Tata Cara Itikaf di Bulan Ramadan, Perhatikan Adab saat Berdiam Diri di Masjid
Merdeka.com - Selain menjalankan ibadah puasa dan salat tarawih, ada kegiatan ibadah lain di bulan Ramadan yang mungkin jarang terlihat di bulan-bulan lain, yaitu itikaf, atau berdiam diri di dalam masjid.
Secara bahasa, itikaf berarti menetap pada sesuatu. Sedangkan secara syar’i, itikaf memiliki arti menetap di masjid dengan tata cara yang khusus disertai dengan niat. Dalam kitab lisanul arab, itikaf sendiri memiliki makna merutinkan (menjaga) sesuatu.
Itikaf biasa dilakukan saat bulan Ramadan, khususnya di sepuluh malam terakhir bulan Ramadan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kegiatan ibadah dan juga mendapatkan malam spesial yang hanya ada di bulan Ramadan, yaitu malam lailatul qodar.
-
Mengapa itikaf dianjurkan di malam Lailatul Qadar? Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
-
Kenapa orang beriktikaf di 10 hari terakhir Ramadan? Iktikaf umumnya dilakukan pada 10 hari terakhir bulan Ramadan, yang merupakan periode penting dalam agama Islam. Pada waktu ini, umat Muslim percaya bahwa terdapat malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan yaitu Lailatul Qadar.
-
Kapan itikaf biasanya dilakukan? Biasanya, orang-orang akan mulai beritikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadan dengan tujuan untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.
-
Apa yang istimewa dari malam Lailatul Qadar? 'Malam Lailatul Qadar adalah malam istimewa dalam agama Islam. Disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai 'malam yang lebih baik dari seribu bulan', Lailatul Qadar adalah malam yang dipercayai turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW.'
-
Apa kegiatan yang dilakukan saat itikaf? Selama iktikaf, individu yang melaksanakannya terlibat dalam berbagai kegiatan ibadah seperti membaca Al-Quran, berzikir, salat, berdoa, dan merenungkan makna kehidupan.
-
Apa yang membuat malam Lailatul Qadar istimewa? Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat istimewa dalam agama Islam. Malam ini lebih baik dari seribu bulan atau setara dengan 83 tahun 4 bulan. Malam Lailatul Qadar juga merupakan malam yang penuh dengan kemuliaan dan keberkahan.
Lalu, bagaimana tata cara itikaf di bulan Ramadan?
Tata cara itikaf bukan sekedar berdiam diri di dalam masjid. Tapi dalam tata cara itikaf kita juga harus tahu waktu lamanya itikaf, hal-hal yang dapat membatalkan itikaf, hingga adab yang harus diperhatikan saat berdiam diri di dalam masjid.
Hukum Itikaf
qamarislamkhan.com
Dikutip dari rumaysho.com, Ibnul Mundzir mengatakan bahwa para ulama telah sepakat jika hukum dari itikaf adalah sunnah, bukan wajib. Namun, jika seseorang bernadzar untuk melaksanakan itikaf, maka hal itu menjadi wajib bagi dirinya.
Dalam tata cara itikaf, waktu itikaf yang lebih afdhol adalah di akhir bulan Ramadan, yaitu di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis ‘Aisyah, ia berkata,
"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beritikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beritikaf setelah kepergian beliau." (HR. Bukhari dan Muslim).
Tujuan beritikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan adalah untuk mendapatkan malam lailatul qodar. Dengan beritikaf, kita bisa menghindari segala urusan dunia dan dapat berfokus untuk beribadah, berdoa, dan berzikir.
Waktu Lamanya Itikaf
Itikaf adalah kegiatan berdiam diri di masjid. Oleh karena itu, kegiatan itikaf harus dilakukan di dalam masjid, dan boleh di masjid mana saja. Tata cara itikaf di masjid ini didasarkan pada firman Allah SWT,
"(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid." (QS. Al Baqarah : 187).
Kemudian para ulama berselisih pendapat tentang masjid yang seperti apa yang bisa dijadikan tempat itikaf. Imam Malik mengatakan bahwa itikaf boleh dilakukan di masjid mana saja, asal di sana ditegakkan sholat lima waktu.
Imam Asy Syafi’i pun berpendapat demikian, namun dengan menambahkan syarat, yaitu di dalam masjid tersebut juga diadakan sholat Jum'at. Hal ini bertujuan agar ketika waktu sholat Jum'at tiba, orang-orang yang beritikaf tidak perlu keluar dari masjid.
