehingga tidak menumpuk.
Mengalirkan Air Bersih
Dalam buku “Tiga Dekade Sejarah dan Pembangunan Kota Tangerang” karya M.A.A Syahid dan Alfian Nugraha Fauzi disebutkan bahwa peran kanal tak hanya persoalan banjir.
Karena di zaman itu peruntukannya juga untuk mendistribusikan air bersih.
Kanal menjadi gerbang manajemen air secara fisik yang didesain dengan dua pintu air. Ketika terdapat air bersih, maka volumenya akan dialihkan ke sungai-sungai kecil yang biasanya mengalir ke permukiman penduduk dan perkebunan warga.
Walau dibangun di abad ke-17, namun teknologi Belanda yang digunakan sudah canggih sehingga kanal bisa bekerja dengan baik hingga hari ini dan tetap kokoh.
Jadi “Pelabuhan Mini” di Tangerang
Selain untuk pengelolaan air, kanal ini juga memiliki peran penting sebagai tempat pemberangkatan transportasi air berupa perahu. Berkat adanya kanal ini, perahu-perahu yang memiliki peran penting di Tangerang bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan menunjang geliat transportasi di sana.
Saat ini, bagian kanal yang mencolok adalah adanya dua pintu air yakni pintu air kecil (Sewan) dan pintu air besar (Getek).
Karena perannya yang penting, saat ini Kanal Mookervaart menjadi salah satu cagar budaya paling potensial yang ada di Kota Tangerang sebagai penunjang perkembangan tata kota di sana.
Saat ini, eksistensi kanal legendaris tersebut diperingati dengan keberadaan festival sejarah dan budaya bertajuk “Festival Mookervaart” yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya. Selanjutnya, Festival Mookervaart tahun ini akan diselenggarakan pada 30-31 Mei 2024 di Taman Hutan Kota, Kota Tangerang.
Dilestarikan Melalui Festival Mookervaart
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Rizal Ridolloh mengatakan bahwa kanal ini masih akan terus dirawat sebagai bagian dari warisan sejarah masa silam.
Saat ini, perawatan kanal tersebut salah satunya dilakukan melalui kegiatan bernama Festival Mookervaart. Dalam festival tersebut ditampilkan pameran arsip berupa dokumentasi foto kanal di masa silam, termasuk penampilan musik hingga kebudayaan khas Kota Tangerang.
“Festival Mookervaart ini dinilai menjadi momentum untuk meningkatkan rasa kepedulian masyarakat terhadap keleastian sejarah dan budaya yang ada di sekitar kanal legendaris tersebut,” terangnya.