Keluarga Neng minta Agus dihukum mati
Merdeka.com - Keluarga bocah berinisial PNF alias Neng (9), sangat geram dengan perbuatan Agus Darmawan yang memerkosa dan membunuh siswi kelas 4 sekolah dasar tersebut. Keluarga mengutuk keras perbuatan Agus.
"Saat ini belum (keluarga Agus meminta maaf), dan untuk permohonan maaf saya pribadi tidak bisa memaafkan. Saya mau keluarga ini (Agus) harus merasakan apa yang dirasakan keluarga saya," kata ayah Neng, Asep Saepuloh kepada merdeka.com saat ditemui di kediamannya Kampung Rawa Lele, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (10/10) malam.
Asep mengaku tidak akan memaafkan Agus sebelum pelaku dihukum dengan seberat-beratnya. Menurutnya, hukuman penjara pun tak belum tentu menjamin kejadian seperti yang menimpa anaknya takkan terulang lagi.
-
Siapa yang sering melakukan kekerasan pada anak? Sayangnya, sering kali kekerasan ini dilakukan oleh orang-orang terdekat, termasuk orang tua mereka.
-
Siapa saja yang memberi tekanan sosial pada anak? Peer pressure atau tekanan dari teman sebaya adalah tantangan yang mungkin dihadapi oleh anak-anak di sekolah atau saat bermain dengan teman-teman mereka.
-
Siapa yang membully anak Andika? Sang putra, mendapat makian dari salah satu orangtua siswa karena masalah sepele terkait mainan.
-
Kenapa anak Andika dibully? Sang putra, mendapat makian dari salah satu orangtua siswa karena masalah sepele terkait mainan.
-
Siapa yang punya pengaruh terhadap anak pelaku bullying? Anak yang cenderung berteman dengan teman-teman yang juga menunjukkan perilaku negatif, seperti suka berkelahi atau mengejek orang lain, lebih berisiko menjadi pelaku bullying.
"Lain ceritanya kalau dia sudah dihukum mati lain ceritanya. Kalau belum dihukum mati kami keluarga tidak memaafkan," beber Asep.
"Dalam artian apa, kami takut kalau dia dibebaskan lagi dengan hukuman berapa tahun yang sedang atau ringan ini dia ada disini lagi, dia akan merusak lagi anak anak yang lain," tambahnya.
Asep menambahkan jika sosok Agus ini kerap meresahkan masyarakat karena kerap mempengaruhi anak-anak saat sedang berkumpul di warungnya.
"Karena dia sering ngumpulin anak-anak buat nongkrong di situ (warungnya) dari malem sampai pagi. Ya adalah kalau anak-anak ini pernah di cekokin narkoba. Ada sebagian yang mengatakan, pernah dipaksa untuk gele (ngeganja), pernah dipaksa ngisep sabu. Kalau minuman udah biasa lah," kata dia.
Asep pun tak menyangka bahwa pembunuh anaknya adalah teman dekatnya sewaktu kecil. Dia pun meminta pelaku dihukum berat.
"Sedikit terkejut, tidak menyangka kalau orang ini adalah pelaku dari pembunuhan anak saya. Shock," tutupnya.
Sebelumnya, polisi menetapkan Agus sebagai tersangka kasus pembunuhan bocah dalam kardus, Neng, di Kamal, Jakarta Barat. Penetapan ini dilakukan setelah dua hari dirinya ditahan sebagai tersangka kasus pencabulan dan narkoba di sekitar tempat tinggal Neng, Kalideres.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alibi FA menyebut AH pergi ke Bali untuk menemui seorang perihal urusan utang-piutang, ternyata bohong
Baca SelengkapnyaBerang putranya diintimidasi oleh salah satu orang tua murid, Andika Mahesa ajak duel di ring.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Berry Juana Putra mengatakan peristiwa itu terjadi karena keduanya terlibat cekcok di rumah keduanya.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap pelaku pembunuhan pengusaha roti di Maros.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara dicekik pelaku hingga meninggal dunia dan jasadnya langsung dibuang ke sawah yang ada di sekitar rumah tinggal pelaku dan korban.
Baca SelengkapnyaAndika Kangen Band kemudian melaporkan kejadian yang menimpa putranya ke polisi.
Baca SelengkapnyaPembunuhan tersebut dipicu masalah bisnis. Pelaku kesal tak mendapatkan bagi hasil.
Baca SelengkapnyaKorban ternyata bernama I Komang Agus Asmara (25).
Baca SelengkapnyaDua pelaku merencanakan pembunuhan korban karena jengkel dengan sikapnya yang tidak mau ikut aturan tahanan senior.
Baca SelengkapnyaWarga awalnya hanya mencium bau busuk dan tak mencurigai rumah korban menjadi sumber aroma tersebut.
Baca SelengkapnyaSaat tersangka A tiba di lokasi, mereka bersorak dan berteriak.
Baca SelengkapnyaPenembakan ini terjadi pada Rabu (18/9) dini hari.
Baca Selengkapnya