Tata cara itikaf berikutnya dilihat dari lamanya waktu beritikaf. Para ulama sendiri telah sepakat bahwa tidak ada batasan waktu maksimal untuk beritikaf. Namun, para ulama masih berselisih terkait waktu minimal seseorang bisa dikatakan itikaf.
Bagi ulama yang mensyaratkan itikaf harus disertai dengan puasa, maka waktu minimalnya adalah satu hari. Ulama lainnya berpendapat bahwa diperbolehkan kurang dari sehari, namun tetap disyaratkan puasa.
Imam Malik mensyaratkan minimal sepuluh hari. Imam Malik juga memiliki pendapat lainnya, yaitu minimal satu atau dua hari. Sedangkan bagi ulama yang tidak mensyaratkan puasa, waktu minimal seseorang dikatakan telah beritikaf adalah selama ia sudah berdiam di masjid dan tanpa dipersyaratkan harus duduk.
Menurut Shahih Fiqh Sunnah, itikaf tidak dipersyaratkan untuk puasa, dan hanya disunnahkan. Kemudian menurut mayoritas ulama, itikaf tidak memiliki batasan waktu minimal, jadi Anda diperbolehkan jika hanya sesaat di malam atau di siang hari.
Al Mardawi rahimahullah mengatakan, "Waktu minimal dikatakan itikaf pada itikaf yang sunnah atau itikaf yang mutlak adalah selama disebut berdiam di masjid (walaupun hanya sesaat)."
Adab Beritikaf
islam-today.ru
Dalam tata cara itikaf, hendaknya seseorang menyibukkan diri dengan melakukan berbagai amalan seperti berdoa, berdzikir, bersholawat pada Nabi, atau membaca Al Quran. Dan dimakruhkan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat. Karena pada dasarnya kita beritikaf di masjid agar bisa fokus untuk beribadah.
Dalam tata cara itikaf, ada beberapa hal yang diperbolehkan dan juga yang dapat membatalkan itikaf. Hal yang dibolehkan saat itikaf antara lain:
Sedangkan hal yang dapat membatalkan itikaf adalah:
Wanita Beritikaf
Tidak hanya kaum pria saja, wanita pun juga diperbolehkan untuk beritikaf. Hal ini terlihat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengizinkan istri beliau untuk beritikaf. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa beritikaf pada bulan Ramadhan. Apabila selesai dari shalat shubuh, beliau masuk ke tempat khusus itikaf beliau. Dia (Yahya bin Sa’id) berkata: Kemudian ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha meminta izin untuk bisa beritikaf bersama beliau, maka beliau mengizinkannya.” (HR. Bukhari).
Dari ‘Aisyah, ia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beritikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beritikaf setelah kepergian beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Namun, tetap ada syarat yang harus dipenuhi oleh wanita jika ingin beritikaf di masjid, yaitu:
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penting untuk membaca niat doa itikaf sebelum melakukan amalannya.
Baca SelengkapnyaDoa itikaf wajib dilafalkan sebelum melaksanakan sholat itikaf. Doa itikaf ini adalah niat dilafalkan sebelum melaksanakan sholat itikaf
Baca SelengkapnyaUmat muslim mulai melakukan itikaf di masjid-masjid selama sepuluh hari terakhir pada bulan suci Ramadan.
Baca SelengkapnyaI'tikaf adalah aktivitas ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca SelengkapnyaMalam Lailatul Qadar adalah salah satu momen istimewa dalam Islam yang penuh keberkahan dan ampunan. Ini tata cara, niat serta waktu terjadinya Lailatul Qadar.
Baca SelengkapnyaItikaf adalah bentuk ibadah di mana seseorang berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca Selengkapnya10 hari terakhir adalah momen penting dalam Ramadhan. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah dengan membaca doa ini.
Baca SelengkapnyaDoa Lailatul Qadar Allahumma Innaka ini bisa diamalkan pada 10 hari terakhir Ramadan
Baca SelengkapnyaMalam-malam dalam 10 hari terakhir bulan Ramadan merupakan waktu yang sangat istimewa dan penuh berkah.
Baca SelengkapnyaMalam Lailatul Qadar adalah malam yang istimewa dan penuh keberkahan.
Baca SelengkapnyaDalam malam lailatul qadar juga merupakan malam yang penuh akan ampunan.
Baca SelengkapnyaBerikut amalan malam Lailatul Qadar sesuai sunnah Rasulullah SAW.
Baca Selengkapnya