Bekas Area Prostitusi dan Kriminal, Begini Sejarah Rusun Marunda Jakarta Utara
Rusunawa Marunda dibangun melalui Kementerian PUPR pada tahun 2004-2006
Rusunawa Marunda dibangun melalui Kementerian PUPR pada tahun 2004-2006
Bekas Area Prostitusi dan Kriminal, Begini Sejarah Rusun Marunda Jakarta Utara
Rumah susun sederhana sewa (rusunawa) merupakan program andalan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Salah satunya, Rusunawa Marunda yang sudah dibangun melalui Kementerian PUPR pada tahun 2004-2006 silam. Rusunawa Marunda menyisakan sejarah yang kompleks mulai dari sisi struktur bangunan hingga birokrasi pemerintah daerah.
Berdasarkan tuturan Anah, warga yang mendiami wilayah Rusun Marunda, mengatakan, dahulu sebelum dibangun rusun, tempat ini acap kali digunakan untuk prostitusi dan perbuatan kriminal lainnya. Bahkan, menurutnya daerah ini termasuk zona 'hitam' kejahatan.
"Bisa dibilang dulu ini tuh tempat prostitusi gelap, tempat ibaratnya pembunuhan lah, apa lah. Itu sebelum dibangun Rusun Marunda" ucap Anah di kawasan Rusun Marunda, Jakarta Utara, Rabu (13/9).
Saat pembangunan baru selesai, Rusun Marunda ini tidak langsung dihuni warga. Dikutip dari situs Kementerian PUPR, lantaran ada masalah kesepakatan antara Pemerintah Daerah (pemda) DKI Jakarta dengan Kementerian Keuangan. Titik terang pemanfaatan rusunawa itu akhirnya ditandatangani antara kedua pihak.
Di samping itu, masalah problematik yang kerap terjadi di Rusun Marunda adalah sistem pengairan. Pada blok C5, banyak warga mengeluhkan soal pengairan. Menurut Ranada, warga blok C5 mengatakan, banyak hunian yang bocor, sistem perpipaan yang tak tertata dengan baik menjadi salah satu penyebabnya.
Kendati demikian, Rusunawa Marunda diperuntukkan bagi masyarakat korban penggusuran di beberapa titik seperti Luar Batang dan Kampung Pulo. Selain itu, rusun ini juga diperuntukkan bagi warga penghuni kolong tol dan jembatan.
Pada masa pemerintahan Gubernur DKI Joko Widodo, Rusunawa Marunda digunakan untuk warga korban banjir di sekitar Penjaringan.
"Warga rusun sini, kebanyakan ya dari orang korban kena gusur di Jakarta Utara, beberapa warga kolong jembatan yang waktu itu kan banyak tempat jadi RPTRA," ungkapnya.
Kini, wilayah Marunda yang dikenal kumuh dan gelap, seiring berjalannya waktu memberikan nilai ekonomi tersendiri. Di dalam gedung Rusun Marunda Blok C contohnya, ada beragam unit bisnis usaha milik warga dan sirkulasi ekonomi dapat berputar di Rusun Marunda.
Reporter magang: Fandra Hardiyon